THAT GUY BAB 45

485 63 13
                                    

SEMUA TOKOH, ORGANISASI LOKASI DAN KEJADIAN DALAM CERITA INI HANYA FIKTIF DAN MURNI IMAJINASI PENULIS!

SEMUA CAST BUKAN MILIK PENULIS!

IDE CERITA MILIK PENULIS!

♥♥♥♥♥

"Hmm, kami akan pulang."

Alvares baru saja menerima panggilan dari sang ayah. Dia diberitahu tentang teror yang membawa nama putranya Noah.

"Siapa?" Suara Anna terdengar dari belakang. Ares berpaling, "Maaf, ada sedikit masalah di kantor dan harus aku yang menanganinya. Kita harus pulang sekarang, pesawat yang akan menjemput kita sudah sampai di bandara."

Anna mengangguk dan mulai mengemas seluruh barang ke dalam koper tanpa banyak bertanya. Ares masih berdiri disana. Memandangi punggung istri kesayangannya. Menyesali hal ini terjadi disaat ia baru saja berusaha untuk membahagiakan istri dan anaknya.

Hingga tangisan Noah yang baru saja terbangun dari tidur mengalihkan perhatian Ares. Pria itu melangkah mendekati ranjang dan menggendong sang putra.

Tok! Tok! Tok!

"Biar aku saja." Ujar Ares menghentikan Anna yang ingin berjalan keluar.

Saat pintu dibuka, Ares melihat Bryan dan dua buah mobil sedan hitam sudah berada di halaman depan rumah.

"Mobilnya sudah siap tuan." Jelas Bryan.

"Hmm, pembayaran rumah ini bagaimana? Steve?" Tanya Ares.

"Sewa rumah ini sudah selesai dibayar dan untuk tuan Steve, dia sudah menuju bandara dari Wengen satu jam yang lalu. Kita akan bertemu disana tuan."

"Hmm, tunggulah sedikit."

"Baik tuan." Bryan menunduk saat tuannya kembali memasuki rumah. Ia sendiri memeriksa keadaan sekitar. Memastikan tidak ada yang mencurigakan.

♥♥♥♥♥

Jet pribadi yang Ares sewa dari salah satu rekan bisnisnya kini sudah lepas landas menuju Kanada.

Saat ini, Ares sedang berbaring bersama Noah di dalam kamar yang tersedia. Putranya itu kembali tertidur setelah disusui ibunya.

"Berikan dia padaku, kau sudah menggendongnya sejak tadi." Anna mengulurkan tangannya namun ditahan oleh suaminya, "Biarkan saja. Kalau lelah, istirahatlah. Aku yang akan menjaganya."

Anna tersenyum. Membaringkan tubuhnya lalu tangannya mencubit pipi kanan Ares dengan gemas, "Apa kau tahu kalau kau sangat lucu?"

Ares menaikan sebelah alisnya, "Aku tampan bukan lucu. Lagi pula apa yang lucu?"

"Kau selalu mengatainya tapi kau juga selalu menjaganya dengan baik."

"Tentu saja. Kalian adalah hidup dan matiku."

Hati Anna berdebar mendengar kalimat itu.

Cup!

Anna mengecup bibir Ares dengan cepat kemudian dua tangannya memeluk tubuh besar suaminya. Menelusupkan kepalanya di leher Ares, menyembunyikan wajah meronanya.

Alvares melototkan bola matanya. Ini adalah pertama kalinya Anna menciumnya lebih dulu. Perasaan hangat menyelubungi perut hingga naik ke pipinya.

Tolong. Jangan ada yang mengejeknya karena yah pipinya kini sudah semerah tomat. Sepertinya dia harus mengakui satu hal,

"Aku kalah." Ucap Ares. Anna mengangkat kepalanya, menatap pada suaminya yang kini menatapnya dalam.

"Kalah apa?"

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang