CHAPTER 13

2.2K 80 0
                                    

Lama Farel berjalan sambil menggendong Reina, ahirnya keduanya sampai di tempat camping. Mereka langsung disambut oleh sahabat–sahabat mereka.

"Reina kenapa? Kok sampai digendong?" tanya Pisty.

"Tenang aja, dia nggak apa apa. Gue nggak tega aja kalo liat dia kecapean jalan kaki," ucap Farel.

"Ahh, sosweet!" kompak, Pisty, Alisa, dan Icha.

"Lo mau gue gendong juga?" ucap Risky seraya menaik turunkan kedua alisnya, menghadap Pisty.

"Ogah! Najis gue digendong sama lo," ucap Pisty.

"Alah, nanti lo juga lo jatuh cinta sama gue," ucap Risky.

"Kepedaa banget sih lo pucek," ucap Pisty.

Lagi–lagi terjadi perdebatan kecil antara kedua anak manusia tersebut. Akhirnya karena merasa bosan, Farel menarik pergelangan tangan Reina dan mengantar gadis tersebut ke tenndanya, agar ia bisa istirahat.

"Istirahat gih!" titah Farel.

"Lo yang harus istirahat. Kan lo yang jalan, gue kan digendong, jadi nggak capek. Yang ada lo yang capek," ucap Reina.

"Yaudah gue ke tenda gue dulu," Farel pergi meninggalkan Reina, pasalnya ia benar–benar lelah dan butuh istirahat.

*******

Tak terasa waktu berlau, kini matahari sudah berganti tugas dengan bulan.
Semua siswa SMA Nusa Bangsa, sedang mengelilingi api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka.

Sedari tadi Farel mencari keberadaan Reina, namun ia tidak kunjung menemukan keberadaan gadis tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk berkeliling mencari keberadaan Reina.

Beberapa menit ia mencari, tiba–tiba ia melihat Reina sedang asik bernyanyi dengan seorang cowok. Cowok itu tidak lain dan tidak bukan adalah Reza.

Farel yang melihat itu langsung panas, ia pun menarik pergelangan tangan Reina dengan kasar dan membawa gadis tersebut pergi dari sana meninggalkan Reza.

"Sakit Farel, lepasin!" berontak Reina, karena pergelangan tangan nya dicekal dengan keras oleh Farel.

"Lo apa–apaan sih, sakit tau," kesal Reina.

"Gue nggak suka lo dekat-dekat sama tuh bangsat!" bentak Farel.

"Lo kok bentak gue sih Rel? Lagian kalo gue deket sama siapapun itu urusan gue, bukan urusan lo! Kita itu nggak ada hubungan apa–apa kan," kesal Reina.

"Tapi seenggaknya lo hargai gue dong Rei, lo kan tau gue suka sama lo," ucap Farel.

"Tapi yaudalah, terserah lo. Gue nggak akan peduli lagi," ucap Farel seraya pergi meninggalkan Reina.

Reina hanya mematung mendengar kalimat terahir Farel. Kenapa ada rasa sakit saat Farel mengatakan ia takkan mau peduli lagi terhadapnya.

"Kok sakit ya," gumam Reina seraya memegang dada nya.

*******

Disisi lain, Farel sedang menenangkan dirinya ditemani sahabat–sahabat nya.

"Lo kenapa sih Rel? Dari tadi kesal mullu gue lihat," ucap Risky.

"Lagi kesal sama Reina gue," jawab Farel.

"Kesal kenapa?" tanya Aldo.

Akhirnya Farel menceritakan semua yang terjadi kepada sahabat–sahabat nya.

"Gue nggak tau, perasaan Reina ke gue itu gimana? Kalo dia nggak punya rasa sama gue, kenapa di harus cemburu?" ungkap Farel.

"Lo tau sifat cewek kan? Mereka lebih banyak gengsi nya, untuk ungkapin perasaan mereka," ucap Alam, seraya menghisap rokonya.

Beruntung mereka berada jauh dari area camping, jadi Alam tidak ketahuan oleh pihak sekolah. Jika tidak maka habis lah Alam.

"Menurut gue, Reina itu suka sama lo. Tapi dia masih belum mau ungkapin aja," cerocos Risky.

"Trus gue harus gimana?" tanya Farel.

"Gue punya ide," ucap Risky seraya membisikkan sesuatu ke telinga Farel.

"Emang lo yakin bisa kayak gitu? Nanti dia malah makin jauh lagi dari gue," ucap Farel.

"Yakin gue berhasil, lo ikutin aja," Farel hanya mengangguk.

"Lo ngapain ngerokok di sini sih?" gerutu Farel, yang baru menyadari bahwa Alam sedang merokok.

"Lah emang kenapa?" tanya Alam.

"Gue balik ke tenda duluan," Farel langsung pergi meninggalkan ketiga sahabatnya, tanpa menjawab pertanyaan Alam.

"Farel itu nggak suka bau asap rokok," terang Aldo.

"Bused, gue lupa. Semoga aja nggak kenapa-napa tuh anak," ucap Alam, yang diangguki Aldo dan Risky.

*******

Kini hari sudah berganti pagi, dan hari ini adalah hari kepulangan mereka dari camping. Reina kini sedang bersiap akan menaiki bus, tapi tanpa sengaja ia melihat Farel yang berjalan ke arahnya. Ia kira Farel akan naik ke bus yang ia tumpangi seperti saat mereka pergi, tapi nyatanya tidak, bahkan Farel tidak menyapa Reina sama sekali.

Farel langsung berlalu dan menaiki bus yang lain yang memang bus yang disediakan untuk kelasnya.

"Farel, marah sama gue?" gumam Reina.

"Tapi bodo amat lah, terserah dia," gerutu Reina.

Walaupun ia berkata bodo amat, tapi nyatanya ia tidak bisa membohohongi hatinya, hatinya tidak reka jika Farel mencueki nya seperti itu. Tapi sengaja ia tutupi dengan bersikap bodoh amat.

Next

#Acc_min

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang