Note : Badan Intelijen Kanada namanya CSIS
Proses perubahan warna tembok dari gelap ke terang sudah selesai. Kini Ares tengah memasang pernak pernik untuk putranya berupa mainan, gantungan dan tempelan khusus untuk anak bayi. Semua dia lakukan sendiri didampingi oleh si calon istri yang saat ini sedang duduk didepan pintu. Tidak masuk karena ditegur oleh Maya tentang bau dari cat tembok yang cukup tajam.
Anna terlihat kagum dengan keahlian yang dimiliki oleh Alvares. Dia mendesign dan mengganti beberapa furnitur dalam kamarnya seorang diri. Yah, ada pantas mengapa ia menjabat posisi sebagai pemimpin di perusahaan properti milik keluarganya.
Drrtt! Drrtt! Drrtt!
Ponsel milik Anna bergetar, 'Yuna'
Ares yang berdiri tak jauh dari sana bergerak mengambil benda pintar tersebut, melihat si pemanggil sebelum akhirnya menyerahkan kepada Anna.
"Halo Yuna, apa kabar?" Sahut Anna pelan karena Noah sudah tidur.
"Kak Anna!! Kakak baik-baik saja? Kenapa tidak mengabari kami? Kami khawatir disini,"
"Maaf yah, situasi disini kurang baik makanya kakak belum sempat mengabari kalian. Tapi kami baik-baik saja."
"Noah dimana? Aku ingin mendengar suaranya."
"Dia sedang tidur, dari tadi menangis terus."
"Yaaah padahal aku ingin menyalaminya. Hari ini tepat dia berusia enam bulan, Kak."
"Oh iya, hari ini dia tepat enam bulan." Anna tertawa pelan, putra kesayangannya sudah berusia enam bulan hari ini.
Ares mendekat. Menunduk dan menggigit dagu Anna pelan, "Katakan pada mereka, untuk sementara jangan menghubungimu dulu. Situasinya belum kondusif, bisa-bisa mereka juga akan terseret." Mendengar itu, Anna langsung mengatakan hal tersebut pada Yuna. Gadis itu mengerti dan tak lama memutuskan panggilan.
"Bisa kau kirim beberapa orang untuk menjaga mereka yang disana? Aku khawatir," ujar Anna pada Ares.
"Aku sudah mengirimkan beberapa pengawal untuk menjaga mereka disana." Lagi dan lagi Anna kembali jatuh dalam pesona pria kaku dihadapannya.
Alvares memang bukan pria suci, tapi dia akan melakukan segala sesuatu untuk melindungi orang yang ia sayangi tanpa harus berteriak untuk memberitahukan segalanya.
"Apa ada yang ingin kau lakukan hari ini?" Ares bertanya sambil membuka bungkusan tempelan stiker huruf warna-warni.
Anna menelengkan sedikit kepalanya, "Tidak ada, memangnya kenapa?"
"Hari ini dia berusia enam bulan, kau tidak menginginkan sesuatu untuk merayakannya?"
"Harusnya kau memberikan hadiah kepada Noah, bukan aku." Jawab Anna sembari tersenyum. Hatinya berdebar senang mendapati Ares yang mendengar dan memperhatikan percakapannya dengan Yuna tadi. Bahkan pria itu ingin merayakan enam bulan sang putra.
"Memangnya tidak boleh memberi hadiah untuk ibunya? Dia akan mendapat bagiannya juga tapi tanpa kau dia tidak akan bisa berada di usianya yang sekarang."
"Hiks hiks hiks ..." suara tangis Anna terdengar membuat Ares lekas menoleh. Pria itu berjalan dan berlutut di depan ibu dari jagoan kecilnya.
"Kenapa menangis? Ada apa? Kau sakit?" Pertanyaan bertubi-tubi Ares lontarkan sembari memeriksa keadaan Anna.
"Kenapa kau melakukan ini?" Kening Ares mengerut mendengar pertanyaan itu, "Melakukan apa? Bicara yang jelas."
Anna tak menjawab namun isak tangisnya semakin bertambah. Noah menggerakan tubuhnya, sepertinya merasa terganggu. Baru beberapa jam yang lalu saat sedang mempersiapkan pernikahannya, Emma dan Maya memintanya untuk membuat Ares bertekuk lutut dan menjadi budak cintanya tapi lihatlah sekarang tindak-tanduk pria ini. Jika seperti ini terus, yang ada malah Anna yang akan menjadi budak cintanya Ares.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GUY
AksiKesalahan informasi yang diterima Ares membuat ia melakukan kesalahan besar yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Alvares Montana, pria dengan perangai tenang yang tidak suka mengusik orang lain. Namun jika ada yang mengusik hidupnya mak...