CHAPTER 4

2.7K 93 0
                                    

Kini jam sudah menunjukkan pukul lima sore, tapi kedua manusia tersebut masih setia dalam alam mimpi masing-masing.

Namun beberapa menit kemudian Reina mulai terbangun dari mimpi Indan nya. Ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di perutnya. Ia pun membuka matanya dan tampakklah wajah tampan Farel yang sedang terlelap dan masih berada di alam mimpinya.

"Aaaaa!" teriak Reina sambil menendang tubuh Farel hingga ia jatuh tersungkur dari atas ranjang.

'Brak, gedubrak!'

"Ngapain lo tidur di kamar gue? Pasti mau macam–macam kan lo, ngaku aja deh lo," sentak Reina, yang belum menyadari dimana ia sekarang berada.

"Eeee, cewek aneh! Lo liat dong, ini kamar lo apa bukan," sewot Farel.

Reina menatap sekelilingnya, ia baru menyadari bahwa tempat tersebut bukan kamarnya.

"Trus sekarang gue dimana?" tanya Reina.

"Di apartemen gue. Lo tidurnya kebo banget sih, gue bangunin juga, tapi nggak bangun-bangun lo. Yaudah gue bawa lo kesini, masih untung gue nggak tinggalin lo dijalan," gerutu Farel.

Reina berpikir sejenak, ia mengingat saat ia tertidur di atas motor Farel. "Yaudah maaf, kan tadi gue refleks. Siapa juga yang suruh lo peluk–peluk gue," kata Reina sambil membantu Farel untuk bangun.

"Ya reflek sih refleks, tapi nggak usah nendang juga kali. Sakit nih bokong gue," gerutu Farel.

"Yaudah sih, gitu doang lebay banget lo," kata Reina. "Yaudah gue balik duluan," ucao Reina sambil mengambil ranselnya.

"Yaudah gue anterin lo," ucap Farel.

"Nggak usah, gue bisa sendiri," tolak Reina.

"Emangnya lo nggak takut? Daerah sini tuh rawan kejahatan," ucap Farel menakut–nakuti Reina. Emang dasar kang modus, nggak pernah ada habis akalnya dalam cari kesempatan.

"Nggak takut,"

"Lo nggak takut nanti digangguin preman?"

"Nggak"

"Begal?"

"Nggak"

Prampok?"

"Gue nggak takut,"

"Pshykopat?"

'Deg!'

Mendengar kata pshykopat, Reina langsung menghentikan langkahnya. Ia benar–benar sangat takaut dengan jenis manusia satu itu. Yang dimana, mereka bisa dengan mudah membunuh manusia tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Ok, sekarang anterin gue pulang," kata Reina, sambil berbalik menghadap Farel.

Farel tersenyum dalam hati, karena berhasil membohongi Reina.

"Gue nggak mau," tolak Farel.

"Lah, kok gitu sih Rel. Anterin gue dong," ucap Reina, sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Tadi lo sendiri yang bilang bisa pulang sendiri kan, jadi pulang sendiri aja sana."

"Jangan gitu dong, Rel. Pliss, anterin gue,"

"Ok, gue anterin. Tapi ada syaratnya."

"Syarat nya apaan?"

"Lo, harus berangkat dan pulang sekolah bareng gue selama satu bulan"

"Lah, kok gitu sih. Emangnya nggak ada syarat lain apa?"

"Nggak ada! Kalo lo mau, ya gue anterin lo pulang sekarang,"

Reina berpikir sejenak. "Yaudah, ok. Tapi cuma selama satu bulan doang kan,"

"Iya,"

"Yaudah ayo anterin gue pulang,"

"Iya bentar, gue mau ganti baju dulu,"

"Jangan lama–lama lo,"

"Iya bawel," ucap Farel dan berlalu ke kamar mandi untuk mengganti seragam nya, dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

*******

Setelah beberapa menit, Farel sudah selesai mengganti seragam nya dengan baju santai. Ia pun langsung bergegas mengantar Reian.

Dan sekarang mereka sedang berada di tenagah jalan menuju ke rumah Reina.

"Rel, gue laper nih. Kita makan dulu ya," kata Reina.

"Yaudah, kita cari restauran yang dekat sini," ucap Farel.

"Nggak usah, mending kita makan di situ aja," ucap Reina sambil menunjuk gerobak nasi goreng.

"Emangnya lo nggak rissih makan di pinggir jalan kayak gini?" tanya Farel, sambil menepikan motornya di dekat gerobak nasi goreng tersebut.

Reina memutar matanya malas. "Ngapain juga risih? Toh disini makanannya bersih kok, jadi nggak perlu ada yang dikhawatirin," ucap Reina sambil berjalan menuju gerobak nasi goreng.

Namun pergelangan tangannya langsung dicekal oleh Farel.
"Lo yakin mau makan disini? Biasanya kan kebanyakan cewek itu nggak mau makan dipinggir jalan, kayak gini," kata Farel.

"Hufh... Lo pikir gue sama kayak cewek–cewek  lo itu?" tanya Reina. "Nih ya, menurut gue, dimana pun dan apapun makanannya, yang penting halal, bersih dan bikin kenyang, ya kenapa nggak," terang Reina.

'Lo emang beda sama cewek–cewek lain, Rei. Gue rasa gue sekarang udah benar–benar jatuh cinta sama lo. Dan gue bakal perjuangin cinta lo, gue akan buat lo juga cinta sama gue,' batin Farel sambil menatap Reina.

"Ehh, kok lo jadi bengong sih?" tanya Reina membuyarkan lamunan Farel. "Yaudah ayo," ajak Reina sambil menarik tangan Farel.

********

Setelah tadi memesan nasi goreng nya. Mereka pun duduk di kursi yang sudah memang disediakan disana.

Tak lama kemudian, makanan yang mereka pesan pun tiba. Mereka pun langsung menyantap makanan masing-masing.

Tiba–tiba ponsel Reina bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Ia pun langsung membuka aplikasi warna hijau di ponselnya.

@Pisty
[Reina, jadi kan kita malam ini?"]

"Iya, jelas lah jadi. Jangan lupa ajak yang lainnya juga"

[Ok, nanti kita langsung kumpul disana aja.]

Reina hanya membaca pesan terakhir dari Pisty. Setalah itu ia langsung memasukkan ponselnya kedalam saku seragam nya. Setelah itu ia pun kembali menyantap nasi goreng nya.

Next
#Acc_min

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang