'Brak!!'
Eric Montana membanting pintu ruang bawah tanah pabrik kayu miliknya.
"SIALAN!! DIMANA KEVIN?!!!" Suara pria tua itu menggelegar memenuhi ruangan. Dengan langkah yang terseok tuan Eric menarik sebuah pistol yang terpajang pada dinding disamping kanannya. Menodong pada 3 anak buahnya yang ditangkap karena bersekongkol dengan orang kepercayaannya untuk menipunya.
"Jika tak ada yang bersuara, akan kubunuh kalian semua!"
Pria yang berada ditengah menegakkan kepalanya, mencoba menjawab dengan suara yang bergetar, "K-Kami tidak tahu tuan, kami ha-"
'DOR! DOR! DOR! DOR!'
4 tembakan dilepaskan tepat mengenai dada anak buahnya. Jatuh tergeletak dan bersimbah darah membuat 2 pria di sisi kiri dan kanan ketakutan. Tuan Eric kembali menarik pelatuk.
"Aku tanya dimana bukan kalian tahu atau tidak! Jika kalian tidak ingin mati sepertinya, cepat katakan!"
'Brak!'
"Maaf tuan, Kevin semalam sudah melarikan diri. Untuk sementara kami masih mencari keberadaannya." Vito datang dan memberi informasi.
Tadi malam, Kevin pergi ke pelabuhan Montreal untuk mengurus barang yang dikirim dari Florida-Amerika Serikat. Tak lama, salah satu anak buahnya menelpon dan memberitahu jika Kevin telah kabur membawa lari barang yang sudah dia dapatkan dengan susah payah.
Tuan Eric seketika murka. Demi mendapatkan barang tersebut, dia rela mengucurkan dana sekitar 90 Juta Dollar US dan jika ditambah dengan biaya pengiriman yang rumit, totalnya mencapai 100 juta Dollar US.
Barang yang dimaksud adalah senjata api yang ia beli secara ilegal dari Amerika Serikat. Senjata Api yang ia incar adalah tipe AA12 Atchisson yang mampu menembakkan 5 selongsong peluru perdetik. Sebenarnya ada 4 container yang memuat barang ini, namun 2 container berhasil dibawa kabur Kevin
"Cari dia, cari sampai ketemu! Aku akan mencabik dagingnya dan akan ku minum darahnya!" Tuan Eric memberikan pistolnya pada Vito, "Urus mereka." Kemudian melangkah pergi tanpa peduli apa yang dilakukan Vito pada para penghianat itu.
'DOR! DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!'
Suara tembakan yang memekakan telinga bersahut-sahutan di dalam ruangan yang kini di genangi oleh darah.
«««««
Anna sedang duduk di bangku taman depan paviliun keluarga Montana. Banyak bunga-bunga cantik yang tentu saja mahal harganya. Saat matanya melihat bunga matahari yang sudah mekar, seketika ia teringat akan rumahnya.
Ingin pulang tapi tidak bisa, Ares pasti mencarinya kesana. Pergi ke rumah ayahnya apalagi, itu sama saja dengan membuat masalah baru. Ibu sambungnya tak pernah suka padanya. Ayahnya pun tak bisa berbuat apa-apa karena pengaruh keluarga mamanya.
Dulu saat menjalani masa koas, Johan ayahnya pernah dijebak menggunakan narkoba. Evan tahu bahwa Amandalah dalang dari penjebakan itu. Johan yang berasal dari keluarga yang biasa dengan ibu tunggal, tak bisa berbuat apa-apa.
Evan pun sama, ayahnya yang tak menyukai polisi menolak mentah-mentah untuk membantu sahabat putranya. Maya yang saat itu ingin membantu justru terlambat bersama ayahnya. Keluarga Amanda telah lebih dulu mengeluarkan Johan dengan syarat harus menikahi Amanda. Klasik!
Itulah alasan mengapa Johan tak pernah bisa melawan istrinya. Ketika Anna ditempatkan di kamar belakang bersama para pelayan, Johan hanya diam sambil membeli hadiah-hadiah lucu untuk sang putri yang diberikan lewat pelayannya agar tak ketahuan. Makanpun Anna akan bersama pelayan di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GUY
ActionKesalahan informasi yang diterima Ares membuat ia melakukan kesalahan besar yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Alvares Montana, pria dengan perangai tenang yang tidak suka mengusik orang lain. Namun jika ada yang mengusik hidupnya mak...