BAB 40

171 16 4
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. The Joker and The Queen - Ed Sheeran, Taylor Swift

***

Hailey mengernyit keras. Tiba-tiba mobilnya berjalan pelan dan kap mobilnya mengeluarkan asap. Raegan turut memicingkan mata curiga saat menyuruh Hailey memarkirkan mobilnya di tepi jalan yang sepi.

"Ada apa dengan mobilmu?" Raegan menghela napas kasar, turun dari mobil dan membuka kap mobil Hailey untuk memeriksa. Hailey mengikutinya sambil berkacak pinggang, berekspresi khawatir terhadap mobil kesayangannya. Setelah akhirnya Raegan membuka kap mobil, barulah ia membulatkan mata.

"Kau tidak pernah merawar aki mobilmu?!" Raegan berseru tidak percaya, mengerutkan dahi di depan Hailey sambil menatap mobil tua Hailey dengan kesal.

"A–aku sudah menggantinya satu bulan yang lalu.... Apa... ini buruk? Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?"

Kecemasan Hailey mengganggu Raegan dan membuatnya mengeraskan rahang. Raegan berpikir keras sambil meratapi mobil Hailey beberapa lama sebelum meraih ponsel. Menggerutu. "Inilah yang aku maksud kalau mobil tua dan jelek ini memiliki banyak resiko. Kerusakannya tidak terlalu parah, bersyukurlah, apa jadinya jika kau pergi sendirian dan berhenti di tempat seperti ini tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa? Lihat apa yang terjadi saat kau terus membantahku. Membantuku, katamu? Coba lihat di mana kita berada sekarang."

"Maaf, aku sungguh minta maaf." Hailey mengigit tepi bibirnya dengan gugup. Merasa bersalah pada Raegan saat ia bisa melihat dahi lelaki itu berkerut dan tampak kesal saat menghubungi seseorang.

"Apa kamu menghubungi seseorang untuk datang kemari?" tanya Hailey, setelah Raegan menutup teleponnya.

"Akan membutuhkan waktu panjang, tempat kita berada saat ini jauh dari kota." Raegan menyilangkan tangannya di depan dada, bersandar di dekat mobil dan berekspresi datar di hadapan Hailey.

Siang itu sedikit mendung, tetapi Hailey bisa melihat kening Raegan berkeringat. Maka ia segera kembali ke dalam mobil. Mengambil sapu tangan dan satu tas di mana ia menyimpan beberapa roti lapis tuna. Raegan mengusap keringatnya dan terlihat bingung saat Hailey menyodorkan satu roti lapis sambil tersenyum kikuk, "Sudah waktunya makan siang, kamu tidak boleh melewatkan jadwal makan selagi menunggu orang-orang itu datang."

Roti lapis tuna yang rasanya enak sekali itu, tidak pernah mendapatkan penolakan. Raegan menerimanya tanpa banyak berbicara. Mengunyah perlahan, menelan sambil meresapi rasanya. Kekesalan di wajah Raegan yang tampan sudah hilang seperti tersapu angin, Hailey tersenyum saat menyadarinya. "Rasanya seperti sedang berpiknik."

"Jangan tertawa." Raegan melempar lirikan tajam. "Ini salahmu."

"Baiklah, aku lupa. Aku sudah meminta maaf. Tapi akuilah, Raegan, kamu tidak pernah makan roti lapis di pinggir jalan sambil menikmati hembusan angin seperti ini, bukan?"

Hailey tidak pernah berhenti tersenyum dan selalu ceria sepanjang hari, Raegan tidak tahu mengapa gadis itu masih begitu senang saat mereka harus berhenti di pinggir jalan. Hailey bahkan menghabiskan makananya tanpa banyak mengeluh, Raegan pun tahu bahwa sejak gadis itu masih kecil ia tidak pernah mempersoalkan apapun.

Kemudian Hailey menatap Raegan dengan gugup, tiba-tiba menggeser tubuhnya lebih dekat, "S–setelah aku berpikir, aku baru menyadari bahwa saat ini kita berada di dekat hutan."

I'll Always Be Your Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang