Montana Group dulunya adalah Montana Development. Sebuah perusahaan properti yang dibangun oleh Eric Montana puluhan tahun silam. Eric tidaklah berasal dari keluarga kaya raya. Putus sekolah ditingkat menengah membuatnya harus menjadi pesuruh. Hingga akhirnya ia diajak oleh seorang pria yang juga baru saja merintis karir sebagai seorang arsitek. Eric mulai dibimbing oleh si arsitek untuk membantunya dalam menyediakan bahan properti yang dia butuhkan saat akan membangun sebuah bangunan.
Tak menyia-nyiakan peluang, Eric mencoba mencari pinjaman kesana kemari untuk menjadi penyedia bagi sang arsitek. Dari sanalah, Montana Development resmi dibangun dan berubah menjadi Montana Group ketika Ares mulai memimpin.
Harus Eric akui bahwa sejak Ares memegang kendali, perusahaan berkembang cukup pesat delapan tahun terakhir. Cucunya itu bukan hanya berfokus pada properti, tapi dia juga membangun bahkan sampai mengakuisisi perusahaan lain yang bisa menyokong keberlangsungan perusahaan pusat ke depan sehingga tidak perlu berurusan dengan pihak lain.
Itulah kenapa Eric akan berusaha untuk menyelamatkan perusahaan yang sudah ia bangun dengan darah dan keringatnya.
Menyesal. Ya, Eric menyesal ketika bibirnya menyebutkan nama perusahaannya sendiri. Tapi itu lebih baik ketimbang ia harus menyebutkan rumah anak dan cucunya. Itu lebih berbahaya.
«««««
Pemimpin kelompok Vallas, Diego Morreti melangkah memasuki lobby lantai satu kantor pusat Montana Group yang lengang dengan penuh senyum angkuh. Bibir hitamnya menyesap nikotin dan menghembuskan asap. Tidak ada siapapun diseluruh kantor. Bahkan security pun tak ditemukan disudut manapun.
"Hati-hati! Bisa saja kita dijebak." Desisnya tajam, matanya memindai setiap sudut ruangan. Ada CCTV di pojok ruangan dalam keadaan menyala. Pria itu masih belum memberikan instruksi pada anak buahnya untuk memeriksa seluruh lantai perusahaan karena masih curiga kalau-kalau ternyata mereka dijebak.
Tak lama seorang anak buahnya mendekat dan memberi tahu jika pria bernama Alvares yang mereka cari sudah datang. Diego tersenyum remeh, "Jangan halangi dia, lagipula ini kantornya." Setelah itu sang anak buah pamit pergi.
"Dia datang bos!" Beberapa anak buahnya langsung bersiaga, menodongkan senjata mereka begitu dua orang pria terlihat di pintu utama kantor. Kening mereka mengerut ketika melihat penampilan dari buronan mereka saat ini.
Baju kaos hitam, celana pendek hitam dan jangan lupakan cat yang menempel di beberapa bagian tubuhnya yang terlihat. Benarkah dia Alvares yang mereka cari?
"Hahaha, maaf jika kami mengganggu ketenanganmu." Diego memutar tubuhnya guna melihat targetnya dengan penuh senyum angkuh. Namun, begitu irisnya mendapati Alvares yang ia cari, senyum manisnya langsung luntur. Tidak mungkin!
"Ka-kau A-Alvares? Ka-kau, apa yang, apa yang," anak buah Diego seketika mengeratkan genggaman mereka pada senjata masing-masing saat sang pemimpin terbata-bata ketika melihat lawannya.
Ares mendekat sambil menghapus beberapa cat yang menempel di lengannya. "Kau yang mencariku? Ada apa?" Tuturnya santai saat keduanya sudah berhadapan dengan jarak yang cukup dekat.
"Tidak! Begini, sepertinya ada kesalahpahaman disini, aku ti-"
"Salah paham yang bagaimana? Tadi ada yang menghubungi kantorku dan mengatakan jika ada yang ingin memenggal kepalaku. Kau yang ingin melakukannya?" Masih dengan santai Ares bertanya, tak ada nada intimidasi yang terselip.
Diego menoleh pada anak buahnya, "Siapa yang mengatakan hal konyol seperti itu pada tuan Ares, hah?!!" Sedangkan anak buahnya terlihat bingung. Kenapa bosnya malah marah? Bukannya tujuan mereka memang untuk mendapatkan kepala si pelapor? Dan lagi kenapa takut pada pria yang bahkan tak bersenjata sama sekali?

KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GUY
ActionKesalahan informasi yang diterima Ares membuat ia melakukan kesalahan besar yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Alvares Montana, pria dengan perangai tenang yang tidak suka mengusik orang lain. Namun jika ada yang mengusik hidupnya mak...