Hari sudah berganti menjadi malam. Kini Aldo sedang berada di kamarnya. Sikap Icha tadi siang benar–benar mengganggu pikirannya. Mungkin saja, kata cinta itu sudah ada, hanya saja Aldo belum bisa menafsirkan makna perasaannya terhadap Icha.
"Ck, kenapa gue mikirin tuh anak sih!" teriak Aldo.
"Lo kenapa sih Do? Masa Lo jatuh cinta sama tuh bocah," gumam Aldo.
Aldo langsung merebahkan dirinya dia atas kasur empuknya. Ia menatap langit-langit kamarnya.
"Kenapa gue nggak suka dia ngehindarin gue? Saat pacaran sama Aini gue nggak pernah kayak gini," monolog Aldo.
"Arrgg! Gue rindu sifat dia yang kenak-kanakan!" teriak Aldo.
Ceklek!
"Kamu kenapa Do, teriak-teriak kayak gitu?" tanya Mira-mama Aldo.
"Aldo nggak pa-pa mah," jawab Aldo.
"Tadi kamu bilang rindu sifat dia, dia siapa? Aini?" tanya Mira.
"Aldo udah lama putus sama Aini mah," jawab Aldo.
"Allhamdulilah kalo gitu, mama nggak suka sama dia, dia anaknya nggak sopan sama orang tua. Tapi kamu rindu sama siapa?" kata Mira.
"Nggak tau ma," tutur Aldo.
"Kamu gimana sih, kamu kenapa? Cerita dong sama mama," kesal Mira.
"Aldo nggak tau Aldo kenapa, tapi kalo dia gangguin Aldo kadang Aldo kesal. Tapi kalo dia diamin Aldo, Aldo nggak suka," tutur Aldo.
"Namanya siapa?" tanya Mira.
"Icha, dia adik kelas Aldo," jawab Aldo.
"Kamu kangen sama sifat dia?" tanya Mira yang mendapat anggukan dari Aldo.
"Kok bisa? Anak kulkas mama dibuat jatuh cinta sama dia? Pasti dia cewek istimewa," tutur Mira.
"Jatuh cinta? Aldo jatuh cinta sama Icha?" tanya Aldo.
"Iya kamu jatuh cinta sama dia. Mungkin awalnya kamu jengkel dengan sifat dia yang Kekanak-kanakan, tapi jika dia tidak lagi menampakkan sifat itu, maka kamu akan benar–benar merindukannya," tutur Mira.
"Aldo nggak mungkin jatuh cinta sama dia mah. Udah Aldo mau mandi dulu," ucap Aldo dan pergi menuju kamar mandi.
"Dasar anak itu, jatuh cinta tapi nggak mau ngaku. Semoga aja, cewek yang dicintai Aldo adalah cewek baik," gumam Mira dan langsung pergi meninggalkan kamar putra semata wayangnya itu.
*****
Di tempat lain, Icha sedang berada di balkon kamarnya menatap langit malam yang kosong tanpa ada satupun bintang disana.
"Kamu emang bodoh Cha. Berjuang dapetin cinta orang yang sama sekali nggak pernah anggap kamu ada, bahkan dia cuma anggap kamu sebagai pengganggu Cha. Sadar Icha, sadar, jangan lagi ganggu dia. Kamu cuma pengganggu," gumam Icha seraya menatap langit malam.
***
Hari sudah berganti, malam menjadi pagi. Beberapa remaja sedang berada di parkiran sekolah. Siapa lagi jika bukan Reina, Farel, dan teman–teman."Icha nggak pa-pa?" tanya Reina menatap Icha khawatir karena wajah gadis itu terlihat pucat.
"Icha nggak pa-pa," jawab Icha.
Sementara Aldo hanya menatap Icha, ia berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang terjadi pada gadis itu.
"Do, lo anterin Icha ke uks," titah Reina.
"Dia punya kaki, dia punya mata, jadi dia bisa pergi sendiri kan. Nggak usah nyusahin orang lain." jawab Aldo.
"Icha nggak pa-pa kak, Icha baik-baik aja," jawab Icha.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
Random"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...