THAT GUY BAB 46

377 64 11
                                    

SEMUA TOKOH, ORGANISASI LOKASI DAN KEJADIAN DALAM CERITA INI HANYA FIKTIF DAN MURNI IMAJINASI PENULIS!

SEMUA CAST BUKAN MILIK PENULIS!

IDE CERITA MILIK PENULIS!

Anna terbangun dari tidurnya karena mendengar suara laci yang ditarik. Matanya menangkap sosok suaminya yang sedang memakai jaket. Sepertinya ia akan keluar. Padahal mereka baru pulang dari Swiss satu jam yang lalu.

"Mau kemana?" Pertanyaan itu mengalihkan atensi Ares. Pria itu mendekati ranjang, tangannya terulur dan mengelus kening istrinya yang masih berbaring, "Aku harus mengurus masalah yang terjadi di perusahaan. Tidak akan lama, Steve sudah menungguku dibawah. Jangan pergi kemanapun, mengerti?"

"Tidak bisa ditunda besok? Kau harus istirahat." Mata lentiknya menatap sang suami. Berharap lelakinya itu mau mengatakan yang sejujurnya tentang apa yang sebenarnya telah terjadi namun yang ia dapatkan hanya senyuman.

Ares mengambil tangan Anna dan mengecupnya setelah itu beralih pada Noah yang masih terlelap. Bayi itu tidak terganggu sama sekali bahkan saat Ares mencium pipi gembilnya dengan kuat.

"Aku tidak suka menunda untuk menyelesaikan sesuatu. Ingat! Jangan kemana-mana. Aku pergi."

Anna merapatkan tubuhnya pada Noah. Memeluknya erat. Hati dan pikirannya tidak tenang. Perasaan takut menyelimuti dirinya sejak mereka pulang dari Swiss.

♥♥♥♥♥

Kantor pusat Montana Group terlihat tenang saat Alvares dan Marco memasuki lobby lantai satu. Beberapa petugas keamanan berlari menyambut kedatangannya. Tak ada sapaan balik dari pemimpin tertinggi itu.

"Dia sudah sampai?" Ares bertanya pada Steve yang berada dibalik tubuhnya. Saat ini mereka sudah berada didalam lift menuju ruang kerja Ares.

"Dia sudah sampai sejak setengah jam yang lalu." Jawab Steve.

Begitu pintu lift terbuka, mereka memasuki ruangan milik Ares dimana sudah ada tamu yang sedang menunggu.

"Beritahu aku dimana Moul berada." Titah Ares. Pria itu berjalan menuju meja kerjanya, menarik lacinya lalu mengeluarkan dua buah pistol. Tidak memberi sapaan terlebih dahulu pada tamunya.

"Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak saling mengganggu?"

"Kau tahu Morreti, aku paling tidak suka mengulang hal yang sama kecuali bercinta bersama istriku. Dan aku tidak pernah bersepakat apapun denganmu." Balas Ares tajam.

Benar! Tamu Ares hari ini adalah Diego Morreti yang datang bersama seorang anak buahnya. Pemimpin Vallas yang menjual senjata illegal untuk mendiang Eric Montana. Diego dan Zico sama-sama berbisnis senjata secara illegal itulah sebabnya Ares yakin jika Diego pasti tahu dimana keberadaan saingan bisnisnya itu.

Diego mendenguskan tawa, "Kau sendiri yang bilang untuk tidak mengusik, lalu kenapa sekarang menemuiku? Bukan! Bukan kau yang menemuiku tapi aku disuruh untuk menemuimu, entah kenapa aku mau saja melakukan ini." Sungut Diego.

"Kau tidak boleh mengusikku tapi aku boleh mengusikmu. Itu intinya. Sekarang cepat katakan!"

"Aku tidak tahu! Bukankah kau yang terakhir bertemu dengannya di Vancouver?" Kilah Diego.

"Kau tahu kejadian di Vancouver?" Suara Ares mendalam. Diego menelan ludahnya. Lidahnya terlalu licin, dasar bodoh!

Brak!

Marco membuka jendela ruangan lalu menyeret tubuh Diego menuju tepi jendela. Menekannya disana hingga membuat anak buah Diego menarik dan menodongkan pistol dengan cepat.

THAT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang