Sebuah truk berwarna kuning baru saja memasuki sebuah pabrik kayu terbesar di wilayah Orleans dari pintu pagar dibagian belakang. Beberapa pria keluar setelah membuka rolling door di sudut belakang pabrik. Begitu truk tersebut memasuki lorong, pintu langsung ditarik kebawah kemudian dikunci dari dalam. Tak lama berselang, sebuah mobil jenis Robicon muncul dan berjalan kearah yang sama dengan truk kuning tadi. Beberapa security terlihat mengunci pintu pagar belakang dan kembali berjaga seperti sebelumnya.
«««««
Hari ini Emma kembali bekerja setelah sembuh dari demam yang sempat mendera. Ketika memasuki ruangan guru, Emma tak menemukan keberadaan Anna. Matanya melirik kearah jam dinding yang tertempel pada tembok, '08.10'
"Apa Ibu Anna belum sampai ?" Emma bertanya pada salah satu petugas yang berada disana.
"Ibu Anna sedang mengikuti seminar di luar Nona. Kegiatannya di Quebec dan sudah dari 2 hari yang lalu."
"Kenapa aku tidak diberitahu ?" Emma adalah pengurus Yayasan Pendidikan Dream White yang memang berada dalam satu lingkungan yang sama dengan sekolah-sekolah disini. Dia lebih senang bertandang kesini karena ada Anna dan Sandra, temannya.
"Saya tidak tahu Nona. Kami disini hanya diberitahu oleh Ibu Vanessa." Emma kemudian membawa langkahnya menuju ruangan yang selama ini ditempati oleh orang yang ditugasi sebagai pengelola lembaga ini.
Setelah mengetuk dan membuka pintu, Emma menemukan ibu Vanessa tengah berdiri gelisah dengan ponsel yang berada di telinga. Sepertinya wanita paruh baya itu belum menyadari keberadaan Emma.
"Selamat pagi ibu Vanessa!" Suara Emma yang sengaja dibesarkan justru membuat ibu Vanessa terkejut dan menjatuhkan ponselnya ke lantai hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. Hal ini membuat Emma menjadi curiga. 'Ada apa ini?'
"Se-selamat pagi Nona Emma!" Jawaban terbata itu semakin menguatkan praduga Emma. Gadis itu kemudian mengambil ponsel yang tadi terjatuh dan menuntun Ibu Vanesaa dengan perlahan dan duduk di atas sofa. Emma kemudian berjalan mengambil botol air minum yang tersimpan di atas meja kerja ibu Vanessa, membuka tutupan lalu memberikan kepada wanita tua yang kini terlihat ketakutan.
"Minum dulu Bu. Minum dan setelah itu ibu tahu apa yang harus ibu ceritakan padaku."
Wanita paruh baya itu sempat terdiam namun karena tatapan intimidasi dari Emma, mau tak mau ia melakukan yang diminta gadis itu.
"Jadi apa yang telah terjadi selama aku tak ada ?" Wajah ibu Vanesaa terlihat berkeringat. Ingin berkelitpun sepertinya akan sulit. Tapi jika mengingat pesan yang dia dapat kemarin, malah membuatnya takut untuk berbicara. Tapi kalau diam, bagaimana nasib Anna ? Hari ini adalah hari ketiga Anna tidak bisa dihubungi. Dia takut sesuatu yang buruk telah terjadi pada anak itu.
'Aku harus mengatakannya pada Nona Emma! Hanya ini satu-satunya cara agar Anna bisa selamat'
"Be-begini Nona, ke-kema-" ucapannya terputus karena Emma yang menggenggam kedua tangannya dan menatapnya lembut.
"Pelan-pelan bu." Suara lembut itu membuatnya berani untuk bicara. Tidak ada cara lain.
"Tiga hari yang lalu pak Ares sempat kesini dan ingin bertemu dengan Anna."
Lalu mengalirlah cerita tentang kedatangan Ares beberapa hari yang lalu. Mulai dari beliau yang sempat mencuri dengar hingga pesan ancaman yang dikirim Ares pada ibu Vanessa.
'Ibu kak Ares meninggal karena ibu kak Anna ? Bukannya karena gantung diri ? Ada apa ini ?'
«««««

KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GUY
ActionKesalahan informasi yang diterima Ares membuat ia melakukan kesalahan besar yang tidak akan pernah ia sesali seumur hidupnya. Alvares Montana, pria dengan perangai tenang yang tidak suka mengusik orang lain. Namun jika ada yang mengusik hidupnya mak...