Masih Suga 2

225 21 4
                                        

Pukul 2 pagi, tapi aku masih belum bisa memejamkan mataku.

Aku menatap ranjang yang berada tepat di sebelahku. Tetap kosong. Seharusnya, V menempati ranjang itu. Tapi dia belum memasuki kamar ini sampai sekarang.

"Kau...tidak bisa memaksakan apapun kepada orang lain V."

"Tapi aku sangat menyukaimu."

"Seharusnya, kau menanyakan padaku apakah aku merasakannya juga, dan seharusnya kau memberi ku waktu."

"..........."

"Ini terlalu mengejutkan untukku."

"Aku berkali-kali menunjukkannya padamu Hyung. Kau ......kau bahkan yang menyarankan padaku untuk melakukan apa yang ku inginkan."

"Kau benar. Aku bersalah...tapi..."

"Tapi......?"

"Tapi aku tidak memiliki perasaan yang sama denganmu."

"Hyuuung......."

Aku menatap kedua matanya untuk meyakinkan bahwa " Aku mencintai orang lain V. Mian."

Dia terhuyung mundur. Aku segera berdiri karena mengkhawatirkannya. Aku menarik tangannya agar dia tidak terjatuh, tapi dia menolak sentuhanku.

"Kau....marah?"

"Aniyo, aku, aku....hanya terkejut."

"Aku merasa bersalah untuk itu, tapi aku benar-benar minta maaf V. Aku, tidak bisa membalas perasaanmu."

"Apakah, apakah kau......berkencan dengannya?"

"Aniyo."

"Waeyo?"

"Dia....tidak mencintaiku lagi."

"Lagi? Jadi...dia berpindah?"

"Ne."

"Apakah, kau berencana untuk menunggunya? Ataukah kau juga akan berpindah?"

"Aku tidak tahu."

"Hoseok Hyung, mungkinkah, suatu saat nanti kau mau untuk melepaskannya?"

"............"

"Aku tidak berencana melepas mu."

Aku mengingat percakapan terakhir kami, sebelum aku meninggalkannya di luar sana. Dan, ini membingungkan untukku.

Perasaan yang hadir untuk Suga Hyung, disaat dia sudah meninggalkan perasaannya padaku, belum bisa ku selesaikan.

Kenapa V datang dengan menawarkan hati yang tidak pasti bisa ku balas?
.
.
.
.
.
Aku terbangun karena suara alarm ku yang terus-menerus berbunyi. Pukul 9 pagi. Dan ku lihat, ranjang di sebelahku tetap kosong. Tidak ada yang berubah disana.

Itu artinya, V tidak datang.

Aku beranjak turun ke lantai bawah, dan menemukan Jin dan Suga Hyung yang berkutat dengan panci dan kompor.

"Good morning." Sapaku.

"Jweeehope."

"Jin Hyung, apa yang kau masak?"

"Bulgogi."

"Harum sekali."

"Rasanya ku jamin enak." Jawab Jin Hyung lagi.

"Aku mempercayaimu. Hmm..Suga Hyung, kau baik-baik saja? Apakah kau lelah, aku bisa menggantikanmu." Tawarku.

"Gwencana."

F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang