Eomma pernah mengatakan, bahwa di usia 24 tahun dia bertemu Appa dan jatuh cinta padanya. Appa cinta pertama bagi Eomma. Mereka tidak melakukan kencan dalam waktu yang lama sebelum memutuskan menikah.
Yang menurutku tidak masuk akal adalah bagaimana di usia 24 tahun Eomma bisa mengerti Cinta?
Bagaimana bisa Eomma begitu yakin bahwa perasaannya itu adalah Cinta jika ternyata dia baru pertama kali merasakannya?
Apakah perasaan euforia setiap kali bertemu Appa adalah definisi cinta bagi Eomma?
Aku hampir berusia 26 tahun, tapi kenapa aku tidak mengerti tentang semua itu?
Aku tidak merasakan apa-apa ketika bertemu dengan seseorang yang dianggap istimewa oleh sebagian orang.
Apakah aku tidak normal?
Ataukah hatiku mati?
Ada apa denganku? Aku tidak mengerti.
.
.
.
.
."Kau melamun lagi?"
"Aniyo." Jawabku bohong.
"Apakah kau mendengar apa yang ku katakan?"
Aku meringis tidak enak ke arah Namjoon yang menatapku dengan tatapan sangat lembut. Saat ini kami berada di ruang latihan yang sudah kosong. Tadi kami berbicara tentang hal-hal ringan sebelum aku tenggelam dalam pikiranku sendiri.
"Apa kau mengalami kesulitan? Katakan padaku. Kita akan mencari jalan keluarnya. Akhir-akhir ini kau sering melakukannya (melamun)."
Aku diam, tak yakin akan membicarakan hal seperti ini dengannya.
Aku malu."Aku akan membicarakannya denganmu jika......aku....sudah menyerah." Ku berikan seulas senyum untuk meyakinkannya.
"Baiklah." Jawabnya. Selalu, seorang Kim Namjoon akan selalu seperti ini. Dari awal aku mengenalnya dia tidak pernah berubah.
Dia tidak pernah memaksa.
Dia pernah berkata bahwa orang yang memaksa orang lain, dia adalah orang yang buruk. Kita harus menghormati keputusan orang lain.
Kekagumanku padanya tidak pernah luntur."Namjoon-ah."
"Ne."
"Apakah kau pernah jatuh cinta?" Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya padanya.
"Tentu saja. Tapi itu terjadi sudah sangat lama."
"Jjinjayo?"
"Hmm."
"Bagaimana rasanya?" Tanyaku antusias.
"Maksudmu?" Tanyanya dengan wajah bingung.
"Bagaimana rasanya Cinta."
Dia nampak berpikir, mungkin mencari kata-kata yang bisa ku pahami.
"Bagaimana perasaanmu saat kau dan V berciuman?" Tanyanya.
"Aku gugup."
"Selain itu?"
"Aku malu tentu saja. Apa lagi?"
"Apakah kau berdebar?"
"Jantungku masih berdenyut saat itu."
Dia menatapku jengah.
"Hoba, maksudku apakah kau merasakan debaran. Atau setelah hal itu terjadi kau merasakan bahwa cara memandangmu kepada V jadi berbeda. V adalah pemilik ciuman pertamamu dan sebaliknya bukan?"
"Anieyo. Aku baik-baik saja." Jawabku setelah beberapa lama memikirkannya.
"Berarti kau tidak sedang jatuh cinta padanya."
Aku diam tak menjawab. Jadi menurut Namjoon jatuh cinta adalah berdebar?
"Hoba....apakah kau pernah marah saat Eomma mu nampak lebih mempedulikan Dawon Unnie?"
"Ne. Tapi aku tidak marah pada Unnie-ku. Aku marah pada Eomma ku."
"Itu cemburu. Lalu apakah kau pernah merasakan marah saat seseorang yang kau kenal lebih dekat dengan orang lain selain dirimu?"
"Ne."
"Siapa...?" Tanyanya sambil menatapku. Dia menunggu jawabanku.
Aku memejamkan mataku dan menjawab "Suga Hyung."
Aku tak mendengar reaksi apapun dari Namjoon. Ku buka mataku dan melihat dia menatap ku dengan wajah bodohnya. Sangat tidak sesuai dengan IQ nya yang tinggi.
"Namjoon-ah."
"Kau bersungguh-sungguh?"
"Ne. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Aku.....bingung."
"Jadi....kau terluka saat...Suga Hyung bersama....Jimin?" Tanyanya menuntut jawaban pasti dariku.
"Ne. Aku.....ada sesuatu yang terasa mencubitku. Aku...aku mungkin menjadi teman yang buruk sekarang. Aku.....tidak tahu apa yang terjadi. Aku tidak marah kepada siapapun. Aku hanya.....merasa sakit."
Aku menahan sekuat tenaga air mataku. Tepukan tangan Namjoon di pundakku membuatku tak sanggup menahannya lagi. Namjoon menarikku kedalam pelukannya. Dan aku terisak.
"Bertahun-tahun aku hidup bersamamu, tapi aku tetap tak mengerti dirimu Hoba."
"..............."
"Bagaimana bisa kau terlihat baik-baik saja saat kau cemburu? Bagaimana bisa kau tetap tertawa bersama kami saat kau terluka melihat kebersamaan mereka."
"............"
"Kau adalah pakar ekspresi di atas stage. Tapi kenapa......di kehidupan nyata. Kau tidak bisa mengekspresikan apa yang kau rasakan?"
"Aku tidak tau bagaimana definisi Cinta Namjoon-ah."
"..........."
"Saat Yoongi Hyung mengatakan padaku....bahwa dia mencintaiku sangat lama. Dan......bahwa dia ingin berkencan ........"
"Dia menyatakan perasaannya padamu?"
"Ne. Sudah lama."
"Lalu?"
"Saat itu aku tidak tahu apa yang ku rasakan. Aku menertawakan perkataannya Namjoon -ah. Aku mengatakan Tidak kepadanya."
"............"
"Tapi sekarang, aku melihat bagaimana Jimin dan Suga Hyung begitu......dekat. Aku terluka."
"Kau mencintainya." Kata Namjoon.
"Apa yang harus ku lakukan Namjoon-ah? Apa yang....bisa ku lakukan?"
".............tenangkan dirimu terlebih dahulu. Kau mungkin bisa lebih menyibukkan dirimu sendiri."
"Akan ku lakukan."
"Waktu akan membantumu Hoba. Entah itu menyembuhkan lukamu terlebih dahulu atau menghilangkan perasaan itu terlebih dahulu. Tidak peduli apa yang lebih dulu terjadi, aku yakin ...semua akan baik-baik saja. Kau akan baik - baik saja."
"Gomawo Namjoon-ah."
"Jung Hoseok."
Ku menoleh saat mendengar dia memanggilku menggunakan nama asliku.
"Bagilah apapun yang kau rasakan setidaknya kepada salah satu diantara kami. Tidak adil rasanya jika kita tertawa bersama, tapi kau menangis sendirian."
Aku tersenyum mendengarnya.
"Aku berjanji akan melakukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
F AK E L OV E
AdventureDefinisi Cinta pada pasangan tak dimengerti oleh Jung Hoseok. Dia belum pernah merasakannya. Baginya, Cinta adalah kepada Appa, eomma, eonni dan teman-temannya. Penolakan yang dia lakukan kepada seseorang yang bertahun - tahun menginginkannya, pad...