Gadis yang mengakui namanya sebagai Sinta itu menyenderkan kepalanya ke kepala ranjang. Ia rasanya tidak percaya dengan kondisi kamar tersebut, begitu banyak wajahnya yang ditempel kan di setiap dinding kamar.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka dan menampakkan Daren yang masuk dengan nampan di tangannya.
"Udah bangun?" tanya Daren.
"Belum!" jawab gadis itu.
"Lah kok bisa jawab?" tanya Daren.
"Lo kan liat gue udah melek kayak gini, masih aja lo nanya," sewot gadis itu.
"Kan cuma nanya doang," ucap Daren.
"Ini kok foto gue ada di sini semua, lo dapat darimana semuanya," tanya gadis itu.
"Itu foto Sindy," jawab Daren.
"Pantesan aja lo bilang kalo gue pacar lo, ehh tapi emang Sindy pacar lo?" ucap gadis itu.
"Sindy pacar gue, gue kan udah jelasin," kata Daren.
"Bukannya kalian udah putus ya," ucap gadis itu.
"Lo kok bisa tau?" tanya Daren.
"It-tu kar-rena--."
"Karena apa?"
"Karena lo ngomong kan tadi pas di pantai," jawab gadis itu.
"Emang gue ada cerita kalo gue sama Sindy putus?" selidik Daren.
"Walaupun lo nggak ngomong, tapi gue yakin kalo Sindy itu bukan cewek bodoh yang akan tetap bertahan kalo udah dikecewain," ucap gadis itu
"Gue makin yakin kalo lo itu Sindy, Sindynya gue, bukan Sinta," ucap Daren.
"Serah lu mau pikir apa pun, yang penting gue udah jelasin siapa gue. Mungkin karena emang kebetulan aja muka kami mirip," ucap Sinta.
"Terserah lo mau ngomong apa, tapi gue yakin sepenuh hati kalo lo itu Sindy, ya walaupun gue nggak tau gimana sebenarnya alur takdir sampai kita harus alami hal yang kayak gini," tutur Daren.
Sinta, gadis itu sedikit tertegun mendengar penuturan Daren. "Segitu cintanya ya lo sama Sindy, istimewa banget kayaknya tuh cewek," ucap Sinta.
"Gue emang cinta sama lo, apa pun yang terjadi nggak akan ada yang bisa gantiin posisi lo di hati gue," ucap Daren.
"Bukan gue tapi Sindy," tukas Sinta.
"Apa pun yang lo bilang, tapi hati kecil gue percaya kalo lo itu Sindy," ucap Daren.
"Terserah lo, gue mau pulang. Makin lama di sini makin pusing kepala gue," ucap Sinta dan berniat pergi dari kamar itu.
"Gue anter lo pulang, tapi lo harus makan dulu," ucap Daren.
"Nggak usah, gue bisa makan di rumah aja," ucap Sinta.
"Gue nggak ijinin lo pulang kalo lo nggak mau makan, lo punya penyakit mag, nggak boleh telat makan," tutur Daren.
"Lo nggak masukin racun kan dalam makanan itu?" selidik Sindy.
Daren memakan sesendok makanan itu ke mulutnya. "Gue udah makan, jadi gue pastiin kalo ini nggak beracun," ucap Daren.
Sinta hanya pasrah dan mulai memakan makanan yang dibawa oleh Daren.
******
Di tempat lain, Reina dan Reza sudah selesai dengan latihan mereka.
"Kamu tunggu di sini dulu ya, aku ambil motor dulu," ucap Farel.
"Yaudah sana cepetan aku udah capek nih," ucap Reina.
Farel langsung berlari menuju parkiran bersama Reza dan hanya menyisakan Reina di depan gerbang.
"Lama banget sih Farel," gerutu Reina.
Tiba–tiba dari arah belakang, ada seseorang yang membekap mulut dan hidung Reina dengan saputangan yang sudah diberi obat bius, sehingga gadis itu tidak sadarkan diri.
"Bawa dia ke mobil," titah seorang gadis kepada dua pria bertubuh kekar.
"Siap nona." kedua pria itu mengangkat tubuh Reina dan memasukkannya ke dalam mobil.
"Permainan dimulai," ucap gadis itu tersenyum sinis.
Mereka langsung melajukan mobil meninggalkan gerbang sekolah, namun sebelum itu, terlebih dahulu gadis itu meletakkan tas Reina di depan gerbang tersebut dengan sebuah surat.
*****
Farel baru keluar dari gerbang, namun tak menampakkan tanda keberadaan gadisnya di sana.
"Rei, Reina!" panggil Farel, namun tidak ada sahutan.
"Reina kamu di mana, jangan buat khawatir dong!" teriak Farel.
Brak!
Tanpa sengaja kakinya menabrak tas Reina yang sengaja ditinggalkan gadis tadi. Farel mengangkat tas tersebut dan mendapatkan surat yang ditinggalkan gadis tadi.
'REINA AMAN SAMA GUE, LO NGGAK USAH CARI DIA LAGI. SEBENTAR LAGI DIA AKAN MATI!'
Farel meremas surat itu, ia segera menghubungi semua sahabat–sahabatnya dan semua anggota geng motornya untuk membatu mencari di mana keberadaan Reina.
"Arrrgg! Kenapa lo tinggalin Reina sendirian di sini Farel!" teriak Farel menarik rambutnya frustasi.
"Kalo Reina sampai kenapa–napa, maka gue pastiin tuh penculik akan mati!" geram Farel, dan mulai mengendarai motornya menuju bescame nya, tempat ia dan teman–temannya sudah berjanji berkumpul.
Next
#Acc_min
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
Acak"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...