YANG MENYERANG SAYA DI DM SUDAH SEMAKIN KETERLALUAN!
MUNGKIN SAYA AKAN MENGAMBIL JEDA WAKTU DULU
MAAF SEBELUMNYA
♥♥♥♥♥
Empat buah mobil yang membawa Bryan dan beberapa anak buah Ares berhenti cukup jauh dari titik lokasi dimana Marco dan yang lain berada sekarang. Ini dilakukan agar tak menimbulkan bunyi yang dapat memancing perhatian.
Setelah memarkirkan mobil ditengah hutan, rombongan tersebut mulai bergerak menuju tujuan yaitu Marco yang sedang menunggu bantuan.
Seorang pria yang berada di bagian depan barisan mengangkat tangan kanan sebagai tanda ada yang mendekat. Membuat yang lain langsung menunduk dan bersembunyi di semak-semak yang cukup tinggi.
Bryan yang menyadari orang tersebut sebagai Marco memberikan siulan agar pria itu mengenali mereka. Marco mendekat kearah Bryan, "Berapa yang kau bawa?" tanyanya. Bryan mengkode salah satu pria dibelakangnya untuk memberikan Kevlar vest pada Marco. "Total ada 30 orang. Situasi?" Marco menjawab sambil memakai Kevlar tersebut, "Belum ada pergerakan, jumlah mereka diperkirakan sekitar dua puluhan. Ayo cepat!" Seluruh rombongan tersebut mulai bergerak dibawah pimpinan Marco sebagai penunjuk arah.
Setelah sampai, mereka yang tiba bersama Marco diawal tadi langsung diberikan kevlar oleh tim yang datang bersama Bryan.
"Apa dia harus ikut?" Tanya Bryan pada Marco yang memakaikan kevlar pada Theo yang sedang meringkuk dalam diam.
"Aku sudah menyuruhnya untuk menunggu tapi dia bersikeras untuk ikut. Biarkan saja! Kalau dia mati, kakiku tidak akan ikut ditarik!" Sahut Marco acuh.
"Tempat itu sepertinya bekas kantor tambang." Tunjuk Marco pada tempat dimana beberapa orang terlihat sedang berjaga dengan senjata laras panjang. Bryan mulai memindai sekitar dan mata tajamnya menangkap seorang pria yang ia kenali berada dalam kelompok yang menculik ibu Theo Atkinson.
"Sialan! Aku tidak bisa ikut masuk kedalam. Pria yang memakai topi hitam itu mengenaliku sebagai bawahan tuan Alvares. Tidak boleh ada yang tahu kalau kita dikirim oleh tuan Alvares." Marco mengangguk mengerti. Mereka memang selalu ditekankan agar selalu bergerak tanpa ketahuan siapa tuan mereka disituasi seperti ini.
"Kau beri tembakan perlindungan dan kami yang akan masuk kedalam," ujar Marco.
Bryan menatap dua orang pria disampingnya yang langsung mengangguk paham. "Naik keatas!" Perintahnya dan mereka bertiga langsung memanjat batang pohon dan menyiapkan senjata.
Tak! Tak! Tak! Tak!
Enam orang yang berada diluar langsung terjatuh namun satu orang berhasil kabur dan masuk kedalam hingga aksi baku tembakpun tak bisa dielak ditengah hutan yang menerbangkan burung serta membangunkan hewan lain yang sedang tertidur.
"Ada lubang diatas bangunan itu. Tinggalkan lima orang dan kalian masuk lewat sana!" Perintah Bryan lewat earpeace yang terpasang di telinga kanan Marco. Pria itu dengan cepat memberikan instruksi dan mulai memimpin barisan untuk menaiki tangga dan memanjat keatas bangunan tersebut dengan Theo yang berada tepat dibelakangnya lengkap dengan senjata.
Remaja itu benar-benar ketakutan setengah mati. Tungkainya yang terasa lemas membuatnya hampir terjatuh namun langsung ditahan oleh Marco. Pria asal Texas itu menarik tubuh ringkih Theo dan melemparkannya ke atap bangunan, "Jangan jadi beban untuk kami, kalau ada diantara kami yang meregang nyawa maka kau yang harus menggantinya. Ingat itu!" Pekik Marco tajam. Theo yang tak bisa mendengar apa-apa karena telinganya berdengung sakit akibat suara tembakan hanya bisa mengangguk tanpa tahu kalimat apa yang diucapkan oleh Marco.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GUY
AcciónKesalahan informasi yang diterima Ares membuat ia melakukan kesalahan besar yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Alvares Montana, pria dengan perangai tenang yang tidak suka mengusik orang lain. Namun jika ada yang mengusik hidupnya mak...