Masih Suga

240 21 2
                                        

Tempat ini indah, mata dimanjakan dengan pemandangan yang luar biasa. Aku bisa membayangkan betapa menyenangkannya tinggal disini. Menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama orang-orang yang sangat berharga untukku.

Aku duduk di tepi danau sambil menikmati kopi panas. Siluet keemasan dari senja yang akan pergi membuat keindahan ini menjadi bertambah. Aku tidak membawa ponsel ku. Jadi aku memutuskan untuk merekam keindahan ini di ingatanku.

Saat sendiri seperti ini, aku terbiasa berpikir tentang hari ini. Tidak peduli apa yang terjadi kemarin dan nanti, aku hanya ingin hari ini berjalan dengan baik.

Aku melihat tatapan Jimin yang tak biasa kepadaku, interaksi Suga kepadanya masih bisa menyakitiku.

Kapan aku sembuh?

Bagaimana aku bisa sembuh jika kami selalu menghabiskan waktu bersama?

Apa yang harus ku lakukan?

Aku memikirkan bagaimana cara melewati hari ini tanpa terluka. Hanya ada kami, tanpa ada orang lain lagi disini.

Aku melihat ke arah rumah utama.
Ada Namjoon yang mulai membongkar sebuah kotak mainan.

Jin dan Taehyung yang sedang bermain ping-pong.

Jungkook sedang mengamati isi kulkas.
Aku tersenyum karena memikirkan bagaimana cemberutnya Jungkook jika dia tidak menemukan apa yang dia inginkan.
Apa itu? tentu saja susu pisang kesukaannya.

Aku menertawakan diriku sendiri sekarang.
Apa yang ku pikirkan?
Tidak terlihatnya Jimin dan Suga Hyung membuatku membayangkan hal-hal yang menyakitiku lagi.
Kapan aku bisa lepas dari ini semua?
Jujur, aku tersiksa.

Aku menyesap kopi dalam genggamanku. Kehangatannya sedikit menenangkanku. Aku mengantuk sekarang.

"Jwehoope..."

"Ne."

"Apa yang kau lakukan sendirian disini? Kau tidak takut hantu danau mendatangimu..huh?"

"Apa yang kau bicarakan. Hantu danau gak akan tega mengganggu manusia baik-baik sepertiku Hyung." Jawabku cemberut.

Aku berdiri dan berlari kecil mengejar Jin Hyung yang pergi begitu saja setelah menakut-nakutiku.

"Kenapa? Kau takut? Hahaha..hahaha..kau takut?"

"Aniyo."

"Kenapa kau mengikutiku? Kau bisa tinggal disana lebih lama lagi." Dia tertawa dengan sangat menyebalkan.

"Aku lapar."

"Dasar penakut." Dia mengatakannya sambil berlari meninggalkanku.

Aku tidak berniat mengejarnya. Jin Hyung akan bahagia jika aku terpancing dengan kata-katanya.

Aku menoleh saat mendengar pintu Van terbuka dan Jimin keluar dari mobil camping itu. Aku tersenyum saat mata kami bertemu.

"Hyung, kemarilah. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu." Teriaknya.

Aku melangkah ke menuju mobil itu terparkir
"Mwo?"

"Mobil ini menjadi rung kerja Suga Hyung. Bagus bukan?"

Aku mencoba melihat ke dalam mobil itu. Cukup rapi, Suga Hyung pintar mengatur ruangan "Yah...tempat ini terlihat nyaman."

"Aku juga menyukainya. Tapi aku lebih suka tidur di ruangan game. Aku bisa bermain game sesuka hatiku."

"Kau akan menghabiskan waktumu disini bersama game? Nampaknya akan sangat membosankan."

"Aniyo. Aku akan menyukainya." Aku menyentuh lembut kepala Jimin. Dia dongsaeng yang paling dekat denganku.

"Lakukan apapun yang kau inginkan."

"Ne. Kau juga harus bersenang-senang disini Hyung."

Aku mengangguk sebagai jawaban.

Bersenang-senang? Bisakah aku melakukannya?
.
.
.
.
.
Karena aku, V dan Namjoon tidak membantu memasak jadi kami bertugas membereskan bekas makan dan bertanggung jawab pada kebersihan.

Namjoon dan V membersihan bagian luar rumah. Karena kami menggunakan kuali saat memasak tadi. Aku mencuci semua piring di dapur.

"..V.. Kau membuatku terkejut." Aku hampir menjatuhkan piring yang ku pegang karena V tiba2 sudah berada di belakangku. Dia yang berpostur lebih tinggi dariku dengan mudah mengungkung tubuhku ke dalam pelukan kedua lengannya.

"Saat mencuci pun, kau tetap terlihat sangat cantik."

"Aku baru mengetahui bahwa kekenyangan bisa memberikan efek seperti orang mabok." Sindirku sambil meneruskan mencuci piring-piring yang masih menumpuk.

Dia tak menjawab. Jemarinya meraih piring yang sedang ku pegang. Membilas tanganku lalu mengangkat tubuhku.

Dia mendudukanku di meja dapur.

"Apa yang kau lakukan?"

"Bersenang-senang."

"Hmmmm....."

"Bukankah kita kesini untuk melakukan itu?"

"Pekerjaan ku masih banyak, jangan menggangguku."

"Aku akan mencuci. Kau cukup duduk disini menemaniku." Aku diam tak memberikan komentar apapun.

Hari ini dia nampak berbeda. Dia yang menangis saat diperjalanan tadi dan sekarang dia bertingkah aneh.

Apakah dia salah meminum obat?

Aku melakukan apa yang dikatakan oleh V.
Aku duduk dan menunggunya membersihkan dapur. Hampir 2 jam dia melakukan semuanya. Tapi aku sama sekali tidak bosan.

Dari ekor mataku, aku bisa merasakan seseorang sedang berdiri melihatku.
Dan aku menemukan Jimin berdiri di balik kaca memperhatikan ku dan V.

Aku melambaikan tanganku memanggilnya agar bergabung bersama kami.
Dia tersenyum jahil dan berlari menjauh dari rumah ini.

Aku yakin, dia akan membual kepada member lain.

Salahkan V jika itu terjadi.

F AK E    L OV ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang