CHAPTER 36

1.1K 47 0
                                    

     Kini Icha sudah dipindahkan ke ruang rawat,  Reina dan yang lain sedang menunggu gadis itu sadar. Tapi didalam sana ada yang berbeda, penampakan Aldo tidak ada disana. Entah dimana cowok itu berada.

"Eugh!" lenguh Icha.

"Kamu udah sadar?" tanya Daren.

Icha menatap Daren. "Belum kak, Icha belum sadar," jawab Icha.

"Lah kok bisa ngomong?" beo Daren.

Pletak!

"Lo bego ya. Ya jelas lah Icha udah sadar, lo liat sendiri kan tuh matanya melek," sewot  Reina seraya menjitak kening Daren.

"Kamu nggak pa-pa?" tanya Farel.

"Nggak pa-pa gue, tapi nggak usah manggil kamu juga," kata Daren.

"Kepedean lo, gue nanya pacar gue. Dia nggak pa-pa kan, setelah jitak lo," ucap Farel.

Semua orang yang ada di ruangan itu langsung tertawa melihat raut wajah kesal Daren.

"Dasar! Nggak ceweknya, nggak cowoknya sama-sama no have ahlak," ucap Daren.

Ting!

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Daren.

"Yaudah, Cha. Kaka balik dulu, ada urusan penting," pamit Daren.

"Iya, hati-hati kaka," ucap Icha.

"Icha, kami juga pamit ya, nggak pa-pa kan Icha sendiri  dulu," ucap Reina.

"Iya nggak pa-pa kak, hati-hati ya semuanya," ucap Icha.

Reina, Farel, dan kawan-kawan pergi meninggalkan ruang inap Icha. Mereka langsung menyusul Daren.

"Hufh! Sepi lagi deh, nggak jauh beda sama di rumah," gumam Icha.

*****

"Daren!" teriak Reina.

"Ada apa?" tanya Daren.

"Lo udah tau kan, siapa dibalik ini semua," ucap Reina.

"Gue masih harus pastiin," ucap Daren.

"Kalo udah pasti, langsung hubungi anggota gue, lo tau harus hubungin siapa. Pelakunya serahin ke gue," ucap Reina.

"Nggak!" tegas Farel.

"Kenapa sih?" kesal Reina.

"Kamu nanti kenapa–napa giman Rei?" khawatir Farel.

"Tenang aja, aku akan baik-baik aja kok. Dia berani ngusik salah satu anggota the anggel, brarti mau punya urusan sama aku," tutur Reina.

"Tapi harus hati–hati," ucap Farel.

"Iya tenang aja. Ayo pulang," ucap Reina.

****

Di lain tempat, Icha sedang berusaha meraih gelas air yang ada di nakas. Namun sedikit lagi tangannya sampai, sebuah tangan kekar lebih dahulu mengambil gelas air itu.

"Mau minum?" tanya Aldo.

"Ka-ka Aldo? Nagapain di sini?" tanya Icha.

"Kamu mau minum kan, nih minum dulu," ucap Aldo berniat membantu Icha minum.

"Icha bisa sendiri, " ucap Icha seraya merampas gelas itu dari tangan Aldo.

Icha langsung meneguk air itu separuh, dan langsung meletakkan kembali gelasnya ke tempat semula.

"Kamu udah nggak pa-pa?" tanya Aldo.

"Kaka nggak usah sok peduli!" ketus Icha.

"Maafin kaka Cha, gara-gara kaka kamu jadi kayak gini," ucap Aldo.

"Hemm." Icha memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kaka nggak suka kalo kamu dekat sama cowok lain. Kaka emang egois, tapi itu faktanya, kaka cemburu," ucap Aldo seraya menarik dagu  Icha agar gadis itu menghadap ke arahnya.

"Icha dengar kaka kan? Icha maafin kaka kan?" tanya Aldo menatap dalam mata Icha.

"Kak Aldo nggak risih deket sama cewek murahan kayak Icha?" sinis Icha.

Aldo menghempaskan napasnya kasar. Jujur, ia benar-benar menyesal mengucapkan semua itu, saat itu rasa cmburu menguasai hatinya, jadi tanpa sadar ia melontarkan kata-kata yang tidak seharusnya.

"Maafin kaka Cha, kaka nggak maksud," ucap Icha menggenggam tangan Icha.

"Icha cuma cewek murahan di mata Kak Aldo kan, jadi kaka nggak usah ngerasa bersalah karena jujur," kata Icha.

Aldo tidak tau lagi mau mengatakan apa. Ia langsung mendekap Icha kedalam pelukannya.

"Maafin kaka, kaka lakuin itu semua karena kaka cinta sama kamu," ucap Aldo yang masih setia memeluk Icha.

Degh!

'Kak Aldo cinta sama Icha? Tapi jangan baper dulu Cha, paling aja dia cuma ngerasa bersalah, trus ngomong kayak gitu," batin Icha, seraya melepas pelukan Aldo.

"Icha capek kak, Icha mau istirahat," ucap Icha.

"Yaudah, kamu istirahat," ucap Aldo membantu Icha berbaring kembali dari posisi duduknya.

"Kalo butuh apa–apa, kaka ada di sini," ucap Aldo.

Icha tidak membalas ucapan Aldo, ia memejamkan kedua matanya menuju alam mimpi.

Cup!

"Kamu mungkin belum bisa maafin kaka, tapi kaka nggak akan berhenti sebelum kamu mau maafin kaka. Kaka benar–benar sayang sama kamu Cha," ucap Aldo mencium  kening Icha cukup lama.

Kata-kata yang telah kita lontarkan tidak mampu untuk kita tarik kembali.  Kadang kita tidak sadar kata yang kita ucap itu menyakiti hati orang lain. Memang kita tidak bisa menariknya kembali, tapi kita mampu memperbaiki kesalahan yang telah kita ucapkan dengan belajar untuk tidak mengulang kesalahan itu lagi serta buat orang yang sudah kita sakiti memaafkan kita, walaupun sulit tapi tetap harus kita lakukan.

Next

#Acc_min

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang