Baik-Baik Saja

161 16 3
                                    

Tanpa terasa 6 bulan terlewati begitu saja. Mungkin benar kata pepatah bahwa kebahagiaan akan membuat waktu serasa berjalan begitu cepat, dan kesedihan membuat waktu terasa berhenti.

Effort yang diberikan Kim Taehyung kepada Jung Hoseok sungguh luar biasa, bahkan sesama member dan staff yang mengetahui hubungan manis itu menjadi iri.
Tidak ada kekasih semanis Taehyung dan tidak ada orang sehangat Hoseok. Dia selalu berterima kasih dengan apa yang dilakukan Taehyung, sekonyol apapun itu. Dia akan menerima dan menyimpan semua benda yang di hadiahkan untuknya. Sekalipun benda itu tidak berguna sama sekali.

"Manajer Hyung memberi tahuku bahwa aku kemungkinan tidak bisa berangkat bersama kalian ke Malta." Kata Taehyung. Dia saat ini sedang bersantai di apartement Hoseok.

"Wae?"

"Aku harus melakukan syuting drama. Jadi aku akan pergi hari berikutnya. Apakah kau akan baik-baik saja?" Taehyung mendongak menatap mata indah Hoseok dan hidung bangirnya.

"Tae, aku bukan anak kecil. Apa kau lupa bahwa aku Hyungmu?" Tanya Hoseok sambil mendelik.

"Wajah imut mu menutupi usia mu."

Hoseok diam tak menjawab."Apakah kau menyukai menjadi aktor?"

"Tentu saja."

"Kalau begitu lakukan yang terbaik."

"He em."

"Bangunlah, kakiku kram." Perintah Hoseok pada Taehyung yang sejak tadi berbaring berbantal pahanya.

Taehyung duduk dan mulai memijat kaki indah itu. "Hyung....apakah kau sudah mencintaiku."

"Belum. Tapi aku terus belajar."

"Arrasso."

"Apakah kau masih bisa menungguku?"

"Tentu. Sampai kapanpun."

Hoseok mengalungkan lengannya di leher Taehyung. Taehyung meraih pinggang ramping Hoseok dan memeluknya erat. Kontak fisik sederhana seperti ini saja mampu membuat Taehyung bahagia.

"Jantungmu berdetak sangat cepat." Kata Hoseok.

"Ya, dia akan selalu seperti itu saat aku bersamamu."

"Hanya padaku?"

"Hanya padamu." Jawab Taehyung yakin.

"Kau bercanda."

"Aniya." Taehyung mengecup kening Hoseok.

"Gomawo Taehyung-ah." Hoseok meraih tengkuk Taehyung dan mengecup bibir tipis itu dengan lembut.

Belum adanya cinta bukan berarti tidak ada rasa. Kenyamanan adalah 1 rasa yang terus menjadi pertimbangan Hoseok untuk mempertahankan Taehyung.
Bahkan pemilik hati Hoseok pun belum tentu bisa memberikan kenyamanan.

-------------------------------------------------------------------------

Suga berada di studio musiknya. Bangunan ini sudah menjadi rumah kedua baginya, karena disinilah dia menghabiskan banyak waktu.
Menulis lirik dan membuat aransemen lagu selalu memakan waktu lama. Dan Suga tak pernah merasakan kebosanan melakukan hal-hal yang dia sukai.

Tapi berbeda dengan hari ini, entah kenapa pikirannya selalu kacau.

Dia merindukan Hoba-nya.

Semua terasa aneh ketika melihat tawa Hoseok bukan lagi karenanya.

Suga memandang gelas kopi di mejanya yang dia terima dari kurir tadi pagi. Helaan nafas terdengar dari bibirnya. Perasaan bersalah kepada Jimin mulai datang.

F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang