Kedua geng motor yang memang ditakuti di daerah itu sedang berkumpul di bescame yang sudah menjadi tempat mereka untuk berkumpul.
"Gimana ceritanya sih Reina bisa kena culik?" tanya Aldo.
"Tadi gue sama Reza balik ke parkiran buat ambil motor, trus Reina nunggu di depan gerbang, saat gue balik ke sana dia udah nggak ada di sana, dan gue dapat ini," terang Farel seraya memperlihatkan kertas yang ia temukan tadi.
Aldo dan yang lain membaca isi kertas itu. "Kurang ajar, siapa yang berani main–main sama sepupu gue," geram Aldo.
"Gue yakin, ini semua pasti ulah si Arsya, karena tadi aja dia udah terang-terangan mau habisin si Reina," ucap Alam.
"Tapi gue rasa dia nggak mungkin bisa lakuin itu semua sendiri, pasti ada orang yang bantu dia," tukas Aldo.
Sedangkan Daren sedari tadi hanya mondar mandir seraya mengutak-atik ponselnya.
"Kenapa sih lo dari tadi mondar-mandir nggak jelas?" tanya Risky.
"Gue berusaha hubungin si Bryan, dia bisa bantu kita buat lacak keberadaan Reina, tapi ponselnya nggak aktif dari tadi," tutur Dare.
"Apa jangan-jangan si Bryan yang bantuin si Arasya," selidik Alam.
"Bisa jadi sih, soalnya waktu itu kan Reina pernah bilang kalo dia pernah liat Bryan di rumah sakit," timpal Risky.
"Kalian nggak bisa nyalahin dia gitu aja, siapa tau dia punya alasan lain pergi ke rumah sakit, bukan buat temuin si Arasya," ucap Daren.
"Siapa pun orangnya baik Bryan maupun orang lain, kalo Reina sampai kenapa–napa, mereka bakal gue habisin," geram Farel.
"Yaudah gini aja, kita mencar. Sebagian geng meteor dan sebagian geng black cobra cari ke bagian selatan kota, yang lain nya cari ke bagian timur dan utara, sedangkan kita cari ke bagian barat," tutur Aldo.
"Gue setuju dengan pendapat Aldo. Jadi kalian semua cepat mencar dan bagi tiga kelompok kalian," tegas Daren.
Semua anggota geng meteor dan black cobra membagi diri menjadi tiga kelompok dan mulai menyusuri kota sesuai dengan arahan yang telah mereka dapat. Sedangkan di bescame itu hanya menyisakan Farel, Daren, Aldo, Alam, Risky, dan beberapa anggota meteor dan juga black cobra, kira–kira jumlah mereka hanya sekitar tujuh orang.
"Kita harus cepat nemuin Reina karena firasat gue nggak enak," ucap Farel.
"Lo tenang aja, Reina pasti akan baik-baik aja. Gue yakin sepupu gue nggak akan bisa kalah gitu aja," tutur Aldo.
Keduabelas orang itu langsung bergegas menyusuri kota ke bagian barat, sesuai dengan rencana yang telah disepakati tadi.
*****
Di lain tempat seorang gadis baru saja sadar dari pengaruh obat bius, keadaan gadis itu sedang terikat di sebuah kursi.
"Ck, siapa yang berani nyulik gue kayak gini," gerutu gadis itu yang tidak lain adalah Reina.
Reina menggerakkan badannya berusaha mengurai ikatan tali yang mengikat tubuhnya. Entah kebetulan dari mana, tepat di sampingnya terdapat pecahan kaca, dengan sigap ia langsung menjatuhkan dirinya agar mudah meraih pecahan kaca itu. Dengan berusaha keras, ahirnya pecahan kaca itu dapat ia genggam walaupun harus menggores telapak tangannya. Ia mulai mengikis tali tersebut dengan pecahan kata itu, cukup lama ia melakukannya ahirnya ikatan tali itu dapat terlepas.
"Ahirnya lepas juga tuh tali sialan," kata Reina.
Reina langsung merogoh saku roknya dan mengeluarkan ponselnya menghubungi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
De Todo"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...