THAT GUY BAB 31

529 82 24
                                    

Beberapa jam sebelum penangkapan Eric Montana

"Apa maumu sialan!!"

"......"

"Jika kau menyingkirkanku, akan ku pastikan kau akan mati di tangan cucuku!"

Tut! Tut! Tut!

"Kau sudah siapkan semuanya?" Tanya Eric pada Vito yang berdiri dibelakang tubuhnya. "Sudah tuan."

"Perintahkan pada semua pengawal agar tak membiarkan siapapun masuk," perintahnya lagi yang langsung dilakukan oleh Vito.

"Kau akan menyesal sudah melakukan ini padaku!" Desisnya tajam.

Drrtt! Drrtt!

'Mark Atkinson'

"Apa maksudmu?"

"Sebaiknya kau berhati-hati atau bila perlu menghilang untuk sementara jika kau masih ingin hidup."

"Katakan dengan jelas, ada apa ini!!"

"Dia akan menyingkirkanku hari ini," lirih Eric pelan. Jari tangannya terlihat gemetar.

"Dia? Dia siap- Sialan! Kau baik-baik saja? Kenapa tidak minta bantuan pada Ares cucumu?"

"Tidak! Sudah cukup selama ini aku membenci mereka, aku tidak ingin menyusahkan mereka lagi. Terima kasih Mark." Panggilanpun diputus.

Eric terduduk lemah di kursi kerjanya. Tangannya mengambil foto seorang bayi yang tengah digendong oleh Ares, itu cicit pertamanya. Cicit yang belum pernah sekalipun ia lihat secara langsung. Tidak ada yang bisa ia salahkan disini selain sikap egoisnya. Dia yang meninggalkan keluarganya, dia yang melepas mereka.

Pikirannya melayang pada beberapa tahun silam saat kali terakhir ia bertemu dengan keluarga besarnya pada pesta perayaan ulang tahun perusahaan.

Menyesal? Ya, Eric menyesal. Tapi dia akan lebih menyesal lagi jika dia kembali pada keluarganya sekarang. Keluarganya akan menjadi target selanjutnya. Tidak, mungkin sudah menjadi sasaran si brengsek itu.

Ia meraih ponselnya, mengirim pesan untuk cucunya Ares yang mungkin akan menjadi pesan terakhirnya.

«««««

Tuan Evan berlari di lorong rumah sakit militer. Ia baru mendapat kabar jika ayahnya sedang dirawat di rumah sakit setelah ditangkap tadi sore. Semua keluarga yang sedang merayakan enam bulannya Noah langsung terkejut, apalagi mendengar jika beliau tertembak dua kali.

Saat sampai di ruangan tempat sang ayah dirawat, tuan Evan bertemu dengan seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.

"Apa dokter yang menangangi ayah saya?"

Dokter tersebut mengangguk, "Benar, kondisi beliau cukup berat untuk bertahan karena usianya yang sudah lanjut."

"Kira-kira apa yang diperlukan untuk ayah saya bisa sembuh dokter?" Tanya tuan Evan dengan gusar.

"Tidak ada tuan, jika umurnya sedikit lebih muda mungkin beliau bisa bertahan. Namun karena faktor usia, akan cukup sulit untuk pulih dengan cepat. Harapan saat ini tergantung dari semangat beliau untuk bertahan. Maaf jika harus mengatakan hal ini tuan," ujar sang dokter yang paham dengan perasaan keluarga pasiennya.

Tuan Evan mengangguk dan mempersilahkan dokter tersebut untuk pamit pergi. Saat pintu dibuka, Maya beserta yang lain muncul di ujung lorong.

"Bagaimana Pa?" Maya bertanya pada sang suami yang terlihat lemah. Tuan Evan menggeleng pelan. "Ayo masuk Pa, kita lihat keadaan ayah," Maya menarik lengan suaminya untuk segera memasuki ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh dua orang dewasa saja.

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang