Kini dua cowok sedang duduk berhadapan di dalam sebuah ruang tamu, siapa lagi jika bukan Farel dan Aldo. Aldo mengepalkan kedua tangan nya, ia benar–benar emosi mendengar penuturan Farel.
Farel menceritakan semua tentang awal ia mendengar nama Fahri, sampai pada saat ia membentak dan mengusir Reina. Jika saja sekarang Aldo tidak bisa mengendalikan emosinya, maka mungkin saja Farel sudah babak belur sekarang. Bagaimana tidak, ia membentak sepupunya hanya karena hal sepele yang bahkan Farel sendiri tidak tau siapa orang yang sedang dicemburui nya saat ini.
"Hufh!" Aldo menghela nafasnya.
"Lo tau nggak siapa Fahri? Apa arti Fahri dalam hidup Reina?" tanya Farel.
"Gue nggak tau, makanya gue nanya sama lo. Gue yakin lo sebagai sepupunya Reina pasti taulah sedikit banyaknya tentang Fahri," jawab Farel.
"Gue tau semua tentang Fahri, bahkan sampai kapan dan bagaimana ia meninggal," ujar Aldo.
"Meninggal? Maksud lo apa, trus hubungan dia sama Reina apa?" tanya Farel.
"Fahri adalah saudara kembar Reina," jawab Aldo.
"Apa!" kaget Farel.
"Fahri itu meninggal dua tahun lalu. Semenjak kematian Fahri, hidup Reina berubah drastis. Dia kayak nggak ada semangat hidup, dia selalu anggap dirinya yang bersalah dengan kematian Fahri. Bahkan tante Risa yang mamanya sendiri juga ikut nyalahin Reina akan kematian Fahri," tutur Aldo.
"Emang kronologi kematian Fahri gimana Do?"
"Saat itu kami bertiga lagi main. Tiba–tiba si Reina minta main ke taman. Karena si Fahri sayang banget sama adiknya, ya dia turutin dong apapun kemauan Reina. Karena saat itu si Reina senang banget main ke taman, jadi dia nggak liat kiri-kanan saat nyebrang jalan. Dia nggak liat kalo ada truk yang melaju dengan kecepatan tinggi yang hampir nabrak dia, sedangkan si Fahri yang liat truk itu langsung dorong Reina alhasil Fahri yang ketabrak dan Reina jatuh ke sisi jalan dan kepalanya kepentur trotoar yang mengakibatkan dia hilang ingatan sebagian. Sedangkan Fahri, meninggal di rumah sakit karena benturan yang dia terima emang benar–benar keras." Aldo menghembus kan napasnya kasar, mengingat kejadian kelam yang merenggut nyawa sepupunya.
"Semenjak kejadian itu, tante Risa mulai benci sama Reina dan menganggap bahwa Reina adalah penyebab dari kematian Fahri."
"Lo tau? Reina saat itu benar–benar frustasi, belum sembuh bekas kejadian menyakitkan yang membuat ia kehilangan Fahri, dia harus menanggung pahitnya kebencian tante Risa, mamanya sendiri. Reina pernah mencoba untuk bunuh diri, saking frustasinya dia kehilangan Fahri."
"Dan lo main seeanaknya bentak dia karena atas dasar kecemburuan yang nggak ada gunanya. Sampai kapan pun, Fahri nggak akan pernah hilang dalam hati Reina. Sekeras apapun gue berusaha untuk mengisi kekosongan Reina karena ketidak hadiran Fahri, tapi tetap aja nggak bisa. Fahri punya tempat tersendiri dalam hati Reina."
"Gue harap lo bisa kurangin dikit rasa kesepian karena Kehilangan Fahri di hati Reina. Gue yakin lo mampu Rel, itu alasan gue setuju kalian punya hubungan," tutur Aldo.
"Sorry Do, gue benar–benar bodoh. Gue cemburu sama orang yang nggak seharusnya." Farel benar–benar menyesali perbuatan nya.
"Lo jangan minta maaf sama gue, tapi lo harus minta maaf sama Reina. Dari yang gue lihat, Reina benar–benar sayang dan percaya sama lo. Jadi lo jangan pernah ngecewain hati Reina," kata Aldo menasehati Farel.
"Gue janji Do, gue nggak akan nyakitin Reina lagi," tutur Farel.
"Yaudah thanks atas penjelasan nya. Gue mau temuin Reina, gue mau minta maaf," ucap Farel.
"Gue yakin, lo nggak akan mudah bisa dapatin maaf Reina. Jadi lo harus sedikit berjuang, karena Reina orangnya keras kepala," ujar Aldo.
"Pasti, apapun akan gue lakuin demi dapat maaf dari Reina. Gue duluan," pamid Farel dan langsung bergegas menuju rumah Reina.
Farel mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata–rata. Tujuannya sekarang adalah rumah Reina, ia harus mendapatkan maaf dari gadisnya itu.
Sementara di tempat lain, Reina sedang melamun di balkon kamarnya seraya menatap bintang yang bertaburan di langit.
"Lo pernah bilang, kalo orang yang udah nggak ada akan jadi bintang. Gue yakin lo pasti salah satu dari bintang itu Ri," lirih Reina.
Tiba-tiba suara deru mobil membuyarkan lamunannya. Sebenarnya ia tak tau siapa orang yang bertamu dimalam seperti ini. Karena mobil itupun, terlihat asing bagi Reina. Ia membiarkan Bi Inah yang membukakan pintu, pasalnya ia benar–benar malas sekarang ditambah lagi pusing yang sesekali datang menyerang kepalanya.
Tok tok!
Tidak lama kemudian, suara ketukan pintu kamar didengar Reina, ia pun bergegas membuka pintu kamarnya.
Ceklek!
Tampaklah Bi Ina yang sedang berdiri di depan pintu kamar.
"Ada apa bi? Siap yang bertamu?" tanya Reina.
"Itu non, ada den Farel di bawah. Dia nyariin non Reina," jawab Bi Ina.
'Ngapain dia ada disini? Mau ngebentak gue lagi, nggak puas apa dia bentak gue tadi?' batin Reina.
"Bilangin aja sama dia kalo Reina udah tidur," ucap Reina.
"Tapi kan non---,"
"Udah bibi bilang aja kayak gitu. Jangan lupa suruh dia langsung pulang bi," ucap Reina dan langsung masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Bi Ina.
Sedangkan Bi Ina langsung turun ke bawah menemui Farel.
"Gimana bi, Reina mau ketemu sama saya?" tanya Farel.
"Maaf den, tapi non Reina udah tidur. Seperti nya non Reina kelelahan karena saya lihat tadi pulang matanya sembab," jawab Bi Ina.
'Pasti Reina nangis gara-gara gue. Gue benar–benar brengs*k, seharusnya gue jaga dia bukan nyakitin dia," batin Farel.
"Yaudah bi, saya permisi kalo gitu. Assalamualaikum," pamit Farel.
"Waalaikumsalam, den."
Sementara Reina melihat kepergian Farel dari balkon kamarnya. Ia kecewa dengan sikap Farel tadi pada dirinya.
"Gue kira lo bakal ngertiin gue Rel, tapi nyatanya nggak sama sekali. Lo nggak sedikit pun ngerti tentang gue, Rel." Reina terus menatap kepergian mobil yang dikendarai Farel hingga hilang dari penglihatannya.
Bersambung.....
Nah udah tau kan siapa Fahri sebenarnya. Yang udah nebak kalo Fahri itu saudaranya Reina kalian benar.
#Acc_min
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)
De Todo"Farel!" teriak seorang gadis. Jika dilihat maka dapat dipastikan ia sekarang sedang menahan emosinya. "Kenapa?" tanya cowok yang disebut Farel. "Lo, masih nanya kenapa! Setelah lo kempesin ban mobil gue, hah!" maki gadis tersebut. "Itu setimpal den...