"Kondisi nyonya sudah stabil. Luka operasinya juga sudah mulai mengering dan besok sudah bisa pulang. Nanti akan saya berikan jadwal control rutin untuk nyonya." Terang dokter yang menangani Maya selama masa penyembuhan.
"Terima kasih dokter." Tuan Evan menjabat tangan sang dokter dan mengantarnya keluar.
Emma memeluk mamanya, "Nanti setelah pulang, kita harus buat acara syukuran kecil-kecilan untuk kesembuhan Mama."
"Iya, terserah kamu saja sayang. Tapi apa sebaiknya ditunda dulu? Setelah Mama keluar, kita harus bertemu dengan orangtua Anna. Pernikahan mereka harus dilakukan secepatnya," ujar Maya.
"Bagaimana jika minggu depan saja? Mama harus banyak istirahat." Timpal tuan Evan yang baru masuk.
"Jangan Pa. Kita sudah susah payah untuk mendapat kesempatan ini dari Johan. Kita tidak boleh menyia-nyiakan dengan terlalu menundanya."
"Baiklah, tapi kita bicarakan ini juga dengan Ares."
«««««
Ares tengah berbaring sambil bersandar di kepala ranjang dengan Noah berada di atas dadanya. Anak itu terlihat tenang karena baru saja disusui, matanya mulai sayu. Lelaki itu memegang tablet, memeriksa beberapa file yang dikirim oleh Steve.
Sejak insiden penembakan mamanya, jadwal kantor pusat dibuat menjadi WFH (Work From Home) alias bekerja dari rumah.
Drrtt! Drrtt! Drrtt!
Ares memalingkan pandangannya pada ponselnya yang bergetar.
Nando
"Hmm. Ada perkembangan apa?" Tanya Ares begitu menekan tombol hijau pada display ponsel.
"Pct! Setidaknya salam dulu atau tanyakan kabarku, dasar!" Gerutu Nando. Hening, tak ada suara yang menyahut, pria diseberang sana menghela napas pasrah.
"Lupakan! Memangnya apa yang bisa aku harapkan dari manusia sepertimu? Begini, kasus peracunan itu awalnya timku yang menangani. Tapi setelah ku tanya, ketua timku bilang jika kasusnya sudah dialihkan kepada tim lain. Dia bilang kalau mereka juga sudah memberikan laporan pada pimpinan kami."
"Kau lihat laporannya?"
"Tentu saja tidak karena bukan timku yang menangani kasusnya. Ah, satu lagi. Kasus pornografi itu, sudah ditutup. Yang ku dengar, anaknya dinyatakan tidak bersalah. Parahnya lagi, dia tidak dipanggil dan diperiksa sama sekali. Katakan padaku, sebenarnya ada apa? Kau seperti tidak serius terhadap kasus ini."
"Bukan aku yang tidak serius tapi kau yang tidak becus!"
"Hei! Sudah ku bilang, kasusnya dialihkan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa bodoh!"
"Setidaknya kau bisa menyelidikinya secara diam-diam. Sudah, lupakan saja karena ada yang harus kau lakukan untukku dan kau akan dijamin."
"Apa?"
"Laporan tentang peracunan itu. Aku ingin salinannya."
"Kau gila?!! Bagaima-"
Tut!
Meletakan ponsel lalu menatap putranya sudah terlelap. Mengelus pelan pipi gembilnya lalu mendekatkan kepalanya dan mengecup lembut kening Noah.
Sekali lagi, dadanya menghangat. Tersenyum kecil dan mulai memejamkan matanya.
Ceklek!
"Ada yang mencarimu." Anna mendekat dan menepuk pelan lengan Ares.
"Siapa?" Tanya pria itu tanpa membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GUY
AçãoKesalahan informasi yang diterima Ares membuat ia melakukan kesalahan besar yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Alvares Montana, pria dengan perangai tenang yang tidak suka mengusik orang lain. Namun jika ada yang mengusik hidupnya mak...