Kini Reina sudah sampai di rumahnya, namun baru satu langkah ia akan menaiki tangga menuju kamarnya, suara seseorang langsung menghentikan langkahnya.
"Darimana kamu? Keluyuran lagi, nggak bosan ya kamu buat masalah. Atau kamu mau jadi seorang jal*ng? Apa kurang uang yang ayah kamu berikan, hah!" ucap seorang wanita parubaya.
"Maaf nyonya Risa gisrianti, saya bukan gadis seperti yang anda pikirkan. Apa pantas seorang ibu mengatakan hal yang serendah itu terhadap putrinya, putri kandungnya sendiri?" ucap Reina, seraya menekan kata 'putri kandung.'
Reina tersenyum miris. "Jika anda ingin tau saya kemana dua hari ini, maka anda bisa tanyakan kepada ayah saya, kemana saya pergi selama dua hari ini. Itupun jika memang anda ingin tau," Reina langsung berlari menaiki gundukan anak tangga menuju kamarnya.
Setelah sampai di kamar nya, ia langsung melempar tasnya ke sembarangan arah, dan langsung merebahkan dirinya di king size nya.
Banyak sekali hal yang menjadi beban pikirannya saat ini. Mulai dari Farel yang tidak lagi peduli pada dirinya, dan ditambah lagi ibunya yang selalu saja memojokkan dirinya, dan selalu menampakkan kebenciannya terhadap Reina yang notabennya adalah anak kandungnya sendiri.
"Andai waktu itu gue yang mati, pasti hidup gue nggak akan kayak gini, dan dia masih bisa buat mama bahagia," lirih Reina dan tanpa terasa buliran bening mulai keluar dari pelupuk mata indahnya.
Karena kebanyakan menangis, akhirnya Reina tertidur, mungkin karena terlalu lelah. Bukan hanya lelah fisik, melainkan lelah pikiran.
*******
Kini hari sudah berganti dan matahari sudah menampakka dirinya. Reina sudah siap dengan seragam sekolah yang dikenakannya, ia pun berniat turun dan sarapan, namun setelah sampai di anak tangga terahir, ia pun menghentikan niatnya untuk sarapan karena disana sudah ada Risa, mamanya di sana.
"Bi, Reina berangkat ya!" teriak Reina, dan langsung berlalu pergi.
Reina langsung menuju dimana mobilnya berada, karena ia yakin Farel pasti tidak akan datang menjemputnya lagi, setelah kejadian kemarin dimana Farel menyuekinya.
"Non Reina tunggu!" teriak Bi Inah saat Reina akan memasuki mobilnya.
"Non, tadi belum sarapan jadi bibi buat nasi goreng untuk bekal non Reina," ucap Bi Inah.
"Makasih ya bi," ucap Reina, "Reina berangkat dulu," Reina mencium punggung tangan Bi Inah, dan mulai memasuki mobilnya.
Reina pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata–rata.
Setelah menempuh perjalanan beberapa lama, ahirnya ia sampai di parkiran SMA Nusa Bangsa. Ia mengedarkan penglihatannya ke segala arah mencari keberadaan motor Farel, namun nihil, ia tak menemukan keberadaan motor Farel.
"Kok, motor Farel nggak ada ya? Mungkin belum datang kali," gumam Reina.
"Eehh, ngapain gue mikirin dia sih, massa iya gue jatuh cinta sama Farel," monolog Reina.
"Ahh, udalah mending gue ke kelas. Bisa puyeng gue lama–lama mikirin dia."
Reina langsung bergegas menuju ke kelasnya, karena sebentar lagi bel akan berbunyi.
*******
Bel tanda istirahat sudah berbunyi, semua siswa berhamburan menuju kantin, untuk mengisi tenaga mereka yang terkuras karena berpikir.
Reina dan tiga sahabatnya ahirnya sampai di kantin yang keadaanya sudah benar–benar ramai. Mereka memutuskan untuk duduk di meja diman sahabat–sahabat Farel berada, tapi disana tidak nampak keberadaan Farel.
![](https://img.wattpad.com/cover/343725524-288-k921681.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
Random"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...