THAT GUY BAB 20

697 89 17
                                    

"Uuuwaaaa"

Ares menggeliat pelan saat telinga kirinya terasa geli dan basah. Ia bisa mendengar suara ocehan itu tapi matanya terasa berat untuk dibuka. Pria itu baru tertidur pukul tiga pagi. Anna yang sudah bangun sejak tadi kini tengah berkutat di dapur mini ruangan tunggu tersebut.

"Aa!" Gusinya yang terasa gatal membuat Noah berteriak di telinga Ares.

Plak!

"Aarrggh! Kubuang kau keluar nanti!" Pria itu kaget saat merasakan pipinya terasa panas seperti dipukuli. Begitu menyadari tingkah putranya, Ares yang kesal langsung memutar kepalanya ke arah berlawanan untuk melanjutkan tidurnya. Masih enggan membuka mata.

Kini leher bagian belakangnya yang kembali terasa geli. Bayi itu berusaha menggigit tengkuknya. Gusinya yang terasa gatal namun leher ayahnya tak bisa digigit membuatnya kembali memekik kencang.

"Aaarggh!" Raung Ares saat tengkuknya digaruk dengan kuku putranya. Rasa kantuknya tiba-tiba menguap entah kemana. Perih sekali. Kembali berbalik untuk melihat anaknya.

"Kau ini kenapa sih?" Tangan kirinya memengang tengkuknya sementara tangan kanannya memegang tangan kecil Noah. Melihati jari-jari kecil yang baru saja menggaruknya.

"Aa!"

"Bicara yang jelas, jangan A A terus!" Ares menarik selimut untuk menutupi keduanya.

"Tidur lagi. Aku masih mengantuk. Dan kau!" Jari telunjuknya mengetuk pelan kening Noah, "Jangan mengganggguku lagi, kau mengerti?" Mencoba menutup matanya tanpa peduli lagi suara Noah yang kembali terdengar.

«««««

Hari ini, Eric Montana akan kembali ke Kanada. Setelah mendapat kabar tentang penyusup yang menyerang Vito di rumahnya, pria tua itu memutuskan untuk pulang.

Selain karena hartanya yang belum ditemukan dan ada yang menyusupi rumahnya, alasan kepulangannya yang sebenarnya adalah adanya laporan dari pengawalnya yang mengatakan jika mereka tengah di-intai.

Ketidakberadaan Vito disisinya menjadi salah satu pertimbangannya. Belum lagi tentang kematian dokter Mike yang ia dengar beberapa hari yang lalu.

Eric pikir pihak polisi akan menyeret namanya. Tapi hingga kini, ia tak mendengar atau bahkan mendapat surat panggilan dari kepolisian.

Ada yang ingin menjebaknya dan ia tahu siapa pelakunya.

«««««

Alex Lewis memasuki lobby rumah sakit tempat kakaknya dirawat. Pria itu baru sampai di Kanada tadi malam.

Ketika tengah menonton televisi sambil menikmati sarapan pagi, ia kaget akan berita yang menayangkan tentang kasus yang kini tengah dialami oleh Nico Atkinson.

Saat ia menghubungi Billy, pria itu juga tak tahu menahu tentang hal tersebut. Hingga keberadaannya disini adalah untuk bertemu dengan keponakannya. Ia yakin Ares tahu sesuatu.

Tok! Tok! Tok!

Ceklek!

"Selamat pagi kakak ipar," sapa Alex memberi salam begitu membuka pintu dan mendapati kakak iparnya tengah menyuapi Maya, kakak perempuannya.

"Hei, pagi. Ayo masuk. Ada apa ini pagi-pagi sudah disini?" Sambut tuan Evan.

"Aku ingin bertemu dengan Ares. Dia dimana?" Alex mengedarkan pandangannya untuk mencari Ares tapi tak menemukannya.

"Ada di ruang sebelah. Tapi sepertinya belum bangun. Kau sudah sarapan? Kalau belum, ayo sarapan bersama kami." Tawar tuan Evan.

"Sudah tadi. Kakak ipar sarapan saja, biar aku yang menyuapi kak Maya." Alex bangkit dan mengambil alih piring dan mulai menyuapi kakaknya.

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang