Cinta Baru

169 15 4
                                    

Apakah aku sudah berpindah? Ya. Tentu saja.
Sepenuhnya? Aku tidak bisa mengatakan itu. Taehyung kekasihku sekarang ini, aku sangat menyayanginya. Aku bahagia.

Tapi keberadaan Yoongi di sekitarku, tetap mempengaruhi ku. Bukan berarti aku masih mengharapkannya.
Tolong jangan salah paham. Aku hanya, belum bisa menghapus dia sepenuhnya.
Aku yakin beberapa dari kalian memiliki 1 nama yang tidak bisa kalian hapuskan dengan mudah.
1 nama yang memiliki ruang tersembunyi di hatimu.
Benar bukan?

"Hyung."

"Hmmm. Mwo?"

"Gomawo."

"Untuk?"

"Untuk semua kebahagiaan yang kau beri padaku."

"Kenapa tiba-tiba?"

"Aniya. Aku hanya berterima kasih kasih karena kau benar-benar melakukan apa yang kau katakan padaku."

"Kau senang?"

"Hmmm.."

"Aku juga senang melakukannya. Kita sudah menemukan kebahagiaan kita masing-masing Jimin-ah. Jangan mengkhawatirkan apapun. Arrasso?" Dia memelukku tanpa menjawab.

Aku masih terngiang pembicaraan ku bersama Jimin tempo hari. Entah kenapa saat itu perutku serasa ditinju. Perih sekali.
Aku menertawakan diriku sendiri. Saat dengan tak tau malunya mengatakan hal-hal manis padanya.

Ku lihat jam di tangan ku, sudah 30 menit berlalu, tapi Namja tampan dari Daegu itu tidak juga muncul. Bukan kebiasaannya terlambat. Aku jadi sedikit mengkhawatirkannya.

Kami mendapat libur, dia mengajakku berkencan. Jangan berfikir yang tidak-tidak. Kencan dalam kamus V adalah makan bersama, nonton bersama, duduk bersama menatap langit.
Yah, hanya sekedar menghabiskan waktu berdua. Jika aku mengiyakan ajakannya, dia bahagia. Jadi aku tak berniat membuatnya kecewa.

Kaki dan punggungku terasa pegal, 1 jam lebih aku menunggunya dengan sia-sia. Dia tetap belum menampakkan batang hidungnya.
Sedang ponselku sedang kehabisan baterai, jadi aku memutuskan untuk pulang.

Saat sampai di apartement, aku melihat Namjoon dan Seokjin duduk di depan pintuku.

"Hey, kenapa kalian disini?"

"Owh ..Jwehope. Kami mencarimu. Kenapa kau tidak mengaktifkan ponselmu. Hah?"

"Owh..wae...wae. Aku kehabisan baterai."

"Ayo kita pergi."

"Kemana? Aku tidak mau. Aku lelah dan kesal sekarang."

"Kau harus ikut dengan kami. Ini darurat."

"Aku bilang aku tidak mau."

"AYOLAH." Seokjin menarik pergelangan tanganku. Dan aku tetap tak bergeming.

"Kalian disuruh Taehyung?"

"Hah....?"

"YAK, KATAKAN PADA NAMJA SIALAN ITU AKU AKAN MEMBUNUHNYA." Teriak ku marah. Ku lihat 2 member itu saling menatap.

"Jhope, kita ke rumah sakit. Taehyung kecelakaan." Kata Namjoon menengahi.

".........................." Telingaku berdengung.

"Jhope."

"Hah?"

"Kita pergi sekarang. Taehyung menunggumu."

"Eotteokhe?"

"Aku ceritakan nanti. Kita pergi sekarang." Seokjin Hyung menyeretku. Nyawaku belum terkumpul sepenuhnya.

F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang