CHAPTER 7

2.2K 80 0
                                    

Saat ini seorang gadis cantik sedang meyusuri koridor sekolah barunya dengan aerphone yang setia melekat di telinganya, sambil bersenandung ria. Dia adalah Icha yang baru pindah ke sekolah Reina dan teman-teman nya. Dapat dikatakan bahwa ini adalah hari pertama ia sekolah di sekolah tersebut.

Karena terlalu asik bersenandung, Icha tidak memperhatikan jalannya. Akhirnya tanpa sengaja ia menubruk seorang yang sedang berjalan berlawan arah dengan nya.

'Bruk!'

"Awws!" ringis Icha, saat bokongnya menyentuh lantai.

"Lo nggak papa?" tanya orang tersebut dengan muka datarnya.

"Ehh, lo bisa liat kan gue jatoh, ya pasti sak–" Icha langsung mengatupkan mulutnya saat ia melihat siapa laki–laki di depannya.

"Ehh, Kak Aldo," ucap Icha cengengesan.

"Lo tau nama gue?" tanya Aldo yang masih dengan ekspresi datarnya.

"Iya kak. Kenalin aku Icha, anak baru di sekolah ini, aku temannya kak Reina," ucap Icha sambil menjulurkan tangannya.

Namun hanya di tanggapi dengan satu hurup oleh Aldo, yaitu 'o'. Setelah itu, ia langsung pergi meninggalkan Icah di koridor.

"Huh, dingin banget dah. Tapi tenang, bukan Icha namanya, kalo semudah itu nyerah," ucap Icha seraya merapikan roknya.

"Kak Aldo, Icha datang," heboh Icha, untung saja suasana koridor sudah sepi, jadi tidak ada yang mendengar nya. Karena bel sudah berbunyi lima menit yang lalu.

********

Bel tanda istirahat sudah berbunyi semua siswa yang berada di kelas Reina berhamburan keluar kelas menuju kantin. Sekarang hanya tersisa Reina dan dua sahabatnya di kelas, siapa lagi jika bukan Pisty dan juga Alisa.

Namun dari luar terdengar suara cempreng seseorang menuju ke ke kelas mereka.

"Halo, Kak Reina ku sayang," teriak gadis tersebut.

"Apaan sih, Cha. Teriak–teriak nggak jelas," ucap Alisa.

"Ehh tunggu, ngapain lo ada di sini, trus ngapain pakai seragam sekolah ini juga?" tanya Reina.

"Aku sekolah di sini kak," jawab Icha.

"What!" teriak ketiga gadis tersebut.

"Ada angin dan hujan apa lo, sampai pindah kesini. Padahal kan udah lama kita ajakin lo buat pindah, tapi lo selalu nolak, trus sekarang malah pindah sendiri," ucap Reina.

Icha hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mmm, gue tau nih. Ini dia pasti udah kecantol cinta si Aldo nih," Pisty memicingkan matanya.

"Hehe, Kak Pisty tau aja," ucap Icha.

"Si Aldo, kulkas berjalan itu. Gila, gue nggak tau gimana caranya lo bisa jatuh cinta sama tu kulkas," ucap Reina.

"Cinta itu datang tanpa permisi kak. Intinya sekarang aku lagi jatuh cinta, dan akan aku perjuangin,"

"Buciin!" teriak ketiga gadis tersebut.

"Udah, mendingan kita ke kantin aja. Udah laper nih gue," ucap Alisa.

"Yaudah, kuy lah,"

Namun saat akan keluar dari kelas, mereka dihadang oleh tiga gadis.

"Sini lo!" kata seorang gadis diantara ketiganya sambil menarik tangan Reina dan membawanya masuk ke dalam kelas.

"Mau lo apa sih?" tanya Reina malas.

"Nggak usah sok ganjen deh lo sama Farel! Farel itu punya gue, jadi stop deketin dia," ucap Laura.

Laura adalah teman sekelas Fare, ia sudah menyukai Farel sejak lama, namun tidak pernah dianggap oleh Farel.

"Lo jangan ngomong ke gue dong, ngomong aja ke pacar lo. Dia yang deketin gue, buka gue yang deketin dia," ucap Reina. "Heran deh gue, udah nggak dianggap sama Farel ehh masih ngebet mau deketin dia, mana nggak tau malu lagi," sambung Reina menatap remeh Laura.

"Lo bilang gue nggak tau malu!" sentak Laura.

'Plak!'

Satu tamparan mendarat mulus di pipi chuby Reina. Siapa lagi pelakunya kalo bukan Laura.

Reina langsung menarik kerah baju Laura dan menatap tajam gadis tersebut, yang langsung membuat nyali nya menciut.

"Lo berani nampar gue, berarti lo mau main–main sama gue," tekan Reina.

"Tunggu aja, permainannya girl," ucap Reina sambil melepas kerah baju Laura dengan kasar.

Setelah itu, ia langsung pergi ke luar kelas. Namun disana ia bertemu dengan Farel and the geng yang ternyata sedang mencarinya.

"Lo mau kemana?" tanya Farel menarik pergelangan tangan Reina.

"Bukan urusan lo!" ketus Reina menepis tangan Farel dengan kasar dan berlalu meninggalkan Farel.

"Reina kenapa?" tanya Farel, saat ia melihat Pisty di kelas.

"Nih, tanya aja sama pacar lo ini yang udah berani nampar sahabat gue," kata Pisty sambil menatap sinis Laura, setelah itu, langsung keluar kelas, namun didikuti Risky.

"Sekali lagi, lo buat masalah sama kaka gue, gue jamin hidup lo di sini nggak akan tenang," ucap Icha, dan juga berlalu pergi diikuti oleh Alisa.

Walaupun ia murid baru, dan juga notabennya sebagai adik kelas, tapi ia tidak terima jika ada yang menyakiti Reina. Karena ia sudah menganggap Reina sebagai kakaknya sendiri.

Setelah kepergian keempat gadis tersebut. Laura langsung memeluk lengan Farel dengan gaya manjanya.

"Rel, mereka jahat sama aku," adu Laura, dengan gaya centil nya yang membuat Farel jijik dan langsung menepis tangan Laura dengan kasar.

"Jijik gue liat tingkah lo kayak gini. Awas aja kalo sampai Reina kenapa–napa, lo bakal terima akibatnya," ucap Farel sambil menekan setiap katanya.

Next
#Acc_min

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang