Kini dalam ruangan yang bernuansa serba putih itu. Farel dengan setia menunggu Reina yang masih belum sadarkan diri. Ia senantiasa menggenggam tangan gadis tersebut yang terdapat selang infus.
"Kapan sadar sih Rei? Nggak capek apa tidur terus?" ucap Farel, seraya menundukkan kepalanya disamping tangan Reina.
"Fahri, Fahri!"
Farel langsung mendongakkan kepalanya. Ia mendapati Reina yang masih memejamkan matanya namun bibir kecilnya mengucapkan nama seseorang yang sama sekali tidak dikenali Farel.
'Fahri? Siapa Fahri, apa hubungan nya dengan Reina? Kenapa harus nama itu yang Reina ingat bahkan sebelum sadarnya nama itu yang ia ucapkan. Apakah gadis itu sama sekali tidak mengingat dirinya. Lantas, atas dasar apa ia menerima Farel jika ia masih memiliki rasa terhadap laki-laki lain. Apakah hanya agar dapat menjadi plampiasannya semata? Itulah yang ada di pikiran Farel saat ini.
Rasa kecewa dan rasa penasaran menjadi satu dalam hati Farel.
"Farel!" lirih Reina.
Farel langsung tersadar dari lamunannya, ia menatap wajah pucat yang selama beberapa jam ia tunggu kesadarannya, namun hal yang tak ia duga malah ia dapat.
"Hemm." Farel hanya menjawab dengan deheman. Entah perasaannya kini campur aduk antara senang karena gadisnya telah siuman, tapi apa pantas ia menyebutnya sebagai gadisnya. Sedangkan gadis tersebut perasaannya bukan untuk dirinya, Farel.
"Gue dimana?"
"Rumah sakit."
"Loh kok jadi pendiam kayak gini? Apa ada yang sakit? Tanya Reina.
Reina sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Karena saat ia menyebutkan nama itu, ia berada dalam alam bawa sadarnya. Jadi ia tidak mungkin menyadari apa yang ia ucapkan.
"Nggak kok." Bohong Farel. Rasanya ingin sekali ia berteriak sekarang ini. Tapi tidak mungkin.
"Farel, lo kenapa sih?" tanya Reina.
"Lo cinta sama gue atau nggak Rei?"
"Ya jelas lah gue cinta sama lo. Nggak mungkin gue mau pacaran sama lo kalau gue nggak cinta sama lo," jawab Reina.
"Tapi ken---,"
Belum sempat Farel menyelesaikan kalimatnya, suara cempreng seseorang lebih dulu menarik perhatian mereka berdua.
"Kak Reina!" teriak Icha.
Icha, Pisty, dan juga Alisa datang menjenguk Reina. Karena tadi mereka dikabari oleh sahabat–sahabat Farel tentang kecelakaan Reina dan Farel.
"Kak Reina ada yang sakit nggak? Kenapa bisa kayak gini? Siapa yang ngelauin ini ke Kak Reina?" tanya Icha.
"Kalau nanya satu-satu dong Cha, bisa-bisa makin pusing si Reina," tegur Alisa.
"Rei, gue keluar dulu ya. Gue ada urusan bentar," pamit Farel.
"Mmm, hati-hati ya." Farel langsung berlangganan pergi meninggalkan ruangan Reina. Sedangkan Reina, gadis tersebut memperhatikan punggung Farel sampai hilang di balik pintu.
*********
Di tempat lain, geng meteor sedang berkumpul. Mereka berniat akan menyerang gengnya Bryan. Mereka hanya tinggal menunggu kedatangan ketua mereka, yang tak lain dan tak bukan adalah Farel.
Sekitar limabelas menit kemudian, orang yang ditunggu pun muncul. Tapi dengan ekspresi dingin nya.
"Semuanya sudah ngumpul?" tanya Farel yang diangguki oleh semuanya.
"Sekarang kita berangkat!" ucap Farel dan langsung pergi diikuti oleh yang lainnya.
"Si Farel kenapa? Kok tiba–tiba jadi kayak gitu?" tanya Alam.
"Mungkin dia nggak sabar pengen balas si Bryan," jawab Risky.
**********
Di tempat yang berbeda pula, beberapa laki-laki sedang berkumpul. Terlihat mereka sedang merayakan sesuatu, karena di tengah-tengah mereka terdapat beberapa botol minuman.
"Gue nggak sabar dengar berita kematian si Farel," ucap Bryan.
"Iya bos, pasti Farel sama ceweknya udah mati tuh di jurang," Angga, salah satu anggota Bryan menimpali.
Mereka semua tertawa keras layaknya orang gila. Bayangkan saja, mana ada orang waras yang tertawa menanti berita kematian.
Brak!
Pintu ruangan dimana Bryan dan geng nya berkumpul didobrak dengan paksa oleh seseorang. Pelakunya tidak lain adalah Farel, orang yang sedang mereka tunggu barita kematiannya.
Semua anggota geng Bryan terkejut, bahkan Bryan pun sama terkejutnya.
"Serang!" titah Farel.
Semua anggota geng meteor langsung terlibat baku hantam dengan anggota geng Bryan. Sedangkan Farel langsung berhadapan dengan Bryan.
"Punya nyawa banyak ternyata lo," ucap Bryan yang berusaha menutup kegugupan nya.
"Atau cewek lo yang udah mati." Bryan langsung tertawa mendengar ucapan nya sendiri.
"Bacot lo!" Tanpa ampun Farel langsung menghajar Brya.
Bugh!
Bugh!
Bugh!Farel tidak lagi bisa menahan emosinya, apalagi saat bayangan Reina yang tak sadarkan diri dengan luka dikeningnya terlintas di otak Farel.
Bryan mulai kewalahan menghadapi serangan Farel. Ilmu bela diri Farel jauh lebih baik daripada ilmu bela diri dari Bryan. Sementara anggota nya sudah terkapar tidak berdaya akibat perkelahian dengan anggota meteor.
Hanya tinggal Bryan yang tersisa, dan itu sudah menjadi kewajiban Farel untuk mengakhiri nya.
Bugh!
Satu pukulan terahir dilayangkan Farel tepat pada wajah Bryan. Bryan langsung tersungkur dan tak dapat untuk berdiri lagi.
Farel menarik kerah baju Bryan. "Kalo sampai lo berani macam-macam sama cewek gue, maka gue pastiin lo nggak akan bisa jalan lagi. Ini peringatan terahir dari gue!" gertak Farel dan langsung melepas kerah baju Bryan dengan kasar. Ahirnya Bryan tak sadarkan diri.
"Cabut!" titah Farel dan langsung diikuti oleh anggotanya keluar dari tempat tersebut.
Sementara anggota Bryan yang tidak terluka parah langsung membawa Bryan menuju rumah sakit.
Next
#Acc_min
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
De Todo"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...