MAAF

423 33 10
                                    

POV : Jung Hoseok

William datang ke Brazil untuk mengunjungi makam ibu dan calon ayah tirinya. Saat dia melihatku hanya melakukan hal-hal tidak berguna, seperti memotong tangkai bunga, mengganti pot bonsai bugenvil milik Papi dan memberi makan ikan di kolam, dia menyeret ku untuk ikut bersamanya.

"Bagaimana kabar istri dan putramu?"tanyaku saat diperjalanan.

"Baik. Datanglah sesekali. Billi pasti akan sangat menyukaimu."

"Benarkah?"

"Ya, dia suka laki-laki tampan."

"Aku tampan? Terimakasih." Gurauku.

"Hosiki, entah aku harus mengatakan ini atau tidak tapi......" Kata William setelah tawa kami mereda.

"What?"

"Aku menerima sebuah pekerjaan beberapa bulan lalu."

"Hm........?"

"Aku menerima tawaran untuk menjadi fotografer di acara pertunangan dan prewedding."

"Kenapa kau harus mengatakannya padaku? Bukankah itu memang pekerjaanmu?" Tanyaku sedikit heran.

"Benar, hanya saja mereka adalah orang-orang yang kau kenal."

"Siapa?"

"Itu adalah pertunangan dan Prewedding Kim Namjoon dan Kim Seokjin. Mereka saudara mu bukan?"

Aku tersenyum kecil dan mengangguk. Ada rasa sedih saat aku tidak bisa berada di samping mereka. Seharusnya aku menjadi salah satu saksi dari kebahagiaan mereka bukan?

"Jadi mereka melakukan pertunangan di Prancis?"

"Yah itu benar dan ku rasa pesta pernikahan pun akan ada disana."

"Owh......."

"Oh ya, siapa anggotamu yang bertubuh paling mungil dan berwajah imut? Aku melupakan namanya."

"ACH....itu Park Jimin."

"Yah itu. Pria itu kurasa juga tengah mempersiapkan pertunangannya. Dia dan kekasihnya sangat lengket. Mereka berdua mengatakan akan memakai jasaku untuk pertunangannya kelak." Kata William lagi.

Mendengar itu, aku bahagia. Jujur aku sangat bahagia. Ku harap sesuatu yang menghimpit dadaku selama ini segera menghilang saat mereka resmi bertunangan nanti.

Aku memasuki area pemakaman terlebih dahulu karena William menerima telepon dari Elizabeth, istrinya.
Dari ekor mataku, aku bisa merasakan seseorang tengah mengawasi ku. Entah benar atau tidak, tapi ini sedikit menggangguku.

Ku hubungi seseorang yang menjadi bodyguard jarak jauhku. Jadi dia selalu menjagaku sekalipun tak berada di sisiku. Dia selalu mengawasi setiap orang yang berada di sekitarku.

"Anda benar Tuan, hanya saja aku belum bisa memastikan identitas pria tersebut. Yang ku yakini, dia orang Korea." Jawab pria di seberang telepon.

"Katakan beberapa ciri-cirinya." Kataku.

"Dia bertubuh kurus dan mungil, maksudku dia pendek. Berambut hitam kecoklatan. Dia....cantik." jawab sang Bodyguard.

Satu nama yang ku yakini itu dia."Baiklah. Thanks."

Aku menutup telepon begitu William mendekat. Aku tak mau membuat William khawatir. Sekalipun tak ada darah yang sama di tubuh kami, tapi William memperlakukanku dengan sangat baik. Berkali-kali pula dia mengatakan bahwa aku adalah saudara laki-lakinya.

Lima hari kemudian, William kembali ke negaranya, saat itulah aku ke pemakaman sendirian. Berharap orang yang diam-diam mengawasiku itu mau muncul ke hadapanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang