Egois

147 14 2
                                    

Jungkook terkejut saat Jimin masuk ke kamarnya dan mengatakan untuk menumpang tidur. Ini benar-benar tidak diharapkan Jungkook. Apa gunanya dia merayakan kebahagiaan mendapatkan kamar pribadi jika pada akhirnya seseorang akan tidur bersamanya?
Kedatangan Kim Taehyung merubah nasib Jungkook.

"Jungkookie,mianhae."

"Hmmmmmm...."

"Jangan salahkan aku, ini salah Taehyung."

"Jangan khawatir, aku akan menghukumnya besok."

Jimin menoleh, dia melihat Jungkook dalam mood yang tidak baik, tapi tak ada pilihan lain.

"Hoseok Hyung dan Taehyung Hyung sudah resmi berkencan, Suga dan kau juga. Aku cukup yakin, Namjoon Hyung akan melakukan hal yang sama sekalipun dia mengatakan padaku belum memikirkannya. Ach....aku nampak begitu menyedihkan." Keluh Jungkook.

"Itu tidak benar."

"Apanya yang tidak benar, hanya aku yang tidak memiliki pasangan disini."

"............." Jimin tak menjawab.

"Apakah kau bahagia?"

"Yah...kurasa begitu."

"Jimin-ssi, kenapa kau terlihat tidak begitu yakin?"

"Entahlah."

"Katakan padaku apa yang mengganggumu?"

"Sejujurnya, kau terlihat lebih baik dariku sekalipun kau tak memiliki kekasih. Kau jauh lebih bahagia."

"Jadi benar, kau tidak bahagia?"

"Aku.....hm..aku merasa tidak tenang. Hidupku serasa penuh kegelisahan. Kau mengerti? Aku merasa selalu terancam."

"Bagaimana bisa kau memiliki perasaan seperti itu, disaat kau menjadi kekasih seorang Min Yoongi. Tak masuk akal."

"Disini, hanya aku yang mencintai Jungkook-ah. Dia tidak."

Jungkook terdiam, dia tidak akan mengatakan bahwa dia sudah mengetahui semuanya.

"Ku pikir, membuat Hoseok Hyung berjanji untuk menjauhi Suga Hyung membuatku tenang. Ternyata tidak."

Jungkook terkejut mendengar fakta ini. "Kau.....apa?"

"Aku meminta Hoseok Hyung berjanji untuk menjaga jarak dan menjauhi Suga Hyung, tapi aku tidak bisa membuat Suga Hyung melakukan hal yang sama."

"Kenapa....kau melakukan itu?"

"Jungkook-ah, kau tidak akan mengerti. Ketakutan ku sangat besar..................."Jimin belum menyelesaikan perkataannya saat Jungkook menyela.

"Seharusnya kau yang mengurus perasaanmu sendiri. Kenapa kau membuat Hoseok Hyung melakukan itu untukmu?"

"Aku hanya berusaha melindungi apa yang ku miliki."

"..............."

"Aku yakin kau akan melakukan hal yang sama jika ini terjadi padamu."Nafas Jimin terlihat sangat cepat. Dia dalam emosi.

"Tidakkah kau pernah berpikir bahwa sebenarnya itu bukan milikmu? Ah...yah.....jika terjadi padaku, aku tidak akan memaksa seseorang untuk berjanji menjaga perasaanku. Aku hanya akan berusaha keras dengan kemampuan ku sendiri."

"Imposible."

"Kenapa tidak? Haruskah aku mengorbankan orang lain untuk kebahagiaanku? Itu sangat tidak adil."

"Aku melakukannya disaat Yoongi Hyung sudah menjadi kekasihku. Bukankah tindakanku merupakan upaya ku mempertahankan apa yang ku miliki?"

"Yoongi Hyung dan Hoseok Hyung saling mencintai. Tidak pantas kau berdiri diantara mereka."Jungkook terlihat tidak seperti biasanya. Jimin terkejut sampai dia kehilangan kata-katanya.

"Hoseok Hyung sangat menyayangimu, jauh lebih menyayangimu daripada kepadaku. Tapi kenapa kau bisa melakukan ini padanya?"

"Jeon Jungkook, kau tak akan bisa mengerti."

"Aku mengerti. Aku tahu semuanya. Yang tidak ku ketahui adalah kau meminta Hoseok Hyung menjauhi Suga Hyung. Ini tidak adil untuk mereka berdua Jimin-ah."

"Tapi aku sudah sangat dekat, sangat-sangat dekat dengan Suga Hyung. Kami sudah menghabiskan malam bersama beberapa kali sekalipun tidak ada kejelasan hubungan kami. Salahkah jika aku mencoba menjaga apa yang kurasa menjadi milikku selama ini? Aku tahu Yoongi Hyung mencintai Hoseok Hyung, di punggungnya terukir nama Hoseok Hyung sangat jelas. Tapi saat itu, Hoseok Hyung bilang bahwa dia tidak memiliki perasaan apapun selain pertemanan. LALU SALAHKU DIMANA......?"Jimin tak lagi bisa membendung tangisnya, dia mengira ada 1 orang yang bisa mengerti dirinya. Ternyata tidak.

Jungkook tak lagi menjawab. Dia mengambil earphone dan memutar musik. Tak ingin lagi berdebat, dia memunggungi Jimin yang masih terisak. Jungkook tidak ingin bertengkar, tapi menurutnya apa yang dilakukan Jimin tidak benar.

Pagi yang tak berubah, Seokjin selalu menjadi member yang bangun terlebih dahulu dimanapun mereka berada. Dia dengan perlahan turun dari ranjang. Wajahnya memanas hanya karena melihat Namjoon bertelanjang dada. Dia bukan member satu-satunya yang selalu melepas pakaiannya saat tidur, Suga dan Jimin melakukan hal yang sama.

Namjoon membuka matanya saat dia merasakan pergerakan di ranjang. Melihat Seokjin mencoba bangun tanpa suara terlihat lucu.

"Hyeong..."

"Yak, kenapa kau mengagetkanku."Seokjin mencoba bersikap normal dan melupakan kejadian semalam.

Namjoon bangun dan memungut kemejanya yang terjatuh ke lantai. Dia tidak bisa tidur nyenyak malam tadi. "Aku bersamamu 24/7, kenapa begitu sulit untukmu berbicara denganku?"

Seokjin mengerjap sebagai tanda dia tak mengerti.

"Kau bisa menanyakan langsung padaku apapun itu selama menyangkut tentangku. Berhentilah berpikir secara berlebihan tentang hal-hal yang tak kau mengerti. Kau akan menemukan jawaban jika kau mau bertanya."

"........................"

Sebelum meraih handle pintu, Namjoon menoleh pada Seokjin yang mematung "Ah...ya.... aku belum memiliki kekasih,jika kau ingin tahu tentang hal itu. Aku sudah pernah mengatakannya padamu tapi mungkin kau lupa."

Mata Jin membulat saat mendengar perkataan Namjoon, dia melemparkan tubuhnya ke ranjang dan menenggelamkan wajahnya ke bantal sesaat setelah Namjoon menutup pintu.

"OMG. Ini memalukan. Jhope, kau akan membayar ini"

-------------------------------------------------------------------------
Taehyung dan Jhope sedang menghabiskan sereal sarapan mereka saat Namjoon turun dari kamar.

"Selamat pagi Namjoon." Sapa Hoseok.

"Apa yang kau makan?"

"Aku membuat sereal."

Hoseok melihat bagaimana Namjoon menatap mangkoknya dengan air liur yang hampir menetes "Duduklah, aku akan membuatkan juga untukmu."

"Gomawo my Hope."

Taehyung hanya tersenyum melihat bagaimana kekasihnya selalu terlihat seperti malaikat. Dia mengagumkan dengan caranya sendiri. Peran sebagai harapan setiap manusia benar-benar dia lakukan. Taehyung tahu, dia mencintai orang yang tepat.

F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang