THAT GUY BAB 18

695 78 8
                                    

Hari ini Sandra datang berkunjung sekalian menjenguk Maya di rumah sakit. Karena hari sabtu, sahabat Anna itu libur. Kedatangannya juga untuk mengantar beberapa barang yang ditinggalkan Anna di rumahnya. Anna yang membuka pintu, menyambut sang sahabat dan mengajak masuk untuk duduk di sofa ruangan tunggu.

"Aa!" Baru saja sampai tapi Sandra sudah membuat Noah kesal. "Aku mengerti, kau pasti rindu padaku kan ? Aku tahu kok," ujar Sandra memasang wajah sombong. Entah mengerti atau memang dasarnya tak suka, Noah melempar roti ke arah Sandra.

"Hei, jangan begitu. Tidak boleh." Anna memegang kedua tangan putranya, menasehatinya.

"Dimana pria itu?" Tanya Sandra. Matanya menyusuri ruangan, mencari keberadaan Ares yang tak menampakan batang hidungnya.

"Dia pergi, baru beberapa menit yang lalu." Jawab Anna.

"Apa menurutmu Noah mengenalinya sebagai ayah kandungnya? Dilihat dari tingkah Noah setelah bertemu dengannya."

"Aku juga tidak tahu. Tapi cepat atau lambat mereka pasti bertemu." Anna sudah mengantisipasi hal ini. Tahun lalu, Sandra memberitahunya jika Alvares tengah mencari keberadaan dirinya yang kabur saat itu.

"Dia sudah meminta maaf atau belum? Apa kau mau jika dia mengajakmu menikah?" Cecar Sandra lagi.

Anna menggeleng pelan, "Belum. Dan untuk menikah, entahlah. Yang aku pikirkan hanyalah Noah sekarang."

Tok! Tok! Tok!

Ceklek!

"Permisi, ada makanan dari rumah sakit untuk keluarga pasien."

"Terima kasih."

«««««

Ares baru saja sampai di basemen parkir rumah sakit. Rencananya ia akan ke Vanier hari ini untuk memenuhi permintaan Johan William. Saat akan membuka pintu mobil, pria itu menyadari jika dompetnya tertinggal di dalam kamar ruang tunggu.

Ketika pintu lift yang terdapat dalam basement terbuka, pria yang hendak masuk itu justru merasa curiga dengan dua orang pria di dalam lift. Menetralkan wajahnya, ia tetap masuk dan berdiri di belakang.

Mata tajamnya mengawasi gerak-gerik mereka.

Bugh! Bugh!

Dua orang tersebut tiba-tiba berbalik dan langsung menyerang Ares yang sudah lebih dulu menghindar dan memegang lengan dari pria disebelah kanannya, menyikut kepalanya lalu menghantam dada pria disebelah kiri dengan keras. Keduanya pun terjatuh.

Trak! Trak!

Ares mematahkan leher dua orang itu.

Merogoh seluruh tubuh mereka untuk mencari ponsel. Hanya satu ponsel yang didapati. Ia mengambil jari si pemilik ponsel untuk membuka kunci layar.

'Pastikan mereka menerima makanannya'

"Sial! Anna! Noah! Aaaarrrggggghh!!!"

Bruk! Bruk! Bruk! Bruk!

Ia berdiri dan menendang dua orang pria yang kini tak sadarkan diri. Entah pingsan atau mati, Ares tak peduli. Lift masih di lantai lima sedangkan ruangan mereka ada di lantai sepuluh.

Bruk! Bruk!

Alvares kembali menendang lift.

"CEPATLAH SIALAN!! JIKA TERJADI SESUATU PADA MEREKA, AKAN AKU HANCURKAN TEMPAT INI!!" Raung Ares. Jantungnya bertalu-talu. Tangannya gemetar. Ia ketakutan. Ada perasaan aneh yang melingkupi hatinya yang membuat pikirannya sedikit kacau.

"Kau tidak boleh kacau Ares! Ada hal penting yang harus kau lakukan." Ares berusaha mensugesti pikirannya sendiri.

Ting!

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang