Tok! Tok! Tok!
"Masuk."
"Permisi tuan, ada seseorang yang datang mencari anda."
"Siapa?"
"Dia bilang namanya Kevin."
"Biarkan dia masuk."
"Baik tuan."
Mark Atkinson baru saja kedatangan tamu. Pria berperawakan tinggi yang pernah menjadi orang kepercayaan Eric Montana. Dan Mark mengenalnya dengan cukup baik.
Dua belas tahun yang lalu, Mark dan Eric adalah teman baik. Berawal dari bisnis, keduanya mulai akrab karena memiliki visi dan misi yang sama. Saat Mark mulai terlibat dalam hal politik, Eric mendukung penuh keputusan itu. Eric bukan hanya mendukung dalam lisan tapi ia juga mendonorkan dana agar temannya itu bisa masuk dan menjadi anggota dari sebuah partai politik besar.
Namun semua hubungan baik itu kandas saat Mark menjabat sebagai menteri pertahanan. Eric yang memiliki bisnis haram, berpikir jika Mark akan membantu melindungi bisnisnya.
Harapan tinggal harapan. Saat bisnis haramnya mulai diselidiki oleh BIN, membuat Eric pergi untuk meminta bantuan Mark tapi ditolak mentah-mentah. Eric yang berada diujung tanduk, melakukan banyak manipulasi agar bisa lolos.
Tak lama berselang, ia mendengar kabar jika Mark juga ikut-ikutan memulai bisnis haram namun dengan skala yang lebih besar. Merasa kecewa dan marah, pria itu mengutus Kevin untuk mencuri seluruh harta Mark yang ia sembunyikan dalam sebuah ruangan rahasia.
Namun kini, harta yang mereka perebutkan justru berada di tangan Ares.
Masalahnya sekarang adalah siapa yang akan mengambilnya dari Ares?
"Ada apa gerangan sampai tangan kanan Eric Montana datang berkunjung?" Mark bertanya saat matanya melihat Kevin yang saat ini tengah duduk di ruang tamu kediamannya.
"Ku lihat bisnismu semakin besar," ujar Kevin sambil menatap foto keluarga yang terpajang di dinding ruangan.
"Hahahaa, yah berkat kau dan Eric. Setelah kejadian itu, aku semakin bersemangat untuk menghasilkan uang yang lebih banyak." Balas Mark.
"Yah, sepicik-piciknya Eric, dia tidak pernah mengemis uang." Kevin tergelak remeh, membuat Mark menatapnya tajam.
"Tapi sayang, aku dan temanmu itu sudah tak berada dalam kapal yang sama." Lanjut Kevin, menangkap gelagat kaget dari Mark.
"Lalu sekarang apa maumu? Tidak mungkin kau datang hanya untuk menatap foto keluargaku."
"Aku tahu dimana Ares menyembunyikan seluruh hartamu."
«««««
"Kak Ares, sini sini sini!" Emma menarik Ares begitu kakaknya itu membuka pintu ruang tunggu.
"Ada apa? Kau baik-baik saja?" Tangannya terangkat mengelus kepala adiknya. Ia tahu, selama ini Emma menyembunyikan seluruh perasaan takutnya. Ares juga tahu, gadis itu hanya berpura-pura baik-baik saja selama ini.
Memeluk dan mengusap punggung sang adik.
"Jangan takut. Jika kau takut, katakan saja padaku. Dan kalau kau malu, kau bisa mengatakannya pada Anna. Jangan kau simpan sendiri, mengerti?"
Emma mengangguk dan tersenyum, berusaha untuk menghalau air matanya. "Aku baik-baik saja. Oh iya, kakak harus dengar ini. Tadi aku mengajari Noah untuk memanggilmu Papa dan ternyata dia bisa."
Ares menghela napas, "Jangan dipaksa, biarkan saja."
Emma menggeleng, "Aku tidak memaksa. Ayo, kakak dengar sendiri." Gadis itu menarik Ares untuk mendekat pada Noah yang tengah ditidurkan diatas karpet putih berbulu tebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GUY
ActionKesalahan informasi yang diterima Ares membuat ia melakukan kesalahan besar yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Alvares Montana, pria dengan perangai tenang yang tidak suka mengusik orang lain. Namun jika ada yang mengusik hidupnya mak...