Curiga

169 23 7
                                    

Flashback On ~ Pov: Park Jimin

Min Yoongi is My mine.
Sejak aku menyadari telah jatuh cinta padanya dan kami memutuskan untuk bersama, aku selalu bersumpah akan melakukan apapun untuk tetap mempertahankannya. Semua hal tentangnya masih menjadi yang paling istimewa. Hal sederhana sekalipun jika itu dengannya, aku akan sangat antusias.

Sekarang ini aku sedang menemaninya di rumah abu. Tempat dimana abu neneknya disimpan. Setelah pesawat kami mendarat, aku langsung meluncur ke Daegu. Bukankah aku harus bersamanya disaat berduka seperti ini?.
Sejujurnya aku sangat kesal dengan staff dan manager ku. Saat Yoongi akan kembali ke Korea, aku mengajukan diri untuk menemaninya, tapi permintaan ku ditolak.
Sangat menyebalkan.

Hoseok Hyung dan Taehyung mengatakan akan datang ke Daegu untuk memberikan penghormatan, saat ku sampaikan itu ke Yoongi, dia mengatakan tidak perlu.
Awalnya aku mengira bahwa benar dia tidak menginginkan kedatangan sepasang kekasih itu, tapi pada akhirnya aku tahu, Yoongi Hyung mengkhawatirkan kesehatan Hoseok Hyung. Dia khawatir Hobi Hyung kelelahan setelah perjalanan panjangnya dari Malta.
Bagaimana aku bisa tahu? Karena aku menanyakan langsung kepadanya. Sangat miris bukan? Kekasihku mengkhawatirkan cinta pertamanya.

Hampir 2 tahun hubunganku bersama Yoongi. Tapi aku merasa, kami hanya berjalan di tempat. Aku belum bisa menempati hatinya dengan seutuhnya. Bayang-bayang Hobi Hyung selalu ada diantara kami. Selalu.

Saat persiapan comeback, aku secara terbuka mengatakan kekagumanku kepada Hoseok Hyung. Dan kalian tahu apa yang ku dapatkan? Pandangan kagum yang diberikan Yoongi kepada Hoseok masih sama seperti 2 tahun lalu. Tak ada yang berubah.

Kecelakaan Taehyung membuat darah kejam ku bergejolak. Segala perih yang ku rasakan karena Yoongi ku lampiaskan kepada seseorang yang telah melukai sahabatku, Taehyung.
Hari paling sial bagi Choi Ji Young adalah saat bertemu denganku yang sedang frustasi. Ku jadikan dia samsak hidup dan video ku menghukumnya ku tunjukkan kepada Taehyung.

Kalian bisa menebak apa yang dikatakan Taehyung saat melihat Videoku?
"Aku khawatir Hobi Hyung akan marah padaku."

Aku tidak bisa mengerti, kenapa seorang Jung Hoseok bisa dicintai oleh 2 pria dengan sangat dalam. Selain kecantikannya? Apa daya tarik darinya yang tak ku miliki?

Aku sudah berusaha melupakan semuanya, semua luka yang diberikan Hoseok Hyung tanpa sengaja itu ku maafkan. Aku memaafkannya....

Tapi......

Seoul akan memasuki musim dingin saat aku mengunjungi Taehyung di rumahnya dengan maksud melihat kondisi kesehatannya setelah kecelakaan. Dia sedang menikmati wine sendirian. Mungkinkah dia merayakan sesuatu? Tapi wajah murung namja tampan itu menarik perhatianku.

"Taehyung-ah?"

"Aku senang kau datang."

"Apakah kau sedang punya masalah?"

"Aniya."

"Kenapa kau mabuk sendirian?"

"Aku hanya sedikit kacau, Jimin-ah."

Aku berjalan ke dapur untuk mengambil gelas.   Alisku mengernyit melihat kekacauan rumah ini. Taehyung sedang tidak baik-baik saja kurasa.

"Apa yang membuatmu kacau, katakan padaku. Aku akan mencoba membereskannya untukmu." Kataku sambil menuang wine ke dalam gelasku.

"Entahlah. Aku juga tidak yakin."

Aku tergelak mendengarnya "Jika tak yakin, kenapa kau bisa sekacau ini?"

"............"

"Katakanlah. Mungkin aku bisa sedikit membantumu."

"Kurasa......."

"Mwo?"

"Ku rasa, Hobi Hyung berselingkuh."

Aku meletakkan gelas penuh wine yang ku genggam. Ku pandang Taehyung dengan seksama. Dan aku tahu, dia sedang tidak bercanda. Wajah terluka yang hanya akan ditunjukkan Taehyung kepadaku.

"Apa kau punya bukti?" Tanyaku.

Dia menghela nafasnya kasar dan menenggak habis segelas wine hitam pekat itu.

"Lupakan."

"Waeyo? Kau takut jika prasangka mu itu benar?"

"Aniyo. Aku sangat percaya pada Hobi Hyung. Dia mungkin sudah mencintaiku.
Jadi.....jadi....hm...menurutku....hm........"

"Kau sendiri tidak yakin dengan apa yang kau pikirkan?"

"Aku ......"

"Kita cari tahu. Dengan begitu kau bisa tenang."

"Tapi aku......"

"Taehyung-ah, semua yang sudah ditakdirkan untukmu, akan tetap jadi milikmu. Jadi kau tak perlu mengkhawatirkan apapun."

"Bagaimana jika apa yang ku pikirkan benar?"

Aku memandangnya iba. Dia selalu seperti ini. Mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi secara berlebihan. Setelah kehilangan nenek dan kakek yang telah merawatnya sejak kecil, Taehyung bukan lagi sosok yang sama seperti pertama kali aku mengenalnya.
Kehilangan adalah hal yang paling dia takuti.

"Kita akan mencari solusi setiap masalah Taehyung-ah. Jadi kita jalani saja satu persatu."

Pipi mulus itu dia sandarkan ke meja yang aku yakini kotor. Apakah dia tidak khawatir berjerawat? Idol paling gila tapi juga paling dicintai para fansnya.

"Apa bukti yang kau miliki? Atau apa yang membuatmu bisa memiliki kecurigaan itu?"

"Kau ingat, saat kau dan Yoongi Hyung baru saja tiba dari Daegu dan kita bertemu di lokasi latihan?"

"Ne. Saat Jungkook mengatakan bahwa Suga kehabisan uang untuk membeli kemeja baru?" Aku menertawakan lelucon konyol Jungkook. Apakah dia tidak tahu bahwa kekasihku bahkan bisa mendirikan pabrik Garmen hanya dari royalty lagu-lagu ciptaannya?

"Yah, kemeja Suga Hyung kehilangan beberapa kancingnya bukan?"

"He em."

"Aku menemukan 1 buah kancing yang ku yakini milik Suga Hyung."

"Eodiya....Taehyung-ah?" Suara gemetar. Aku yakin sahabatku ini menyadarinya ketika dia menatap mataku.

"Diatas permadani, di apartment kekasihku."

Mataku memanas, tapi air mata Taehyung mulai mengalir deras.

"Maldo andwe."

Aku berusaha keras menahan air mataku di hadapan Taehyung. Saat itu tak tertahankan lagi, aku melangkah perlahan menuju jendela lebar yang tertutup.
Agensi selalu melarang kami membuka jendela karena khawatir Sasaeng bisa saja mencuri foto kami. Tapi saat ini aku butuh udara segar.

"Kau...mungkin salah Taehyung-ah."

"Mian, karena membicarakan ini denganmu. Seharusnya aku bisa menyimpannya darimu. Tapi, hanya kamu tempatku berbagi segala hal selama ini Jimin-ah. Aku hanya mempercayaimu. Mianhe."

Aku ingin menangis, tapi aku khawatir Taehyung akan semakin terpuruk jika melihatku hancur. Dia membutuhkanku saat ini.

Pertanyaan Taehyung terngiang di telingaku.

Bagaimana jika hal itu benar?

Apa yang harus ku lakukan?

"Taehyung-ah, berhentilah menangis. Kita cari buktinya dulu. Arraso?" Aku mengguncang bahunya perlahan. Mendengar isak lirihnya membuat ku perih.

"Ambil kancing yang kau temukan dan aku akan mencocokkan dengan kemeja Yoongi."

"Kau benar-benar ingin tahu? Aku tidak." Jawabnya pelan.

"Kalau begitu, tolong lakukan itu untukku."

F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang