Pukul enam petang Anna baru saja selesai memasak untuk makan malam. Wanita itu berjalan ke kamar lalu mengambil pakaiannya untuk mandi. Ares sedang tidur bersama Noah di ranjang.
Begitu sampai di dalam kamar mandi, ia menyiapkan air hangat. Saat akan membuka pakaian, tiba-tiba pintu kamar mandi dibuka.
"Siapa?" Tak ada jawaban. Anna melangkah dengan berjinjit pelan untuk melihat siapa yang membuka pintu. Menahan napasnya sejenak begitu matanya melihat Ares yang berjalan santai ke arahnya dengan bertelanjang dada.
"K-kau ke-kena-pa aaaaaa!!" Anna berteriak saat Ares tiba-tiba menyalakan shower hingga air langsung mengenai tubuhnya yang masih terkejut dengan kedatangannya.
"Kenapa berteriak? Kau belum pernah mandi dengan shower?" Pria itu kesal mendengar suara teriakan Anna.
"Ibu dan anak sama saja. Suka berteriak," ujarnya kesal. Ares membuka celananya lalu menarik Anna untuk menempel padanya.
Sedangkan Anna hanya terdiam. Tubuhnya seperti tidak bisa digerakan. Matanya berkedip beberapa kali untuk menghalau air memasuki matanya.
"A-apa a-apa yang ka- Ares!" Pekik Anna pelan saat tangan Ares dengan lihai melepas seluruh pakaiannya. Jantungnya berdetak cepat dan keras, mengakibatkan lututnya terasa lemas sekali. Wajahnya sudah memerah sampai ke telinga.
Tubuhnya diputar dan dipeluk dari belakang. Air terus memancar membasahi dua manusia yang tengah berpelukan tanpa sehelai benang di tubuh.
"Ambil sabunnya." Titah Ares namun digelengi oleh wanita itu. Apa mereka akan saling menyabuni? Anna belum siap rasanya. Ares mengambil sabun cair dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya masih memeluk tubuh mungil itu.
Mematikan shower dan menuangkan sabun dipunggung Anna dan mulai menggosoknya pelan. "Aku bisa sendiri," Anna berusaha untuk lepas namun Ares yang tak ingin kesenangannya diganggu langsung menahan dengan kuat. Kedua tangan Anna di angkat dan dikalungkan ke leher Ares.
"Kalau kau menolak, maka ini akan semakin lama untuk selesai." Ares berbisik pelan ditengkuk Anna. Wanita itu hanya mengangguk dan memejamkan matanya. Ares juga memijat bahunya pelan. Tubuhnya dibuat senyaman dan serileks mungkin oleh pria itu.
Ares membalik tubuh Anna, "Sekarang giliranku." Menyerahkan sabun pada Anna yang terlihat canggung. Seperti enggan menatap tubuh gagahnya.
"Jika tidak mau, maka kita akan seperti ini terus. Lagi pula apa yang membuatmu malu? Dulu kau bahkan sudah merasakannya." Ujarnya frontal yang membuat Anna semakin malu. Mau tidak mau ia akhirnya menyabuni Ares.
Setelah hampir setengah jam lebih didalam kamar mandi, keduanya keluar dengan tubuh yang lebih segar namun dengan wajah yang berbeda. Ares dengan wajah yang biasa saja sedangkan Anna dengan tampang malu. Selain karena baru pertama kali, tubuh berotot Ares membuatnya sedikit ehem, bergairah.
Anna memakai pakaianya dengan pelan. Malu sekali karena Ares beberapa kali melihat padanya. "Mau ku pakaikan?" Anna menggeleng lalu memakai pakaian dengan gerakan yang lebih cepat. Bodoh sekali.
"Aku harus pergi sekarang, tidak lama. Jaga Noah, jangan keluar sendiri. Mengerti?" Ares mengambil jaket dan dompet.
"Makan dulu, aku sudah memasak tadi." Ucap Anna. Ares menatapnya sebentar dan mengangguk. Anna melangkah keluar kamar untuk menyiapkan makan malam. Entah kenapa, perasaannya selalu senang jika melihat Ares melahap makanan yang ia masak.
Sedangkan Ares naik ke atas ranjang. Mengelus rambut tebal Noah dan mengecup kening putranya lembut. "Papa pergi dulu. Jangan rewel dan jaga Mamamu." Setelah itu ia berjalan keluar untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GUY
ActionKesalahan informasi yang diterima Ares membuat ia melakukan kesalahan besar yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Alvares Montana, pria dengan perangai tenang yang tidak suka mengusik orang lain. Namun jika ada yang mengusik hidupnya mak...