Mencoba Menutup Mata

166 17 2
                                    

Dipertemukan dengan orang-orang baru yang mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda, lalu menjalani kehidupan bersama di 1 lingkungan selama bertahun-tahun.
Akan menumbuhkan rasa yang lebih kompleks.

Waktu yang mereka habiskan bersama pada akhirnya menumbuhkan ikatan yang disebut keluarga.

Tapi yang tidak mereka sadari adalah tumbuhnya rasa selain persaudaraan. Rasa yang mungkin akan menjadi percikan api yang suatu saat akan membakar habis semua yang mereka raih selama ini.

Mereka tahu dengan pasti bahwa di negara mereka, pernikahan atau bentuk kemitraan legal tidak tersedia untuk pasangan sesama jenis meskipun hubungan seksual sesama jenis dinyatakan legal.

Cinta saja tidak akan cukup untuk mengubah rasa itu menjadi lebih nyata.
Dibutuhkan keberanian, tekad dan komitmen diantara keduanya.

Lalu apa yang harus dilakukan jika ternyata hanya satu pihak yang mempunyai keinginan untuk bersama?

Apakah 1 tekad saja cukup untuk melangkah? Sedang kehidupan selanjutnya akan dijalani oleh 2 orang?

Banyak hal yang harus dikorbankan, bahkan ada banyak hati yang akan dikecewakan.

Apakah cinta yang diterima selama ini akan menjadi kebencian?

"Jimin-ssiiiii.....!!!!!

"Wae ...wae." teriak Jimin.

"Apa yang kau pikirkan...hah? Aku lelah memanggilmu." Ucap Jungkook dengan nada kesal.

"Ach....Jungkook-ie mian."

"Ada apa denganmu? Kita semua berkumpul disana untuk memasak tapi kau berada disini sendirian."

"Achhh...kau memanggilku untuk makan malam?"

"Tentu saja. Ayo."

"Ne."

"Tunggu, Hyung, kau menangis?"

"Anieyo. Angin malam membuat hidungku berair dan mataku memerah." Jawab Jimin meyakinkan.

Jungkook tidak beranjak dan hanya menatap Jimin, membuat Jimin gugup dan salah tingkah.

"Ayo, aku sudah lapar?"ajak Jimin.

"Kau harus membereskan segalanya sendirian."

"Ne, aku akan melakukannya."Jimin berjalan 2 langkah di depan Jungkook.

Jungkook mencoba meraih lengan Jimin dengan cepat saat dia melihat Jimin terhuyung, tapi dia terlambat.
Jimin jatuh tersungkur ke tanah.

"Hyung, gwencana?"

"...........achh..aku....hanya terkejut."

"Kau tidak melihat ada lubang di depan mu..hah? Kau ini. Apa yang kau pikirkan. Aku tidak mengerti denganmu." Omel Jungkook.

"Yah, aku hanya kurang melihat. Aku baik-baik saja."

"Lututmu berdarah."

"Gwencana."

"Katakan Gwencana sekali lagi, aku membatalkan niatku menggendongmu." Ancam Jungkook.

"Yak...yak.Jungkook-ie aku tau kau tak sekejam itu."

"Naiklah." Jungkook.

"Gomawo."

"Hm."

"Mianhae karena merepotkanmu."

"............"

"Hyung, kita berteman bukan?"

"Tentu saja. Kita keluarga."

F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang