THAT GUY BAB 37

468 68 8
                                    

SEMUA CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT DAN KEJADIAN SEMUA HANYA KEBETULAN SEMATA DAN MURNI IMAJINASI PENULIS

SEMUA CAST BUKAN MILIK PENULIS

IDE CERITA MILIK PENULIS

Terima kasih!

♥♥♥♥♥

Pukul delapan malam, acara perayaan pernikahan Alvares dan Anna masih berlangsung. Kini alunan musik sudah berganti menjadi romantis. Mengundang rasa untuk berdansa bersama pasangan masing-masing.

Jimmy dan Sandra, Billy bersama Emma, Tuan Evan bersama istrinya Maya sudah lebih dulu melantai di atas panggung yang disediakan. Panggung tersebut berada di sebelah altar pemberkatan.

Anna sebenarnya juga ingin berdansa namun karena putranya yang kini menempeli suaminya, keinginan itu harus ia lupakan.

"Ingin berdansa juga?" Tanya Ares tiba-tiba. Pria itu tahu apa keinginan istrinya karena terus menatap ke arah panggung sejak tadi.

"Mau, tapi dia bagaimana?" Tanya balik Anna. Tangannya terulur dan mengelus rambut tebal Noah. Putranya ini tak mau bersama yang lain kecuali ayahnya.

"Ayo." Tutur Ares sembari berdiri. Anna menatapnya bingung, "Noah bagaimana?" Ares mengulurkan tangan kanannya, "Ikut saja."

Akhirnya pasangan yang baru resmi menjadi suami istri beberapa jam yang lalu itu melangkah mendekati panggung dansa. Kedatangan pasangan itu memancing tatapan dari seluruh tamu maupun pihak keluarga.

Termasuk Yuna yang begitu terpesona akan ketampanan Alvares. Mengabaikan Nando yang tengah merayunya untuk ikut berdansa.

Waktu dijemput oleh Steve, gadis itu sudah menyusun rencana untuk memarahi si ayah kandung Noah itu. Namun, semua rencana yang sudah ia atur justru menguap ketika maniknya melihat secara langsung sosok Alvares yang selama ini ia sumpah serapahi.

Pesona Ares yang begitu kuat membuat Yuna gugup setengah mati ketika pertemuan pertamanya dengan lelaki itu.

Maya yang melihat kedatangan putranya sontak melepas pelukan suaminya dan mendekati Ares, "Dengan nenek saja yah," rayunya pada sang cucu yang kini justru melengos, menyembunyikan wajahnya di leher sang ayah.

"Biarkan saja." Timpal Ares. Pria itu kemudian menyerahkan Noah pada Anna meski bayi itu sempat menolak. Setelah itu ia memutar pelan tubuh mungil Anna dan memeluknya dari belakang.

Noah menarik jas ayahnya. "Aku disini," ujarnya pada sang putra yang hendak menangis. Keduanya mulai bergerak pelan, mengikuti irama musik. Anna mengelus lembut tangan Ares yang melingkari perutnya sambil menyandarkan tubuhnya pada sang suami. Memejamkan matanya dan menikmati pelukan hangat dan erat dari Alvares.

"Jangan terlalu lama disini. Udara malam tidak bagus untuknya." Ucap Anna sembari memalingkan wajahnya dan mengelus rambut tebal Noah.

"Hmm," balas Ares pelan. Ia lalu mengecup lembut kepala sang putra, "Jangan sakit." Sambungnya lagi.

Noah mengangkat kepalanya dan menatap sang ayah, "Pah!" Anna tersenyum menatap putranya.

"Uuuu, aaaa, uuoooo..." Noah terus mengoceh, entah apa yang bayi itu katakan. Wajahnya terlihat serius sekali.

Interaksi dari pasangan ini kini menjadi pusat perhatian. Banyak yang ikut bahagia dan gemas tapi tak sedikit juga yang menatap penuh rasa iri.

Termasuk Nando. Perwira dengan lesung pipit itu harus memojok setelah permintaannya untuk berdansa bersama Yuna ditolak oleh gadis kecil itu.

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang