THAT GUY BAB 47

392 58 4
                                    

SEMUA TOKOH, ORGANISASI LOKASI DAN KEJADIAN DALAM CERITA INI HANYA FIKTIF DAN MURNI IMAJINASI PENULIS!

SEMUA CAST BUKAN MILIK PENULIS!

IDE CERITA MILIK PENULIS!

♥♥♥♥♥

Mansion Montana terasa sepi dan lengang. Tidak ada aktivitas apapun yang terlihat. Zico berjalan santai dengan rokok yang terselip di bibir hitamnya. Seluruh anak buahnya sudah tersebar diseluruh penjuru bangunan lengkap dengan senjata.

Dia sudah tahu jika informasi yang diberikan oleh Diego Morreti padanya adalah sebuah jebakan. Namun Zico juga sudah menyiapkan serangan balik sehingga saat kabar dari Diego ia dapatkan bak gayung bersambut.

Seorang anak buahnya berlari mendekati, "Alvares ada didalam." Zico mengangguk sambil menyunggingkan sebuah senyuman. Tungkainya berjalan memasuki mansion mewah tersebut. Dan benar, Ares sedang duduk di atas sebuah sofa single dengan kaki yang dipangku.

"Wah wah waaah... Luar biasa sekali keluarga ini. Ada tamu yang datang tapi tidak ada sambutannya sama sekali, aku kecewa." Zico melompat dan duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Alvares.

"Langsung saja, apa yang kau inginkan dariku?" Ares masih terlihat tenang.

"Bukankah kau yang menginginkan kedatanganku malam ini? Lewat si Morreti itu?" Zico menatap seluruh ruangan namun tidak ada siapapun selain Ares dan seorang anak buahnya yang berdiri dibelakang pria itu.

Sedikit banyak, ada rasa was-was yang mulai melingkupi pikirannya. Jika rumah ini kosong, artinya pria didepannya ini sudah menyiapkan sesuatu. Dia memang baru pertama kali ini berurusan dengan Alvares namun kabar angin yang beredar tentang kegilaannya cukup santer terdengar.

"Kau yang ingin membunuh anak dan istriku lewat makanan yang sudah diracun. Kau membunuh dokter keluargaku. Dan kau juga yang menembak kakekku sebelum kematiannya." Tutur Ares.

"Waaahh, analisismu sangat hebat! Aku terharu." Putra tunggal Perdana Menteri itu memasang wajah kagum.

"Kau pernah bertanya kenapa aku menggangu bisnismu, sekarang aku tanya bagian mana aku mengusikmu? Apa aku pernah melaporkan bisnismu pada pihak berwenang? Atau apa aku bersaing dalam menjual senjata illegal sepertimu?"

Zico hanya mencebikan bibirnya namun tak menjawab. Mencoba mengejek.

"Dimana ayahmu sekarang?" Pertanyaan yang baru saja Ares lontarkan itu mengalihkan perhatian Zico.

"Apa maksudmu dengan ayahku brengsek?!" Zico bangkit berdiri dan menodongkan senjata pada Ares yang kini balik tertawa.

Bryan dengan cepat menodongkan senjatanya pada Zico.

"Kau ini kenapa? Aku hanya bertanya dimana ayahmu, kenapa harus marah? Kau juga bisa bertanya balik tentang ayahku." Ares mengucapkan kalimat itu masih dengan senyuman. Tidak terusik dengan senjata yang kini mengarah pada kepalanya.

"Semua ini tidak ada hubungannya dengan aya-"

"SEMUA INI JUGA TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN PUTRAKU!!!" Raung Alvares. Ia menarik pistol dari sofa dan balik menodong Zico.

"Kau boleh mengancam dan menerorku tapi tidak dengan putraku!"

Dor! Dor! Dor!

Tembakan dari luar mansion bergema memekakan telinga.

Zico bersembunyi dibalik sofa dan mencoba menembaki Ares namun gagal karena Bryan yang sudah lebih dulu menembaknya.

Ares menaiki tangga menuju lantai dua. Dengan pelan, ia mengendap dan mencari keberadaan Zico.

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang