THAT GUY BAB 15

662 78 20
                                    

Rombongan keluarga besar Lewis baru saja pulang setelah menjenguk ke rumah sakit. Kabar penembakan Maya hanya diketahui oleh beberapa pihak saja.

Montana Village Hospital adalah rumah sakit yang dibangun oleh Montana Group. Ruangan yang ditempati Maya saat ini adalah president suit dan berada di lantai sepuluh yang dikhususkan untuk keluarga Montana. Ada ruang tunggu khusus disebelah kamar rawat Maya. Di ruangan ini, balita diperbolehkan masuk.

Sejak kedatangannya kembali ke rumah sakit, mata tajam Ares tak pernah lepas dari bayi laki-laki yang kini berada dalam gendongan Anna. Begitu juga sang bayi, mereka saling menatap. Meski perhatiannya dialihkan beberapa kali, tapi matanya akan kembali pada pria dewasa bersetelan jas hitam itu.

Ares tahu dan mengakui bayi gemuk itu adalah anak kandungnya, darah dagingnya. Kemiripan mereka benar-benar nyata, tak perlu diragukan.

"Selama ini, kau tinggal dimana Nak?" tanya tuan Evan.

Anna hanya diam, tak ingin memberitahu tempat tinggalnya yang sekarang karena merasa bahwa setelah ini mereka tidak akan bertemu lagi. Emma mengode papanya lewat mata. Tanda agar jangan terlalu banyak tanya yang diangguki oleh sang papa.

"Berapa usianya?" Kali ini Ares yang bertanya. Sandra melemparkan tatapan tajam. Mencoba menghalau pandangan Ares dari Noah dengan cara bermain dengan anak itu.

"Lima bulan lebih," jawab Anna sambil menunduk.

'Tok! Tok! Tok!'

"Permisi, nyonya Maya sudah sadar." Seorang perawat berdiri di depan pintu untuk memberitahu.

Suara puji syukur terdengar di ruangan itu disusul tuan Evan yang melangkah cepat ke kamar rawat disebelah. Meninggalkan yang lain dalam keadaan canggung.

Tak lama Noah mulai menguap, matanya terlihat sayu. Tangannya menggapai kerah baju ibunya. Anna terlihat ragu untuk menyusui anaknya karena ada Ares disana. Namun pria itu abai. Matanya masih terus melihat tingkah bayi bulat itu.

Sandra yang menyadari itu langsung mengajak Anna untuk pulang. Hari juga sudah mulai gelap.

Ares membiarkan kedua wanita itu berdiri dan bersiap untuk pulang. Emma ingin mencegah tapi tak ingin memaksa juga.

Saat sampai didepan pintu, tuan Evan tiba-tiba muncul.

"Mama Maya ingin bertemu denganmu, Nak." Tuan Evan memohon pada Anna. Ares mendecakkan bibirnya. Ada anaknya disini, kenapa ingin bertemu dengan anak orang lain?

Pria itu melototi putranya, "Papa mohon, lihat Mamamu sebentar yah?" Anna akhirnya mengangguk pelan. Memberikan Noah pada Sandra, lalu mengikuti Evan.

Noah yang sudah mengantuk berat namun belum mendapatkan sumber makanannya mulai merengek.

"Kenapa sih dari tadi menangis terus sayang?" Sandra memberikan roti bayi pada Noah tapi langsung ditepis. Dia ingin tidur sekarang tapi harus menyusu dulu.

Mereka terburu-buru hingga tak menyiapkan asi cadangan. Tak mengira juga akan jadi begini.

Emma kemudian mencoba menggendongnya. Sejak bertemu, belum sekalipun ia memeluk keponakannya itu. Dari Sandra ke Emma dan kembali lagi ke Sandra, tetap saja anak itu tak mau diam.

Ares? Hanya jadi penonton. Anna belum muncul juga.

Tak lama, Emma menatap kakaknya. Berbicara tanpa suara, 'Coba gendong dia'

Ares hanya menatap adiknya sambil menaikkan sebelah alisnya. Emma yang gemas, meraih kembali tubuh Noah dan langsung didudukkan ke pangkuan Ares.

Sandra protes. Tapi keinginannya untuk membawa kembali Noah langsung terhenti.

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang