Bel tanda istirahat pertama sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Sebuah kebetulan, Sindy masuk kelas yang sama dengan Reina.
Kini Reina dan keempat sahabatnya sedang berada di salah satu meja kantin. Tiba–tiba Farel dan sahabat–sahabatnya datang dan bergabung bersama mereka.
Sindy menatap Daren sekilas. "Gue duluan ya, udah kenyang soalnya," ucap Sindy dan pergi meninggalkan kantin.
"Ehh, baru aja tiga sendok dia makan," ucap Pisty.
"Sindy kenapa? Dia kayak ngehindar dari kami," ucap Farel.
"Dia nggak ngehindarin kalian, tapi dia ngehindar dari gue." Daren menghebuskan nafasnya.
"Maksud lo apa?" tanya Reina.
"Sindy mantan gue," jawab Daren.
Flashback on
Di sebuah rooftoop sekolah, sepasang manusia sedang asik bermesraan, dia adalah Daren dan seorang gadis. Tiba–tiba pintu rooftoop dibuka dengan keras oleh seseorang.
"Sin--dy, lo ngapain di sini?" tanya gadis itu.
"Gue ngapain di sini? Harusnya gue yang nanya, ngapain kalian berduaan di sini!" bentak Sindy.
"Ini nggak seperti yang lo kira, Sin. Gue sama Daren cuma---." ucapan gadis itu langsung dipotong oleh Sindy.
"Cuma selingkuh maksud lo. Nggak nyangka, ternyata gue punya sahabat kayak ular. Lo nggak tau malu jadi cewek, pacar sahabat sendiri lo embat, emang dasar cewek murahan!" bentak Sindy.
Plak!
Satu tamparan mendarat di wajah cantik Sindy, pelakunya adalah Daren.
Sindy menatap sinis Daren dengan air mata yang entah sejak kapan mengalir.
"Gue emang bodoh pernah jatuh cinta sama cowok brengsek kayak lo. Lo kalau mau selingkuhin gue, jangan sama sahabat gue. Gue harus curhat ke siapa kalo sahabat yang seharusnya jadi orang yang nguatin gue, malah jadi alasan dari sakit gue," ucap Sindy.
"Gue kecewa sama kalian berdua, gue harap nggak akan pernah ketemu sama pengkhianat seperti kalian." Sindy menghapus air matanya dengan kasar.
"Kita putus!" bentak Sindy dan langsung berlari meninggalkan kedua orang yang masih mematung di rooftoop.
Flashback off
"Semenjak hari itu, gue nggak pernah ketemu sama Sindy lagi," ucap Daren.
Plak!
Satu tamparan mendarat tepat di wajah tampan Daren.
"Lo tau nggak, apa yang dialami Sindy karena ulah kurang ajar lo itu?!" bentak Reina.
Daren, pemuda itu hanya mampu menggelengkan kepalanya.
"Dia hampir aja bunuh diri karena saking frustasinya. Karena ulah lo, dia jadi cewek dingin dan hampir nggak mau percaya sama siapa pun!" bentak Reina.
"Gue nyesal Rei, gue tau gue salah, tapi gue juga udah berusaha cari dia dan minta maaf sama dia. Tapi dia hilang tanpa jejak selama dua tahun terahir, gue baru ketemu dia aja sekarang. Gue benar–benar mau minta maaf sama dia," ucap Daren.
"Bantu gue dapat maaf dari dia," sambung Daren.
"Lo kalo benar–benar mau minta maaf sama Sindy, lo harus berjuang karena nggak akan mudah dapatin kepercayaan orang yang udah pernah lo kecewain," tutur Farel.
"Kami yakin lo pasti bisa dapat maaf dari Sindy, asalkan lo benar–benar berjuang demi maaf dia," tutur Alam.
"Thanks semuanya, gue pasti perjuangin maaf dari Sindy," ucap Daren.
"Gue nggak akan ikut campur karena itu urusan lo sama Sindy, tapi kalo sampe lo nyakitin sahabat gue lagi, maka gue pastiin lo nggak akan bisa hidup tenang," ucap Reina.
"Gue nggak akan pernah nyia-nyiain dia lagi," ucap Daren.
*****
Di lain tempat, tepat nya di sebuah rumah sakit. Seorang gadis sedang terbaring tak berdaya di atas brankar.Perlahan mata gadis itu terbuka, ia menatap sekeliling ruangan yang ia tempati.
"Lo siapa?" tanya gadis itu kepada seorang pemuda yang sedang duduk santai di sofa ruangan itu.
"Udah sadar ternyata lo." pemuda itu berjalan ke arah gadis itu.
"Lo ngapain di sini?" tanya gadis itu.
"Gue tau apa yang terjadi sama lo, jadi gue mau ajak lo kerjasama buat balas dendam sama Farel dan Reina," ucap pemuda itu.
"Lo kok mau bantuin gue, apa lo juga dipermainkan sama mereka berdua?" tanya gadis itu.
"Lo nggak perlu tau, lo mau kerja sama atau nggak sama gue?" tanya pemuda itu, seraya mengulurkan tangannya.
"Tentu gue mau kerjasama sama lo buat balas mereka," jawab gadis itu, seraya menerima uluran tangan pemuda itu.
"Senang bisa kerjasama sama lo, Arasya," ucap pemuda itu, seraya tersenyum sinis.
Next
#Acc_min
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
Random"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...