ARABELLA

551 63 19
                                    

SEMUA TOKOH, ORGANISASI LOKASI DAN KEJADIAN DALAM CERITA INI HANYA FIKTIF DAN MURNI IMAJINASI PENULIS!

SEMUA CAST BUKAN MILIK PENULIS!

IDE CERITA MILIK PENULIS!

Pukul dua dini hari Alvares terbangun karena mendengar suara muntahan. Ia bangun dan mencari celana boxer hitam yang ia lempar sembarang. Memakai lalu berjalan ke arah kamar mandi dan mendapati istrinya yang sedang mencoba mengeluarkan isi perutnya. Noah tidak ada didalam kamar karena tuan Evan sudah menculik Noah saat anak itu terlelap.

"Kenapa? Ada yang sakit?" Ares mendekat dan memijat pelan tengkuk Anna. Mencoba membantu mengurangi rasa mual istrinya. Perlahan, mual di perut Anna mulai berkurang.

Wanita itu mulai berpikir tentang makanan apa saja yang ia makan sepanjang hari ini. Tapi tidak ada yang aneh. Makanannya hari ini bahkan dimakan oleh suaminya juga tapi hanya perutnya saja yang bermasalah.

Lalu secara perlahan, kepalanya mengurai ingatan tentang awal pertama kalinya dia tahu jika dia sedang mengandung Noah.

Benar, situasinya cukup sama dengan saat ini. Apa dia ...

"Ada apa?" Pertanyaan Ares sontak menyadarkan kembali Anna dari ingatannya dulu. Ia menatap suaminya, "Sepertinya aku hamil."

Alvares melototkan matanya, "Benarkah?! Benarkah?! AAAAAAAAAA!!!" Ares berteriak kencang didalam kamar mandi sehingga Anna harus menutup dua telinganya.

Lelaki itu melompat dan mengepalkan tangannya ke udara. Meluapkan rasa senangnya.

"AKU MENCINTAIMU SAYAAANGG!!!"

Ini yang dia inginkan. Ini harapan terbesarnya saat ini. Memiliki anak lagi bersama Anna. Dan yang paling terpenting adalah dia akan memastikan dia akan berada disisi istrinya sampai buah hatinya lahir nanti.

"AAAA! Ares, turunkan aku! Kepalaku pusing!" Anna memekik setelah Ares mengangkat tubuhnya dan berputar.

Sontak, Ares berhenti berputar namun tidak menurunkan istrinya melainkan melangkah menuju ranjang dan membaringkan tubuh istrinya dengan pelan di atas kasur.

"Pusing? Kenapa bisa pusing? Apa yang sakit? Sebelah mana? Mau minum? Tidak! Tidak! Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu sekarang. Tunggu sebe-" ucapannya terhenti karena Anna memeluk lehernya.

"Aku mengantuk. Besok saja periksanya." Lirihnya pelan.

"Lalu pusingnya? Mualnya bagaimana?" Ares memperbaiki posisinya agar Anna bisa berbaring dengan nyaman.

"Sudah hilang." Anna menuntun tangan suaminya menuju perutnya, "Elus lagi." Setelah Ares memijat tengkuknya tadi, rasa mual dan pusing yang menyerangnya mereda dengan sendirinya.

"Siap!" Ares menggerakan tangan kanannya dan mengelus perut rata Anna dengan pelan. Rasa hangat dari tangan besar itu perlahan menyelimuti Anna hingga ia mulai memejamkan matanya.

"Dari mana kau tahu kalau kau hamil?" Pertanyaan Ares mengembalikan kesadaran Anna yang hampir hilang ke alam mimpi.

"Aku pernah mengalami hal ini saat hamil Noah dulu." Sahut Anna pelan. Ia menyusupkan kepalanya di leher Ares dan memeluknya erat. Kantuknya sudah tidak bisa ia tahan lagi.

Senyum di wajah Ares tiba-tiba menghilang saat sebuah pemikiran konyol melintas di kepalanya, "Sayang, kau tidak hamil anak laki-laki kan?"

"Kenapa? Kau tidak mau punya anak laki-laki? Kau akan menolak anak ini jika dia laki-laki?" Anna mengangkat sedikit kepalanya dan menatap suaminya dengan tatapan sedih.

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang