BAB 99

132 13 21
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Saturn - Sleeping At Last

2. Chasing Cars - Sleeping At Last

***


Detik.

Menit.

Jam.

Di ruang tunggu, Raegan yang tepekur dan berulang kali memberi penolakan terhadap pemahaman akan kehilangan. Ia mengharapkan Tuhan memberinya waktu mujur.

Raegan Edgar bersumpah pada dirinya sendiri dan juga pada dunia akan rela memberikan waktu mujurnya untuk Hailey setelah mendapatkan hal berharga dan terbesar dari Hailey untuk dirinya. Keyakinan dan sumpah itu Raegan wujudkan melalui sorot matanya. Bahunya yang tegap meluruh lemas saat memandang lantai. Punggung tangan Raegan melakukan hal yang sama atas nama penolakan terhadap kehilangan, berulang kali mengusap pipinya.

Athena, Pamela, Robert, dan Luke menjadi saksi yang sesungguhnya. Mereka menahan napas. Mereka menatap langit ruangan dengan segenap hati. Raegan terus tepekur dan merenung, mengenang banyak hal dan mata dunia tahu apa yang sedang ia mainkan di dalam memorinya. Ada banyak potret dinding, cincin pernikahannya, permainan piano, bisikan Hailey yang menenangkan di setiap malam, coklat hangat, kue yang lezat, dan pengakuan cinta paling indah yang pernah lelaki itu dapatkan.

Selanjutnya mata dunia melihat Raegan memejamkan kewarasannya sejenak sejak terakhir kali Profesor Gilbert memintanya bersabar. Mereka tahu bahwa Raegan mencoba mengingat semua hal itu. Pun, mengingat ketulusan cinta sejati yang selalu memberikan senyuman terbaik, tersipu dengan wajah yang rupawan ketika Raegan menggodanya, dan tersenyum miring saat menjahilinya di Honduras karena membawa pulang seekor gurita, atau saat tampak bahagia di altar karena cincin pernikahan sederhana dan sepasang anting mutiara.

Ada banyak kegelisahan dan ketakutan yang berhembus. Hal itu memenuhi ruangan tunggu dengan sorot getir pula. Beberapa jam kemudian, Athena dan semua orang tersenyum karena kelegaan luar biasa begitu Raegan mendapatkan sedikit waktu mujurnya.

Tuhan akhirnya mengizinkan, menyampaikan ke pendengaran Raegan dengan cara yang luar biasa. Tangisan bayi kemudian memenuhi sepanjang lorong, menjadi jenis suara yang menggetarkan hati seluruh mata dunia dan ayahnya sendiri.

Raegan akhirnya dapat berdiri dengan tegap, berjalan ke arah pintu ruang operasi saat Dr. Emily menghampirinya dengan senyuman. "Bayimu perempuan, Tuan Edgar. Dia terlahir dengan kondisi normal, tidak prematur. Dia sangat cantik seperti ibunya dan menawan seperti ayahnya. Kau akan melihatnya nanti setelah ini berakhir."

Raegan lantas menangis. Tergugu. Bahunya berguncang. Tubuhnya hampir meluruh di lantai atas perasaan bahagia seandainya jika Luke tidak segera memeluknya erat.

"Selamat, Raegan." Luke menepuk punggung Raegan dengan senyuman. "Kini kau benar-benar seorang ayah yang memiliki bayi perempuan."

Pelukan erat dan berita bahagia atas hasil dari kemauan untuk memahami makna kehadiran dengan sukarela juga Robert, Pamela, dan Athena berikan untuk Raegan. Mereka menitikkan keharuan, mengangguk yakin pada Raegan bahwa penantiannya akan segera berakhir. Profesor Gilbert kembali melanjutkan pembedahan dan sedang berusaha melakukan yang terbaik sesuai janjinya.

Detik. Menit. Jam. Waktu sedang Tuhan jalankan begitu saja.

Berjam-jam kemudian, Tuhan sepakat bersama langit, awan, dan juga kepingan salju bahwa Ia akan memberikan sedikit waktu mujur, sekali lagi untuk Raegan yang sedang menegakkan tubuh menanti menemui bayi perempuannya. Sedikit waktu mujur itu juga Raegan dapatkan saat Tuhan memperbolehkannya menemui Hailey di ruangan ICU.

I'll Always Be Your Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang