THAT GUY BAB 38

548 75 33
                                    

SEMUA CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT DAN KEJADIAN SEMUA HANYA KEBETULAN SEMATA DAN MURNI IMAJINASI PENULIS

SEMUA CAST BUKAN MILIK PENULIS

IDE CERITA MILIK PENULIS

Terima kasih!

♥♥♥♥♥

Puluhan orang tak dikenal kini mulai memenuhi halaman belakang mansion Montana. Mereka memakai pakaian serba hitam. Ada yang membawa tongkat besi, pisau dan mungkin juga pistol.

"Beritahu Dorja untuk memainkan musik dengan volume yang besar didalam agar mereka tak mendengar suara disini." Marco berbisik pelan lewat earpicenya.

Bryan dan Marco mengeluarkan pisau lipat milik mereka sementara Bolder mengeluarkan pistol yang sudah terpasang peredam, membuka dan memastikan peluru dalam senjatanya.

Billy menarik Nando untuk meminta senjata namun Nando mengatakan jika ia tak membawanya.

"Polisi macam apa yang tak membawa pistol?" Nando melototkan matanya, "Hei, bagaimana bisa aku menghadiri pesta pernikahan dengan membawa senjata bodoh?!"

"Lalu bagaimana sekarang? Kita tidak mungkin diam saja saat mereka menyerang."

"Kita rebut saja dari mereka."

"Ide bagus!"

Alvares yang berdiri paling depan membuka jas yang ia kenakan dan melemparnya pada tanaman bunga didekatnya. Setelah ini ia harus kembali dan jasnya tidak boleh kotor atau bernoda agar istrinya tidak berpikir yang aneh-aneh terhadapnya. Ares paling tidak suka melihat Anna yang ketakutan.

Bryan mendekati tuannya dan berbisik pelan, "Apa sebaiknya kita mengumpan mereka agar menuju hutan dibelakang tuan? Saya takut mereka lolos dan masuk kedalam mansion."

"Tidak. Mereka semua akan mati disini." Bryan hanya bisa diam, tak lagi menjawab. Jika tuannya mengatakan hal itu, maka mereka harus memastikan hal tersebut benar terjadi.

Ares melangkah menuju kerumunan musuhnya tanpa memegang senjata. Bryan dan lainnya mengikuti dari belakang.

"Apa dia gila?! Dia tidak membawa senjata. Hei, apa dia akan menyerahkan nyawanya secara cu- Astaga Alvares!!" Teriak Nando saat ia melihat bagaimana seorang Alvares mematahkan leher musuhnya dengan begitu cepat yang juga sebagai tanda dimulainya pertarungan di malam itu.

Bryan menikam seorang pria lalu mengambil pisau milik orang itu dan melemparnya pada Ares, "Tuan!" Ares menangkap pisau tersebut. Sebuah senyum terukir di bibirnya, "Mari kita sedikit bermain."

Disisi lain, Billy menendang seorang musuh hingga tersungkur dan berhasil merebut tongkat besi lalu melemparkannya pada Nando. Polisi itu mengayunkan tongkat dan menghantam dua orang sekaligus, "Ini memang salah. Seorang polisi tidak boleh menyerang warga sipil tapi, hmm ternyata aku keren juga." Pujinya dengan senyum bangga.

Ares menghantam satu musuhnya dan menikam tubuh itu sebanyak tiga kali dengan cepat. Seorang lelaki datang dan mengayunkan tongkat besi padanya yang dengan cepat menunduk dan menikam kedua paha si pria tersebut.

"Itu dia!"

Mata tajamnya melihat Kevin yang ingin menikam Marco dari belakang. Dengan cepat Ares berlari, bertumpu pada Bolder yang berada didekatnya lalu melompat dan menendang Kevin hingga jatuh tersungkur.

Bugh!

Kevin mencoba bangkit namun Ares kembali menendang kepalanya layaknya menendang bola. Kevin meraung kesakitan. Tangannya bergerak untuk mengeluarkan pistol namun Ares menarik lengannya dan ...

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang