Farel dan Reina terjatuh kedalam sebuah jurang. Untungnya jurang tersebut tidak terlalu dalam, jadi semoga keduanya tidak mengalami luka terlalu parah. Sedangkan motor Farel, memang sudah oleng di atas dan sebelum motor tersebut menabrak pohon, Farel dan Reina terlebih dahulu melompat.
"Awws!" ringis Farel, memegang kepalanya yang pusing.
"Reina!" teriak Farel saat ia melihat Reina yang tak sadarkan diri dan luka di kening Reina.
Farel segera berlari kearah Reina, walaupun dengan langkah yang tertatih-tatih karena akibat dari jatuh tadi menyebabkan kakinya terluka.
Farel langsung mletakkan kepala Reina diatas pahanya.
"Rei, bangun. Please!" lirih Farel, kini air matanya tak dapat ia bendung lagi.
Sakit rasanya melihat orang yang kita sayang terluka didepan mata kita sendiri. Tanpa berpikir panjang, Farel langsung menghubungi sahabat–sahabat nya untuk membatunya dan Reina.
Via telpon
"Lam, tolongin gue sama Reina. Bawa mobil jangan bawa motor, soalnya gue sama Reina habis kecelakaan."
[Kok bisa kalian kecelakaan? Trus kondisi kalian gimana?"]
"Nanti gue ceritain semuanya, yang penting lo datang sekarang. Gue nggak mau Reina kenapa–napa. Gue share lok sekarang.]
Tut tut!
Tanpa menunggu balasan lagi dari Alam, Farel langsung mematikan hubungan ponselnya.
"Rei, gue mohon lo harus kuat. Gue nggak mau kehilangan lo Rei," lirih Farel.
********
Sekitar duapuluh menit kemudian, sahabat–sahabat Farel pun datang ke lokasi dimana Farel dan Reina jatuh. Mereka langsung menolong keduanya untuk naik keatas. Tidak membutuhkan waktu lama mereka dapat menolong Reina dan Farel karena memang jurang tersebut tidak terlalu dalam, jadi memudahkan mereka.
Setelah sampai di atas, Farel langsung mengangkat Reina ala bridel style. Ia tak lagi memikirkan kakinya yang terluka, yang ada dipikirannya sekarang hanya bagaimana keadaan Reina. Ia harus cepat membawa gadis tersebut ke rumah sakit.
Setelah beberapa menit mereka berkendara. Ahirnya mereka sampai di rumah sakit. Mereka pun langsung membawa meletakkan Reina di atas brankar. Reina langsung dilarikan ke UGD, ia langsung diperiksa oleh dokter yang memang sedang bertugas.
Bugh!
Satu pukulan mendarat mulus pada wajah mulus Farel. Pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Aldo. Tanpa melihat keadaan Farel sekarang ia langsung saja memukul Farel.
"Gue kan udah bilang, jaga Reina baik-baik!" emosi Aldo.
"Apasih lo Do? Lo nggak liat keadaan Farel sekarang gimana. Lo main nonjok dia aja," ucap Risky melerai Aldo.
"Sorry Do, gue udah gagal jaga Reina. Gue emang nggak becus jaga dia. Kalo lo mau pukul gue, pukul aja. Gue nggak keberatan, karena emang gue salah," ucap Farel.
"Sorry Rel, gue kebawa emosi. Gue nggak suka kalo lihat Reina terluka," kata Aldo.
"Tapi Rel, lo sama Reina kok bisa jadi kayak gini?" tanya Alam.
Ahirnya Farel menceritakan semuanya. Ia menceritakan saat ia dan Reina dikejar oleh geng Bryan, dan sampai bagaimana mereka terjatuh.
Mendengar penuturan Farel, ketiga sahabatnya langsung emosi, terutama Aldo. Mukanya sudah merah padam menahan amarahnya.
"Bryan bangsat!" teriak Alam. Tentu saja ia tak terima jika sahabatnya terluka karena ulah musuh bubuyutannya itu.
"Kumpulin semua nggota kita. Kita serang geng si Bryan hari ini juga," ucap Aldo yang juga sudah benar–benar emosi.
"Kita tunggu si Farel baikan dulu." ucap Risky.
"Gue nggak apa-apa Ky. Gue harus balas mereka yang udah buat Reina kayak gini," kata Farel.
"Iya kita pasti bakal bakas mereka, tapi minimal tunggu sampai kondisi lo baikan dikit. Trua lo mau ninggalin Reina sendiri disini?" ucap Risky.
"Ok, kita tunda dulu serang mereka. Kita tunggu keadaan lo baikan dulu Rel. Sekarang lo mending diperiksa juga, soalnya lo juga jatuh bareng Reina," ucap Aldo yang mulai mengontrol emosinya.
"Gue nggak apa-apa, gue harus pastiin dulu keadaan Reina. Gue nggak akan bisa tenang kalo belum tau kondisi dia." ucap Farel.
"Terserah lo deh."
"Kita nggak kabarin orang tuanya si Reina? Siapa tau kan mereka khawatir sama Keadaan Reina," tutur Alam.
"Nggak usah, bokapnya Reina lagi di luar kota, trus nyokap nya hari ini baru nyusul bokapnya Reina lagi," ungkap Aldo.
"Lo kok bisa tau sih tentang nyokap sama bokapnya Reina, emang ada hubungan aapa lo sama Reina?" tanya Risky.
"Gue sepupunya Reina," jawab Aldo yang mampu membuat membuat ketiga orang yang ada disitu membulatkan matanya.
"Kok bisa sih?" tanya Alam.
"Ya bisa lah. Bokap Reina itu adik dari bokap gue," jawab Aldo.
Ketiga manusia tersebut hanya ber o riah menanggapi ucap Aldo. Begini lah Aldo, ia akan bersikap berbeda jika dengan sahabat–sahabat nya, namun akan bersikap dingin dengan orang lain yang tidak penting baginya.
Next
#Acc_min
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
Random"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...