Kacau

208 27 9
                                    

2 orang memasuki kantor BigHit, dari setelan yang mereka kenakan bisa dipastikan mereka bukanlah orang sembarangan.
Tinggi, tegap, gagah dan rupawan sampai-sampai Shin Hye Sun, resepsionis agensi terbesar di Korea Selatan itu terpukau.

Tak lama kemudian, 2 pria itu diantar langsung untuk menuju ruangan CEO BigHit. Sepertinya ada hal penting yang ingin mereka lakukan.

"Annyeonghaseyo, Shi Hyuk-nim."

"Annyeonghaseyo Kim Jong Huan-nim. Ach, aku tidak menyangka mendapat kunjungan pengacara paling populer di Seoul. Duduklah."

"Kamsahamida, perkenalkan ini rekanku. Park Jae won."

PDnim menoleh dan mengangguk kepada pria yang diperkenalkan padanya. "Katakan keperluan apa yang membawamu kesini. Mendadak."

"Maafkan aku, seharusnya aku membuat janji temu denganmu lebih dulu, hanya saja klienku menginginkanku berbicara langsung dan secepatnya denganmu." Kata pengacara Jong Huan.

"Arrasso."

"Klien kami, Jung Dawon-ssi meminta ku mengurus berkas dan segala persyaratan guna pemutusan kontrak kerja." Jawab pengacara tampan itu tegas.

"Jung Dawon? Nouna Hoseok?"

"Benar."

"Kontrak kerja siapa yang kalian bicarakan?"

Park Jae won mengeluarkan beberapa berkas yang dia bawa dan menyerahkannya kepada Bang Shi Hyuk. "Kontrak kerja antara Jung Hoseok dan BigHit." Lanjutnya.

"Mwo?"

"Tolong bantu kami menyelesaikan ini, secepatnya."

"Tunggu, aku tidak mengerti. Kenapa dia memutuskan kontrak kerja dongsaengnya?"

"Semua alasan sudah kami lampirkan di berkas-berkas ini. Kau punya waktu untuk mempelajarinya. Selain itu, Jung Dawon bersedia membayar penalty sesuai dengan Undang-undang yang berlaku."

"Jujur saja ini sangat mengejutkan untukku "

Senyum simpul tercetak di bibir para pengacara itu. "Aku rasa sudah saatnya kami pergi, ku harap kau memberiku kabar secepatnya." Kata Jong Huan sambil bangkit dari duduknya dan diikuti oleh rekannya

-------------------------------------------------------------------------

Dihari yang sama, meeting diadakan secara mendadak, hanya ada 5 member yang datang. Taehyung sedang berada di Amerika selama 3 Minggu untuk mengerjakan music video dari single terbarunya serta beberapa jadwal official pribadinya.

Sejin yang merupakan manajer utama BTS sangat terkejut. Begitu juga 5 member yanng lain. "Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian?"

Para member hanya saling melempar pandangan. Tanpa menjawab sepatah kata pun, karena mereka sebenarnya juga sangat terkejut dengan apa yang terjadi.

"Hoseok memutuskan kontrak secara sepihak. Ini belum pernah terjadi. Tidak memperpanjang kontrak, itu sudah biasa."kata Song Hobum.

"Tapi memutus kontrak ditengah jalan, ini sangat langka. Bahkan Nouna Hoseok bersedia membayar semua penalty." Lanjut Sejin.

"JANGAN DIAM SAJA. KATAKAN APA YANG KALIAN KETAHUI." Bentak Sejin. Dia sangat marah kali ini.

"Hyung, Hoseok sangat tertekan dan frustasi dengan scandal yang terjadi." Jawab Madyung BTS, Kim Seokjin.

"Kau sudah bersamanya hampir 1 dekade Seokjin-ssi. Apakah menurutmu, hal itu mampu membuatnya mundur dari dunia yang sudah susah payah dia bangun?"

"Mmmungkin....mungkin saja kan?" Jawab Seokjin ragu.

"Aku sangat mengenalnya. Dia tak kan melakukan itu." Jawab Suga.

Beberapa mata menatap Suga dengan pandangan bertanya-tanya."Kau tahu apa yang terjadi?" Tanya Namjoon.

"ANIYA, hanya saja aku sangat yakin Hoseok memiliki alasan lain."

"Apa....apa?"tanya Jungkook.

"Untuk apa kita mencari alasan kepergiannya?" Tanya Jimin.

"Tentu saja untuk membawanya kembali." Jawab Namjoon.

"Namjoon Hyung, maksudmu kau akan memaksanya untuk tinggal sementara dia sudah tak ingin berada disini lagi?"

"Jimin-ah, apakah kau berharap aku akan diam saja? Tentu saja tidak. Aku tak akan pernah membiarkan sahabatku pergi." Jawab Namjoon. Dia tak mengalihkan pandangannya sedikit pun dari wajah Jimin.

"Arrasso."

"Alasan paling kuat apa yang membuatnya pergi? Ini membuatku gila." Keluh Seokjin.

"................."

"Apakah salah satu diantara kalian ada yang memiliki masalah pribadi dengan Hoseok?" Tanya Shi Hyuk-nim setelah beberapa saat. Dia mengedarkan pandangannya kepada mereka semua yang ada di ruangan itu.

Melihat semua kepala menggeleng pelan membuat CEO tambun itu mendesah. Kepalanya sangat sakit. Bayangan masa depan BTS dan Agensi menjadi sangat suram.

"Yoongi-ah, bagaimana denganmu?"tanya Hobum.

"Mwo?"

"Bagaimana hubungan mu dengan Hoseok? Apakah semuanya baik-baik saja?"

"Ne, aku tidak ada masalah apapun dengannya."

"Apakah kau keberatan menunjukan padaku percakapan terakhirmu bersamanya?"

"Kenapa Hyung? Kau mencurigai ku?"

"Aniya. Aku hanya ingin memastikan sesuatu." Jawab Hobum. Dia menerima ponsel bermerk keluaran terbaru milik Yoongi.

"Kau sudah sangat lama tidak berbicara dengannya, bahkan di percakapan grup?" Tanya Hobum.

"Ya, aku bahkan sangat jarang membaca pesan di grup. Akhir-akhir ini aku juga sibuk." Jawab Yoongi santai.

"Kenapa kita tidak mencarinya dan berbicara langsung dengannya?" Tanya Namjoon.

"Apartmentnya kosong." Jawab Sejin.

"Kosong?"

"Ya, Bahkan beberapa orang mengatakan Hoseok sudah tidak pernah terlihat disana."

"Aku akan mencarinya ke Gwangju." Kata Yoongi.

"Kurasa itu tidak mungkin, keluarganya berusaha menutup akses."

"Maksudmu......?"

"Hoseok menghilang. Dan tentu saja, ada andil keluarganya disini."

"Kita bisa menekan keluarganya bukan? Kontrak kerja tidak bisa di putus seenaknya begini." Kata Jimin.

"Jimin-ssi? Kau lupa siapa keluar Hobi Hyung, ayahnya orang berpengaruh, dan Dawon Nouna, ACH....ini akan sulit." Jawab Jungkook.

"Pengacaranya sudah mempersiapkan semuanya matang-matang. Aku yakin ini bukan rencana mendadak tapi sudah Hoseok persiapkan sebelumnya." Kata PDnim.

"Aniya." Jawab RM.

Semua menoleh, menunggu apa yang akan dikatakan oleh leader BTS yang dikenal sangat dewasa itu.

"Aku tidak melihat perubahan sikap Hoseok saat scandal itu terungkap. Yah...benar dia frustasi dan murung. Tapi dia tetap melakukan aktifitasnya bukan? Dia tetap berlatih vokal, dance dan melakukan beberapa rekaman MV Solonya. Jika dia berniat pergi, dari awal dia tak akan mau bersusah payah melakukan pekerjaannya."

"Kau benar, Namjoon-ah." Kata Seokjin. Seokjin tahu seberapa banyak Namjoon mengenal Hoseok, jadi dia percaya dengan apa yang dikatakan kesayangannya itu.

"Hyung, kau mau menemaniku bukan?" Tanya Namjoon dengan sorot mata penuh harap.

"Tentu saja. Kemana?"

"Kita ke Gwangju sekarang. Mungkin saja belum terlambat."


F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang