Kini hari sudah berganti, sudah hampir duapuluh empat jam Farel tidak menjenguk Reina ke rumah sakit. Entah apa yang menyebabkan cowok itu tidak bisa menjenguk kekasihnya itu, padahal ia sudah janji kepada Reina.
"Farel dimana sih, kenapa nggak datang lagi sih jenguk gue," kesal Reina.
Tiba–tiba sebuah notifikasi masuk dalam hp Reina. Pesan itu berasal dari Laura, karena memang sekarang Laura sudah bergabung menjadi anggota the angel, entah apa yang membuat gadis tersebut tiba–tiba ingin bergabung dengan geng Reina. Reina menerima Laura dengan senang hati karena ia merasa mungkin karena gadis itu kesepian dan tidak mempunyai teman sama sekali di sekolah.
Laura mengirim sebuah foto kepada Reina. Reina langsung menghempas hp nya begitu saja di samping bantal nya.
"Dasar pengkhianat!" geram Reina.
"Siapa yang pengkhianat sayang?" tanya Risa yang baru keluar dalam kamar mandi yanf ada di ruangan Reina.
"Bukan apa-apa kok mah," jawab Reina.
"Mukanya kenapa ditekuk kayak gitu, kamu kangen sama Farel ya," goda Risa.
"Ngapain kangen sama orang yang nggak ingat sama kita. Nggak ada gunanya ma," ucap Reina.
"Kamu ngomong apa sih. Yaudah mending sekarang kamu makan ya, mama suapin," kata Risa, dan mendapat anggukan kepala dari Reina.
Reina menerima setiap suapan yang diberikan oleh Risa, namun baru suapan kelima suara pintu terbuka mengalihkan perhatian keduanya.
Ceklek!
Pintu terbuka menampakkan wajah tampan seseorang yang sempat ibu dan anak itu bicarakan, siapa lagi jika bukan Farel.
"Malam ma," sapa Farel.
"Malam nak, kamu datang sama siap?" tanya Risa.
"Datang sendiri ma," jawab Farel.
"Mama titip Reina sebentar ya, mama mau keluar makan sebentar," ucap Risa.
"Mama belum makan? Kenapa nggak bilang sih. Mama kan punya mag, kalo kumat gimana," omel Reina.
"Mama nggak pa-pa kok, mama tadi nggak tega kalo ninggalin kamu sendirian di sini," ucap Risa.
"Ya nggak usah tahan lapar juga ma," kata Reina.
Risa terkekeh mendengar omelan anaknya. "Yaudah mama pergi makan sebentar ya," ucap Risa yang mendapat anggukan kepala dari Reina.
"Farel, mama titip Reina ya. Disuruh lanjut makannya," ucap Risa dan pergi meninggalkan Farel dan Reina.
"Keadaan kamu gimana?" tanya Farel mengusap kepala Reina, namun segera ditepis oleh Reina.
"Nggak usah sok peduli," ketus Reina.
"Kamu kenapa sih, sayang?" tanya Farel.
"Nggak usah bilang sayang, kalo sayang lo, lo umbar ke setiap cewek," sewot Reina.
"Maksud kamu apaan sih. Padahal aku bawa kabar gembira loh buat kamu,," ucap Farel.
"Kabar kalo lo selingkuh?" ucap Reina.
"Maksud kamu aoa sih? Aku nggak mungkin selingkuhin kamu. Kamu tau sendiri kan, aku sayang sama kamu," tutur Farel seraya menangkup kedua pipi chubby Reina.
"Bohong!" sentak Reina dan mengalihkan pandangannya dari Farel.
"Aku nggak bohong sayang," ucap Farel seraya memalingkan kembali wajah Reina menghadap ke arahnya.
"Ini buktinya," ucap Reina seraya menunjuk foto yang dikirim oleh Laura.
Disana terlihat dengan jelas, Farel sedang memeluk seorang gadis, dan Reina tidak mengenali wajah gadis tersebut, tapi gadis tersebut mengenakan seragam sekolah mereka.
"Di itu murid baru di kelas aku. Dia itu sa---."
"Brarti semua murid baru mau kamu peluk?"
"Dengerin dulu dong. Dia itu sahabat kecil aku, aku baru ketemu dia lagi setelah duabelas tahun," ujar Farel.
"Nggak usah peluk–peluk juga kali," sewot Reina.
"Kamu cemburu?" goda Farel.
"Nggak!" jawab Reina, tapi kedua pipi gadis itu sudah merah.
Farel tersenyum dan memeluk erat tubuh Reina.
"Nggak usah meluk-meluk, modus banget sih," ucap Reina tapi dibalas juga pelukan Farel.
"Katanya nggak usah meluk, tapi balasnya erat banget, sampai susah napas aku," kekeh Farel.
Reina melepas pelukannya. "Ohh gitu, kamu kalo aku peluk protes tapi kalo dipeluk dia nyaman banget kayaknya," kesal Reina.
"Yaudah sini peluk lagi," ucap Farel merentangkan kedua tangannya.
"Nggak!"
Farel lagi–lagi tersenyum, ia kembali mendekap tubuh Reina, bahkan sangat erat.
"Aku sayang sama kamu, jadi aku nggak mungkin khianatin kamu, sayang. Aku janji nggak akan nyakitin kamu," bisik Farel di telinga Reina.
"Jangan janji, tapi buktiin apa yang kamu ucapin itu bukan cuma bualan semata," ucap Reina dalam dekapan Farel.
Cup!
Farel mencium pucuk kepala Reina dan langsung melepas pelukannya.
"Kamu lanjut makannya ya. Setelah itu minum obatnya, trus istirahat biar cepat sembuh," ucap Farel, dan mendapat anggukan dari Reina.
Beberapa menit akhirnya makanan yang ada di mangkuk habis.
"Pacar pintar," ucap Farel mengacak rambut Reina.
"Aku emang pintar, kamu aja yang bego," ucap Reina.
"Iya-iya, sekarang minum obat trus istirahat," titah Farel.
Reina hanya menurut, gadis itu langsung meminum obat yang di diberikan Farel.
"Sekarang istirahat," titah Farel dan membantu Reina berbaring kembali.
Perlahan-lahan Reina mulai menutup kedua matanya, karena rasa kantuk mulai menyerang. Mungkin karena efek dari obat yang ia minum.
Cup!
Satu kecupan kembali mendarat di kening Reina.
"Tidur yang nyenyak my mine," ucap Farel dan mendudukkan bokongnya di kursi disamping brankar Reina, dan mengelus kepala Reina pelan.
*****
Di tempat lain, seorang gadis sedang menatap sebuah foto dari dalam hpnya. Dalam foto tersebut menampakkan Farel yang sedang tersenyum ke arah kamera.
"Target baru, tanpa capek di kejar dia datang sendiri," ucap gadis tersebut seraya tersenyum licik.
Arasya Maharani, gadis yang dianggap oleh Farel sebagai sahabat kecilnya itu. Entah benar–benar atau tidak, yang pasti gadis tersebut memiliki tujuan tersendiri.
Next
#Acc_min
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
Random"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...