Kini hari sudah mulai sore, Reina pun ahirnya pamit untuk pulang.
"Yah, Bun, Reina pamit ya. Soalnya udah sore," pamit Reina.
"Iya sayang. Sering-sering main ke sini ya, mau kamu ajak Farel atau nggak terserah kamu," kata Rani.
"Tanpa diajak, Farek bisa kapan aja ke sini. Ini rumah orang tua Farel," sewot Farel.
"Iya-iya terserah kamu," ucap Rani.
"Yaudah Reina pamit ya, Bun." Reina menyalimi tangan Rani dan Bram secara bergantian.
"Farel juga kayaknya pulang ke apartemen," ucap Farel seraya melakukan apa yang dilakukan Reina tadi.
"Iya, tapi kamu hati-hati. Kalau ada apa-apa langsung telpon ayah," ucap Bram.
"Iya pasti pak bos. Yaudah kami pamit, assalamualaikum."
"Waalaikum salam."
Reina dan Farel meninggalkan perkarangan rumah tersebut. Mereka menyusuri jalan menuju ke rumah Reina. Namun tiba–tiba di tengah jalan, Reina minta berhenti.
"Rel berhenti dulu," ucap Reina seraya menepuk punggung Farel.
"Kenapa sih, Rei?" tanya Farel setelah menepikan motornya.
"Itu, aku mau itu." tunjuk Reina kepada tukang es cream yang ada di sekitar taman.
"Mau es cream?" tanya Farel, Reina mengangguk antusias.
"Yaudah, kamu tunggu disini. Aku beliin es cream nya," ucap Farel dan langsung pergi membeli es cream permintaan Reina.
Setelah lima menit, Farel kembali dengan dua es cream di tangannya.
"Nih buat kamu." Farel memberikan es cream rasa coklat kepada Reina. Dengan antusia Reina menerima nya, ia pun langsung memakan es crem tersebut dengan lahap.
Selang beberapa menit, es cream yang ada ditangan mereka habis tanpa sisa.
"Pulang yuk," ajak Farel.
"Thanks ya Rel. Hari ini karena kamu aku bisa rasain rasanya dipeluk seorang ibu yang hampir dua tahun ini nggak pernah aku rasain. Ya, walaupun bukan mama aku sendiri, tapi aku bahagia banget," ujar Reina.
"Apa pun akan aku lakuin untuk bisa buat kamu bahagia, Rei. Syukur lah kalo kamu bisa hilangin sedikit rasa rindu kamu sama mama kamu," ucap Farel.
"I love you, Farel."
"I love you more." Farel membawa Reina kedalam dekapannya.
******
Setelah cukup lama Reina dan Farel berkendara, ahirnya mereka sampai di depan rumah Reina.
"Aku langsung pulang, ya. Soalnya udah soreh banget," ucap Farel.
"Yaudah, kamu hati–hati," Farel langsung melakukan motornya meninggalkan area kompleks perumahan rumah Reina.
Sementara Reina langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya, namun baru sampai di anak tangga pertama. Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya.
Betapa terkejutnya ia saat melihat siapa orang yang sedang berdiri di ambang pintu utama rumah tersebut.
Reina langsung berlari memeluk orang tersebut.
"Reina kangen hiks... sama Papah," ucap Reina dalam dekapan pria paruhbaya itu.
"Papah juga kangen sama anak papah yang pecicilan ini," kekeh Dirga~ayah Reina.
"Udah jangan nagis lagi, kamu makin jelek tau nggak." Dirga mengurai pelukannya dan menghapus air mata yang membasahi pipi chuby Reina.
"Issh, Papah nyebelin." Reina mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
Разное"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...