BAB 70

150 18 6
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Yellow - Coldplay

2. How Long Will I Love You - Ellie Goulding

3. Nowhere Warm - Kate Havnevik


***



Membelai.

Menyeka air mata.

Tangan Raegan tidak pernah berhenti untuk mengusap wajah Hailey. Lengannya yang kuat tidak pernah turun saat memutuskan memberikan pelukan dengan pasti, melindungi apa yang berada di dalamnya. Setelah itu Raegan menggunakan ibu jarinya untuk menelusuri wajah Hailey sambil menatap lamat-lamat, melarang keras kristal air mata melewati pelupuk mata dan membasahi wajah cantik di hadapannya meski telah diperbolehkan menangis sampai hati kecilnya yang berharga bisa lepas dari kungkungan rasa sedih. Raegan menatap sepenuh hati.

Tetap saja tak sampai hati.

Tetap saja tersakiti.

Masa-masa yang telah berlalu, salah satu di antaranya tidak sempat berpelukan dengan hangat, sambil hati yang tulus mencurahkan perasaan penuh cinta. Tidak sempat menempelkan kening, tidak sempat saling tersenyum atau menatap mata yang berbinar-binar. Kali ini, Raegan berulang kali mewujudkan kesempatan-kesempatan yang dilewatkan bersama. Ia mengusap dagu Hailey dan menatap penuh kasih. Begitu berharga. Salah satu di antara kesempatan itu juga tidak sempat menyatakan kalimat tidak ingin berpisah.

Raegan menjaga tubuh lunglai Hailey dengan baik di atas pangkuannya, merengkuh erat. Gadis itu memiliki hak penuh untuk bersandar di bahunya yang tegap, bebas mengalungkan tangan di lehernya yang kokoh, bebas menangis, dan juga berkeluh kesah. Sejak dulu mata dunia tahu bahwa mereka saling melengkapi, tetapi kali ini Raegan juga rela mewujudkan apapun bersama-sama, sebab 16 tahun silam tidak sempat melakukannya. Sebab Raegan tidak sempat memeluknya ketika anak mereka gugur.

Kali ini tangannya tidak lagi gemetar saat menyentuh Hailey. Kali ini begitu yakin, Raegan berupaya selembut mungkin saat menyapukan sentuhan pada wajah dan bahu Hailey, khawatir kalau-kalau gadis itu merasakan sakit tidak hanya pada perutnya.

"Katakan saja...." Raegan berucap serak dan dalam. Kedua alisnya melengkung sedih saat merayu dengan usapan ibu jari pada dagu Hailey. "Katakan padaku bagaimana rasa sakit yang kau rasakan saat ini. Berceritalah, selama ini kau selalu memintaku maka aku juga ingin mendengarmu. Aku tidak bisa menahan diriku lebih lama apabila tidak mendengarmu berbicara."

Hailey menarik sudut bibirnya, tersenyum kecil sambil menggeleng. Namun, Raegan secepatnya memberikan gelengan kepala karena Hailey kembali melakukan kesalahan. "Jangan. Jangan membendungnya atau mencoba menyembunyikannya dariku. Semua ini terlalu menyakitkan bahkan untukmu yang tidak pernah mempersoalkan atau mengeluhkan apapun."

Rasa sakit semestinya tidak boleh dibendung terlalu lama, Raegan meyakininya saat wajah Hailey terlalu pucat, tubuhnya yang terasa demam, dan bagaimana mata hazel Hailey menatap sayu walaupun berusaha keras mengerjap agar terlihat tangguh. Raegan akan terus mencari cara agar rayuannya berhasil, agar Hailey mau menyerah dan bersandar sepenuhnya. Setelah itu ia menatap sungguh-sungguh dan pada akhirnya gadis itu mengangguk lemah. Menggigit pipi bagian dalamnya.

"Sakit.... Rasanya cukup sakit saat pertama kali aku merasakannya." Hailey menelan ludah sejenak, menggeleng, mengusap air mata. "Sekarang jauh lebih baik, dokter sudah memberiku obat."

I'll Always Be Your Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang