CHAPTER 32

1.3K 42 0
                                    

Kini sudah lebih dari seminggu Reina dirawat di rumah sakit. Gadis itu sudah membaik dan sekarang ia sudah mulai ke aktifitas sehari harinya. Kini Ia sedang berada di depan gerbang rumahnya menunggu kedatangan seseorang, siapa lagi jika bukan Farel.

"Farel kemana sih, udah jam segini masih belum datang juga," gerutu Reina.

Selang beberapa menit kemudian, sebuah motor sport sudah terparkir rapih di depan Reina.

"Pagi pacar," sapa Farel.

"Lama banget sih, aku udah hampir setengah jam loh berdiri di sini," omel Reina.

"Maaf, tadi aku kesiangan makanya jadi telat," ucap Farel.

"Yaudah, ayo berangkat," ucap Reina.

Ahirnya Farel mulai mengendarai motornya menuju SMA Tunas Bangsa.

Sesampainya di sana, mereka langsung disambut oleh sahabat–sahabat mereka.

"Reina! Kangen!" teriak  Pisty dan Alisa memeluk Reina.

"Lebay banget kalian berdua, kayak nggak ketemu setahun aja," ucap Reina.

"Kita udah nggak ketemu satu minggu loh, masa lo nggak kangen sama kita," kesal Pisty mencebik bibirnya.

"Iya-iya sini peluk," ucap Reina merentangkan kedua tangannya. Mereka bertiga berpelukan layaknya teletabis.

Cukup lama mereka berpelukan, sampai suara seseorang mengalihkan perhatian mereka.

"Farel!" panggil seorang gadis.

"Kenapa Ra?" tanya Farel.

"Kamu kenapa nggak jemput aku sih, kamu tega banget," ucap Arasya seraya memanyunkan bibirnya.

'Jadi ini cewek yang ngaku sahabat kecilnya Farel. Bibirnya pengen gue bogem kayaknya," batin Reina menggerutu.

Sementara sahabat mereka menatap tidak suka ke arah Arasya. Sebenarnya mereka tidak yakin bahwa Arasya adalah sahabat Farel. Dapat dilihat dari penampilan nya yang tidak menggambar kan anak sekolah sama sekali. Baju ketat, serta make up tebal layaknya adonan tepung.

"Sayang dia siapa," ucap Reina seraya memeluk lengan Farel, sengaja membuat Arasya panas.

"Dia Arasya, sahabat kecil aku yang pernah aku ceritain," jawab Farel.

"Hi, aku Arasya, sahabat Farel," ucap Arasya seraya mengulurkan tangannya ke arah Reina.

"Reina, pacarnya Farel. Sorry tangan gue masih sakit, jadi nggak bisa salaman deh," ucap Reina mendramatis.

"Tangan kamu sakit?" tanya Farel khawatir.

"Iya nih, tiba–tiba aja sakit," bohong Reina. Karena sebenarnya tangannya tidak apa–apa, hanya saja ia tidak mau bersalaman dengan Arasya.

"Yaudah kita ke uks aja ya," ajak Farel.

"Tapi gendong," rengek Reina.

Farel tersenyum, ia langsung mengangkat tubuh Reina ala bridel style. Reina melirik ke arah Arsya yang menampakkan wajah menahan amarah nya.

'Lo salah pilih lawan," batin Reina.

'Lo boleh sekarang jadi pacar Farel, tapi nggak lama lagi akan jadi mantan,' batin Arsya, dan langsung pergi meninggalkan parkiran.

Sementara sahabat mereka tertawa senang melihat ekspresi Arasya.

"Sepupu gue emang the best," kata Aldo.

"Si muka tepung salah pilih lawan. Kaka gue mau di lawan," ucap Icha.

Pletak!

Satu jitakan mendarat di kening mulus Icha, pelakunya adalah Aldo.

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang