Luka

198 21 2
                                    

POV: Suga

Bumi mengelilingi Matahari. Itu ilmu pasti. Dan aku melakukannya di hidupku.

Jhope menjadi matahariku sejak pertama aku melihatnya, aku tak pernah bisa mengubah cara pandang ku padanya. Semakin banyak waktu yang ku lalui bersamanya dan bersama member lainnya. Aku sangat yakin dia adalah hal yang ku inginkan.

Aku berusaha keras untuk selalu berada di sekelilingnya. I. kut tertawa bersamanya sekalipun aku terkadang tidak tahu apa yang membuatnya tertawa.

Aku memberi perhatian penuh ketika dia melakukan atau membicarakan sesuatu.

Saranghae adalah kata yang selalu ku ucapkan bila aku berterima kasih atau meminta maaf padanya.

Secara terbuka, aku pernah mengatakan bahwa Jhope adalah vitamin bagiku di sebuah wawancara. Aku berkata jujur, dia adalah sumber kebahagiaanku. Hanya berada di dekatnya saja membuatku yakin mampu melakukan apapun di dunia ini.

Ketika kami melakukan syoting di Hawaii, aku secara spontan mengatakan ingin membuat tato unit kami. Tapi dia tidak menginginkannya. Entah kenapa, akhirnya dia menyetujui memakai Henna bersama.
Aku mentato namanya di punggungku. Dan dia mentato SoPe 4ever di lengannya.

Setibanya di Korea tanpa dia tahu, aku benar-benar mentato namanya di tempat dimana Henna itu berada.

Banyak hal kami lakukan bersama termasuk membuat single "OTSUKARE" yang mendapat sambutan hangat dari para Army. Aku bahagia.

Seiring waktu, unit kami tenggelam dan aku sedih mengetahui itu. Aku memintanya untuk comeback, tapi dia mengatakan tidak.

Saat ketika, aku bersama Jungkook, Jimin dan V minum bersama di bar langganan kami.
Di tengah acara, Jimin dan Jungkook memutuskan pulang terlebih dahulu karena suatu alasan. Akhirnya aku hanya bersama V.

V bersikap berbeda. Dia nampak frustasi dan berbicara acak saat mabuk. Aku hanya tertawa mendengar dia bernyanyi dengan sangat buruk ketika itu.

Lalu, aku terkejut ketika dia mengatakan
"Yoongi Hyung, kau tahu, aku jatuh cinta kepada temanku. Aku hampir gila Hyung."

"Siapa?"

"Aku mencintainya Hyung, sangat. Apa yang harus ku lakukan?"

".........."

"Aku sibuk mencari perhatiannya dan dia sibuk mengabaikanku."

"Apa maksudmu?"

"Taekook. Shipper itu kenapa begitu menggila. Aku dan Jungkook? Yang benar saja. Hah......."

"Ayo kita pergi V. Kuantar kau pulang."

"ANTARKAN AKU KE HOSEOKK... AKU INGIN PERGI KESANA."

Jantungku berdegup lebih kencang sekarang.
"Kenapa?....kenapa kau ingin menemuinya?"

"Sarang. Cinta. Love. Kau tau...lovee."

"........"

"Aku akan mengatakannya sekarang. Aku..akku.......tak akan bisa mengatakannya nanti."

"V....kau. ingin mengatakan kepada sia..siapa?"

"Hoseok. Jung Hoseok. Siapa lagi."

Aku menganga mendengar V menyebut nama Hobaku dengan lantang. V menyukai Jhope?

Bagaimana bisa, ku rasa mereka, mereka tidak terlalu dekat. Jika itu Namjoon atau Jimin, mungkin aku tidak begitu terkejut. Tapi V?

Aku mengingat segala moment yang pernah kami lewati bersama. Dan aku tidak bisa menemukan kejanggalan apapun di interaksi mereka berdua. Kenapa bisa V mengatakan ini?

Kata-kata yang diucapkan orang yang sedang mabuk, aku mempercayainya. Mereka pasti berkata jujur.

Aku pulang membawa V yang pingsan ke rumahku. Aku tak punya cukup tenaga membawanya ke apartemennya sendiri. Dia benar- benar seperti sekarat.

Aku mengambil sebotol soju dan membawanya ke ruang tengah. Aku menikmati malam ini dengan melanjutkan mabukku.

Apa yang harus ku lakukan?

Aku tidak ingin ada konflik di antara BTS.

Tapi melepas Jhope? Aku tidak mau.

Aku mencintainya selama bertahun-tahun. Aku berhak memperjuangkan perasaanku.

V..?

Aku tidak akan mengganggunya. Dia bisa melakukan hal yang sama.

Secara sehat, aku akan bersaing dengannya. Dan Jhope adalah piala yang akan kami perebutkan. Aku tak akan melepasnya.

Aku memutuskan menyatakan perasaan ku kepadanya tak lama setelah aku mengetahui fakta V.

Tapi....tawa Jhope menyakitiku.

Dia menertawakan pernyataan ku yang tulus.

Dia tertawa tanpa henti dan pada akhirnya aku mendengar "Tidak" untuk kedua kalinya.

Aku terluka tentu saja. Tapi dari itu semua, kenyataan bahwa Jhope tidak mengetahui sama sekali perasaanku memukul hatiku sangat keras.

Selama ini dia butakah?

Apa semua hal yang ku tunjukan tak bisa dia mengerti?

Aku bodoh, aku benar-benar bodoh.

Bertahun-tahun aku memendam perasaan ku padanya. Hanya padanya. Dan akhirnya aku tahu, waktuku terbuang sia-sia.

Aku pulang dengan rasa marah dan kecewa yang berlomba mendominasi ku.

Diantara marah itu, aku memutuskan untuk membuang semua rasa yang ku miliki pada Jhope.

Mulai sekarang, dia hanya akan menjadi Jung Hoseok. Tidak ada Hoba lagi bagiku.

Aku menjaga jarak dengannya, interaksi ku tak lagi seperti dulu.

Dan dia, sama sekali tidak berubah. Dia tetap Jhope BTS yang bertingkah seolah-olah tak pernah mendengar pernyataan cintaku.

Aku muak.

Saat selesai latihan dan hanya ada kami berdua, Jin Hyung bertanya padaku
"Yoongi-ah. Aku yang worldwide handsome, tapi kenapa kau yang memiliki penggemar rahasia?"

"Apa maksudmu."

"Ku beritahu padamu, tapi jangan beritahu siapa-siapa.

"Tidak perlu. Aku tidak bisa menjaga rahasia."

"Hey...Yoongi-ah. Kau tidak penasaran siapa penggemar rahasia mu?"

Aku hanya menatapnya tak minat.

"Jimintul....Park Jimin."

Aku menautkan alisku tanpa ku sadari. Apa yang dia bicarakan?

"Sungguh Yoongi-ah. Aku membaca bukunya yang tertinggal di kamarku."

"........."

"Ada fotomu yang terselip disana. Dan tertulis My Boy."

"Aku baru tahu bahwa kau bisa bersikap begitu lancang."

"Aku tidak bersalah. Dia yang meninggalkan buku itu."

"Seharusnya kau tidak membuka buku itu tanpa ijin."

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?"tanyanya tanpa mempedulikan perkataan ku sebelumnya

"Aku akan tidur."

"Tidak kah kau ingin mendengar pengakuannya? Aku bisa membuatnya melakukan itu."

"Aku bisa melakukannya sendiri jika aku mau." Jawabku.

Ku lihat, Jin Hyung pergi dengan wajah kesalnya.

Jimin?

Benarkah?


F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang