CHAPTER 35

928 44 0
                                    

    Kini bel tanda istirahat sudah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelas mereka, tidak terkecuali Icha. Gadis cantik itu juga bergegas keluar dari kelasnya. Ia menyusuri koridor, tujuannya adalah kelas Daren, karena cowok itu sudah memberitahu kelas mana ia akan tempati.

Namun baru di tengah perjalanan, tangan Icha terlebih dahulu ditarik oleh seseorang dan membawanya ke arah parkiran.

"Mau kemana lo tadi?" tanya orang itu dengan wajah dinginnnya.

"Bukan urusan kak Aldo!" ketus Icha.

"Jawab gue Icha!" bentak Aldo.

"Kak Aldo kok kadi bentak Icha sih, emang urusan Icha mau kemana itu penting buat kaka?" kata Icha.

"Lo pasti mau nemuin Daren kan? Jawab gue!" lagi–lagi Aldo membentak Icha, entah kenapa ia tidak suka jika Icha dekat dengan cowok lain.

"Kalo iya emang kenapa? Apa urusannya sama kaka!" ucap Icha yang tidak kalah tinggi nada suaranya.

"Lo jadi cewek murahan banget sih, kemaren lo deketin gue, sekarang lo deketin cowok lain. Nggak usah sok centil deh lo jadi cewek!" sinis Aldo.

Degh!

"Icha bukan cewek murahan! Kak Aldo sendiri kan yang nggak mau diganggu, Kak Aldo sendiri yang bilang kalo Icha hanya pengganggu dalam hidup kaka, trus untuk apa Icha deketin Kak Aldo lagi kalo cuma buat gangguin orang yang cuma anggap Icha sebagai benalu dalam hidupnya!" bentak Icha.

Kata-kata yang dilontarkan Aldo benar–benar menyakiti perasaannya. Tidak ada seorang wanita pun yang mau disebut wanita murahan, apalagi kata-kata itu terucap dari mulut orang yang kita sayang.

"Hiks Icha nggak murahan hiks...Icha cuma bodoh, bodoh karena jatuh cinta sama orang yang sama sekali hiks...nggak pernah anggap Icha ada hiks...Icha nggak akan pernah ganggu kak Aldo lagi," ucap Icha dan langsung pergi ke arah gerbang meninggalkan Aldo yang mematung karena ucapannya.

"Hiks...Kak Aldo jahat hiks...Icha benci sama Kak Aldo hiks," isak Icha yang terus berlari tanpa melihat jalan.

Tanpa Icha sadari, sebuah mobil yang sudah dari tadi mengawasinya melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi.

"Mati lo sekarang," ucap pengendara mobil itu.

"Icha awas!" teriak Reina yang sudah berada di parkiran, karena memang ia sedari tadi mencari Icha. Ia diberitau oleh siswa lain bahwa Icha dan Aldo berada di parkiran. Langsung saja ia dan yang lainnya bergegas ke sana.

Icha menoleh, dan betapa terkejutnya ia melihat mobil yang melaju ke arahnya. Icha segera menghindar, namun sialnya karena mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi ahirnya Icha sempat terserempet dan ia jatuh ke trotoar alhasil kepalanya terpentur trotoar.

"Icha!" teriak Daren yang melihat adegan itu, ia langsung berlari ke arah Icha.

"Icha bangun! Jangan kayak gini dek," ucap Daren.

"Bawa Icha ke rumah sakit sekarang!" titah Reina.

"Gue bawa motor," jawab Daren.

Reina berlari ke arah Aldo yang masih mematung di tempat.

"Kalo lo nggak mau nolongin Icha, yaudah bawa sini kunci mobil lo. Minimal lo punya sedikit rasa kemanusiaan Do," ucap Reina kepada Aldo karena memang pemuda itu kebetulan membawa mobil.

"Nggak!" ucap Aldo.

"Aldo, lo mau ada berita sepupu bunuh sepupu sendiri!" teriak Reina.

"Gue yang bawa mobilnya, gue yang antar Icha," ucap Aldo dan pergi mengeluarkan mobilnya membantu membawa Icha ke rumah sakit.

"Untung sepupu, kalo nggak udah gue bacok tuh orang," kesal Reina.

"Udah nggak usah ngomel-ngomel, ayo ke rumah sakit," ajak Farel.

"Ngapain?" beo Reina.

"Ya ampun, lagi darurat tapi kenapa jadi kamu yang bego sih. Kita pergi cek kandungan," ucap Farel.

"Hah!"

"Ayo cepetan, kamu nggak mau tau kondisi Icha?" kata Farel.

"Yaudah, ayo!" ajak Reina dan langsung menaiki motor Farel.

*****

Sesampainya di rumah sakit, tanpa dikomamdo Aldo langsung menggedong Icha ala bridal style. Daren hanya melongo menatap tindakan Aldo.

Icha langsung ditangani oleh dokter yang bertugas. Aldo langsung mondar-mandir didepan ruangan tersebut, ia benar–benar merasa bersalah saat ini. Karena dirinya lah Icha sampai seperti itu.

Ceklek!

Pintu terbuka dan menampakkan wanita paruhbaya dengan setelan jas putihnya.

"Gimana keadaan Icha dok?" tanya Aldo.

"Pasien tidak terluka parah, hanya benturan kecil. Dia akan dipindahkan ke ruang inap, dan sebentar lagi akan siuman," ucap dokter itu.

"Makasih dok," ucap Daren.

"Iya sudah, saya permisi," pamit dokter itu.

"Gimana bisa kejadian kayak gitu sih, Do?" tanya Daren.

"Sebenarnya...."

Aldo menceritakan yang sebenarnya terjadi, mulai dari ia membawa Icha ke parkiran sampai bagaimana kejadian itu terjadi.

Bugh!

Satu pukulan mendarat tepat di muka mulus Aldo. Jika kalian mengira pelakunya adalah Daren, maka kalian salah. Karena orang yang memukul Aldo adalah Reina. Ia dan yang lain baru saja sampai saat Aldo menceritakan semuanya.

"Lo gila ya Do?!" bentak Reina.

"Punya akal kan lo. Lo nggak tau apa yang dirasain Icha pas lo ngomong kayak gitu. Lo sepupu gue atau bukan sih, lo pakai dong otak lo!" bentak Reina.

"Sebenarnya gue mau marah dan pengen hajar lo habis-habisan Do. Tapi gue tahan itu, karena gue yakin lo itu dewasa. Lo pasti punya alasan kenapa lo ngelakuin itu. Tapi asal lo Icha itu adik sepupu gue, jadi lo nggak usah cemburu," tutur Daren.

"Sorry, gue benar–benar bodoh. Gue nggak akan pernah ngulaingin kesalahan gue lagi. Gue sadar kalo gue cinta sama Icha," ungkap Aldo.

"Iya sekarang lo sadar, semoga aja Icha nggak sadar kalo dia udah cinta sama orang yang salah," ucap Reina.

"Pokonya ya, Do. Kalo Icha nggak mau maafin lo, maka gue juga nggak mau maafin lo," ucap Reina.

"Iya, gue nggak akan nyerah sampai Icha maafin gue," ucap Aldo.

"Bagus, itu baru sepupu gue," ucap Reina.

"Tugas kalian," ucap Reina kepada Farel, Risky, Alam, dan Daren.

"Cari orang yang udah nabrak adik gue!" titah Reina.

"Gue yakin itu semua disengaja," sambung Reina.

"Gue nggak akan biarin orang yang udah berani ganggu adik gue bisa berkeliaran seenaknya. Dia harus dapat hadiah," sambung Reina.

Next

#Acc_min

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang