THAT GUY BAB 19

639 86 10
                                    

Kondisi Sandra pasca keracunan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Menurut dokter, Sandra kemungkinan akan mengalami koma. Racun yang digunakan telah berhasil dideteksi. Potasium Sianida.

Jimmy sedang menunggui kekasihnya di depan kamar rawatnya. Penampilannya cukup berantakan. Pria itu benar-benar kalut ketika mendapat kabar tentang kekasihnya yang keracunan.

Ares berjalan menghampiri pria itu. Steve yang memberitahu jika kekasih Sandra sudah datang.

"Aku minta maaf. Seperti yang sudah kau dengar, semua ini ditujukan untuk keluargaku. Sebagai bentuk permintaan maaf, aku akan mengirimnya ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik agar bisa pulih secepatnya. Bagaimana?" Tawar Ares. Biar bagaimanapun, ini semua terjadi karena masalah keluarganya terlebih lagi Sandra masih sempat menyelamatkan putranya.

"Entahlah. Dia sudah tidak punya keluarga, sedangkan aku punya pekerjaan yang tidak bisa ku tinggalkan begitu saja disini." Jawab Jimmy bimbang.

"Tidak perlu khawatir dengan pekerjaanmu. Resign dan aku akan merekrutmu untuk bekerja di perusahaanku. Setelah itu, kau bisa ikut dengannya ke luar negeri. Kalau kau siap, sekretarisku yang akan mengurus semuanya." Steve melangkah mendekat dan memberikan kartu namanya.

"Kejadian ini juga sudah aku laporkan kepada pihak berwajib. Mungkin sebentar lagi atau beberapa hari ke depan, akan ada polisi yang datang untuk memeriksa dan mencari informasi. Katakan saja sesuai yang kau tahu." Jimmy mengangguk mendengarnya.

Ares menatap Steve, memberi kode untuk mengurus keperluan Sandra bersama Jimmy kemudian pamit pergi. Steve menatap punggung bosnya. Entah apa direncanakan Ares, Steve juga tidak tahu.

Insiden percobaan pembunuhan dengan cara meracuni makanan sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian. Tuan Evan dan Steve kebingungan. Pasalnya saat Maya ditembak, Ares tak melaporkan hal ini ke pihak kepolisian. Tapi justru kejadian sekarang malah dilaporkan.

Bahkan dua orang pria yang menyerangnya juga akan ia serahkan kepada polisi.

Tak ada yang bisa menebak jalan pikiran Alvares.

«««««

Ares baru saja akan membuka pintu kamar rawat mamanya namun pintu tersebut sudah dibuka oleh papanya dari dalam. Menampilkan Maya yang kini tengah duduk di atas kursi roda.

"Mau kemana?" Tanya Ares pada papanya yang berada dibalik kursi roda Maya.

"Mama ingin bertemu dengan cucu Mama, setelah itu menjenguk Sandra." Jawab Maya.

"Kalian bisa bertemu Noah kapan saja kalian mau. Kalau Sandra, tidak boleh ada yang sembarangan kesana karena akan ada polisi yang berjaga. Nanti saja." Balas Ares.

"Papa bilang kau akan mengirim Sandra ke luar negeri, makanya Mama ingin melihatnya." Timpal Maya.

"Bukan sekarang. Pacarnya masih menyelesaikan urusan pekerjaannya dulu baru ia akan menemani Sandra berobat ke luar negeri." Pria itu mencoba memutar kursi roda mamanya agar berbalik ke dalam.

"Tadi Papa sudah menelpon ayahnya Anna dan memberitahu kejadian hari ini. Dia bilang dia mengerti dan mungkin akan datang untuk mengunjungi Sandra juga." Ujar tuan Evan pada putranya yang kini mengangguk.

"Kalau begitu, biarkan Mama bertemu dengan Noah, yah?" Pinta Maya.

"Baiklah, aku akan membawa Noah ke sini."

Tuan Evan membantu istrinya kembali berbaring di ranjang sedangkan Ares sudah menuju ke ruang tunggu disebelah.

Putra gemuknya baru saja selesai mandi. Wangi sampo dan minyak bayi langsung tercium indra penciumannya. Ares suka wangi ini.

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang