BAB 91

88 12 14
                                    


Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Passacaglia - Johan Halvorsen, Lola Astanova


***


Raegan menggeleng. Setengah mati ia tidak mengerti upaya Dr. Emily dalam memberinya sebuah pemahaman menyedihkan.

"Kanker? Kau sedang memberiku lelucon?"

Raegan teramat ingin tertawa atau sekedar senyuman getir. Namun, tubuhnya hanya sanggup membeku pada pijakan rapuh. Sorot matanya dingin saat menatap Dr. Emily. Kepalan tangannya lemas terurai di udara dan wajahnya pucat walaupun tidak lebih parah daripada wajah Hailey. Pada saat itu, Raegan hanya dapat memahami bahwa kelalaian sekali lagi menertawakannya.

Dr. Emily tidak sanggup menuturkan apapun, sebab daripada dirinya, hanya Raegan yang tidak sanggup memeluk berita menyedihkan itu dengan hati yang rela. Selama ini pun tidak ada. Kesunyian yang dia berikan dengan sengaja adalah agar Raegan memahami apa maksudNya. Lalu tepat pada saat itu juga, Rober Burke melangkah keluar dan memanggil Raegan.

"Tuan, Nyonya Edgar sudah bangun."

Bagaimana bisa begitu tega? Raegan belum sempat mempercayai berita Dr. Emily Young, lalu kini melangkah gontai mendatangi kamar perawatan Hailey. Hati kecilnya setengah mati berteriak mempertanyakan bagaimana bibirnya akan tega memberitahu apa yang sedang terjadi pada Hailey. Pun, setengah mati berteriak pada Tuhan bagaimana caranya menjadi seorang petarung sejati ketika yang Raegan inginkan pertama kalinya adalah menyerah.

Di hadapan Hailey yang sudah membuka matanya dengan sorot sayu, Raegan hampir menggeleng pada dirinya sendiri karena tidak sanggup. Sementara itu Pamela, Robert, dan Dr. Emily berdiri mengelilingi ranjang medis Hailey merasa lega bahwa gadis itu telah siuman.

"Raegan...."

"Apa kau baik-baik saja, Sayang?" Pertanyaan itu Raegan bisikkan di atas kening Hailey sebelum ia memberi istrinya kecupan. Pertanyaan itulah yang juga sedang merobek hati nuraninya karena Hailey sungguh tidak baik-baik saja.

"Ini rumah sakit, Raegan. Apa kamu terpaksa membawaku kemari karena aku tidak mengikuti saranmu untuk menemui dokter?" Hailey menyentuh bahu Raegan dengan senyuman jahil dan dahi yang berkerut samar sedangkan suara paraunya membuat semua orang menahan napas.

"Saat pulang bekerja aku menemukanmu tidak sadarkan diri di ranjang kita." Raegan kemudian menghentikan penjelasan sejenak untuk menggunakan punggung tangannya pada sisi wajah Hailey. Napasnya pun seolah tertahan.

Sementara itu perwakilan mata dunia yang sebenarnya masih menyaksikan. Mereka mengatupkan bibir memberi kesempatan terbaik agar Raegan dapat menjelaskan dan mengasihi Hailey di waktu yang bersamaan. Mereka menanti dengan sabar, memberi segala waktu.

"Benarkah? Apa yang terjadi padaku?" Hailey bertanya dalam suara parau sembari mengusap perutnya. Saat itu Raegan menelan ludah susah payah dan bibirnya terasa kaku, tak ingin lagi melesatkan kalimat yang nantinya akan menyakiti Hailey.

Namun, Raegan meraih tangan Hailey dari perutnya. Memberi kecupan untuk kesekian kalinya, Raegan tidak menggeleng maupun mengangguk untuk menjawab pertanyaan Hailey. Mata hazel yang tampak sayu saat menatapnya adalah sebagian kecil hal yang dapat menyiksa batin Raegan. "Anak kita baik-baik saja, jangan cemas."

I'll Always Be Your Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang